Mingyu berbaring ditempat tidurnya, kedua tangannya memeluk guling lalu meremasnya kuat, menahan segala gejolak yang ada didada. Rasa sakit didadanya masih terasa, bukan lagi karena dikeluarkan dari tim basket tapi karena diadu domba dengan Taehyung. Seolah-olah Mingyu hendak merebut Jungkook dari Taehyung. Mingyu memiringkan tubuhnya menghadap ke dinding, berusaha tenang dan memejamkan matanya. Namun, sedari tadi ia matanya tidak bisa terpejam sama sekali bahkan setelah ia meminum obatnya.
Ingin rasanya Mingyu meminta Mamah Baek untuk menemaninya, tapi ia tahu diri Mamah Baek pasti capek, mengurusnya dan juga memikirkannya. Tapi tanpa sadar mulutnya memanggi Mamah Baek meskipun pelan. "Mamah . . ." seberapapun Mingyu terlihat lebih dewasa dari umurnya, namun ia tetap bocah berumur tujuh belas tahun yang masih ingin dimanja dan disayang oleh orang tuanya, apalagi ketika sakit.
Papah Chan telah selesai melakukan kegiatannya bersama Mama Baek. Seperti biasanya, begitu selesai dengan kegiatan 'anu', Papah Chan segera memakai kolor dan juga singletnya, keluar dari kamar tidurnya menuju ke kamar anak-anaknya untuk mengecek satu persatu anaknya. Papah Chan masuk kamar Taehyung terlebih dahulu, membetulkan selimut yang sudah terjun bebas di lantai. Kemudian ke kamar si bungsu, tidak beda jauh dengan si sulung, jika si sulung hanya selimut saja yang jatuh di lantai kalau Heechan bantal dan guling juga sudah tergeletak di lantai. Posisi tidur Heechan yang tidak wajar membuat Papah Chan terpaksa membetulkan posisi tidur anak bungsunya tersebut hingga nyaman, dan menyelimutinya kemudian.
Terakhir masuk ke kamar anak tengahnya, sebetulnya juga tidak beda kondisinya dengan kedua saudaranya. Namun, kali ini Papah Chan tidak melihat selimut yang menjuntai ke lantai dikamar anak tengahnya. Papah Chan segera mendekat ke Mingyu setelah mendengar Mingyu memanggil Mamah Baek meskipun sangat pelan. Papah Chan mendudukkan dirinya disamping Mingyu. Tangannya terulur mengusap rambut Mingyu.
"Gyu belum tidur?" tanya Papah Chan.
Mingyu segera membalikkan tubuhnya menghadap Papah Chan. "Papah . ."
"YA Tuhan. . . Gyu kenapa?" Papah Chan kaget melihat wajah sayu Mingyu, mata berlinang airmata. Papah Chan meraba kening Mingyu, "Drop lagi kan?" ucap Papah Chan. "Kita ke rumah sakit aja Yok?"
Mingyu menggelengkan kepalanya, "Ga mau Pah, Papah sini aja temenin Gyu." Mingyu menarik tangan Papah Chan, dan memegangnya.
"Iya Papah temenin, tapi Gyu harus bobok ya." pinta Papah Chan.
"Pah . . ."
"Hmm . . . mau cerita sama Papah?"
"Pah, apa Gyu bukan anak yang baik? Katanya kalau anak yang ga baik pasti dapat balasan yang ga baik pula?" tanya Mingyu. "Kalau Mingyu suka bantah Papah dan Mamah maaf Gyu ya Pah,"
Papah Chan tersenyum, pemikiran anak keduanya ini sungguh polos. "Dimata Papah, Mingyu adalah yang terbaik, berbakti pada Papah dan Mamah, sayang ma Taehyung dan Heechan."
"Tapi kenapa ada orang yang jahat sama Gyu?" keluh Mingyu.
"Karena tidak semua orang berpikiran sama seperti Gyu, banyak orang yang memilih jalan yang tidak benar untuk mencapai keinginannya, mereka tidak peduli jika jalan yang ditempuh itu menyakiti orang lain, asalkan keinginan mereka tercapai." jelas Papah Chan. "Dah ga usah terlalu dipikirkan, kalau mau Gyu bisa pindah sekolah supaya tidak diganggu terus."
"Gyu pusing Papah." adu Mingyu, membiarkan dirinya terlihat lemah didepan Papah Chan. "Gyu ga bisa tidur Pah."
Mingyu menggelengkan kepalanya lagi, "Tdak Pah, Gyu ga mau pindah sekolah, Gyu bukan pengecut yang bisanya cuma kabur aja, Gyu pengen tahu apa alasan mereka berbuat begini ma Gyu."
"Papah dukung apapun keputusanmu, dengan syarat harus benar-benar sehat baru boleh masuk sekolah. Lihat-kan akibatnya kalau belum benar-benar sehat, ditimpuk bola aja sudah oleng, dan sekarang malah nge-drop lagi." Papah Chan berubah cerewet seperti Mamah Baek. "Jja sekarang tidur ne, Papah ambil kompres dulu sekalian Papah bikinin susu."
Mingyu mengangguk pasrah, melepaskan genggamannya pada lengan Papah Chan. Membiarkan Papah Chan beranjak dari tempat tidurnya untuk mengambil kompres dan membuatkannya susu. Mungkin dengan begitu Mingyu bisa tidur nyenyak.
#
Mingyu baru terlelap saat jam telah menunjukkan pukul empat pagi. Papah Chan membetulkan selimut Mingyu, mengganti kompresnya, mengecup kening Mingyu kemudian. Papah Chan melangkah meninggalkan kamar Mingyu, kembali ke kamarnya untuk tidur, beruntung hari ini Weekend jadi Papah Chan libur kerja.
Papah Chan membaringkan tubuhnya disamping Mamah Baek, "Baru kembali Pah? Jam berapa sekarang?" tanya Mamah Baek.
"Jam empat pagi sayang, Gyu drop lagi, dia baru saja tidur." jawab Papah Chan. "Papah tidur dulu, Papah belum tidur sama sekali."
"Papah kok ga bilang kalau Gyu drop lagi." Mamah Baek khawatir.
"Udah gapapa, Jja tidur lagi aja, Gyu juga dah tenang kok." Papah Chan menarik Mamah Baek untuk tidur lagi dalam dekapannya.
Pagi hari dikediaman Papah Chan nampak sepi, hanya Mamah Baek yang berkutat di dapur. Taehyung dan Heechan di ruang tengah menonton kartun pagi. Papah Chan Mingyu masih terlelap dikamarnya masing-masing. Sarapan kali ini kurang seru karena bertiga, jika biasanya Heechan berisik karena mengganggu Mingyu, kini Heechan hanya diam saja menikmati sarapannya. Heechan tidak berani mengangguk Taehyung, kecuali jika Heechan mempunyai sekutu untuk menganggu Taehyung, Jungkook misalnya.
"Mah . . . kok Mingyu sakit lagi sih?" tanya Heechan, "Mingyu ga kena sakit parah-kan Mah? Kok ga sembuh-sembuh?" Heechan sedih juga Mingyu sakit, meskipun Mingyu adalah sasaran utama keusilannya, tapi kalau melihat Mingyu ga berdaya dia kasihan juga.
"Nggak kok, bentar lagi juga sembuh." ujar Mamah Baek, "Kenapa? Ga bisa jahilin Gyu ya?" Mamah Baek balik bertanya.
"Tidak juga sih Mah, kasihan aja ma Gyu, Gyu-kan biasanya aktif ga bisa diam, tapi pagi pas Chan-chan mau gangguin Gyu, Gyu masih tidur dengan kompres menempel dikeningnya." cerita Heechan.
"Iya, tadi malam Gyu drop lagi, Gyu baru bisa tidur jam emapt pagi. Oh ya Tae, sudah tahu siapa yang melempar Gyu dengan bola kemarin?"
"Sudah Mah, tadi malam Tae tanya Kookie. Besok akan Tae temuin itu anak apa maksudnya melempar bola pada Mingyu."
#
TBC
Bersambung dulu
Vote dn komentarnya ya
LOVE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Kiming
FanfictionDia Kiming, atau lengkapnya Kim Mingyu. Tujuh belas tahun, ganteng, tinggi, eksotis, anak kedua dari pasangan Chanyeol dan Baekyun. Kiming multi talent, meski nilai akademiknya biasa- biasa saja, tapi dia jago multimedia, jago masak secara...