13. Baikan?

193 15 5
                                    

Bugh..

Sebuah pukulan keras menghantam rahang cowok yang memeluk Alisa. Sontak pelukan itu terlepas dan pria itu terjatuh tersungkur. Akhsan dan Rico kaget melihat kejadian itu.

"Dika!" teriak Akshan dan reno serentak. "Lo gak papa kn?" tanya Rico.

Dika menyeka darah yang keluar dari bibir yang sobek akibat pukulan yang menghantam rahangnya.

"Kenapa lo peluk cewek gue?" tanya Reno penuh emosi.

Dika hanya diam. Dia jugavtidak tahu Alasan mengapa ia memeluk  cewek itu. Dika yang notabennya cowok paling dingin dan anti banget yang namanya cewek.

Reno menarik Alisa untuk pergi dari rooftop. Sedang Alisa menatap menatap Dika dengan rasa bersalahnya. Gara-gara dia Reno sampai memukul Sahabatnya sandiri.

"Dika lo gak papa kan?" tanya Rico lagi. Lalu membantu Dika untuk berdiri.

"Gue gak papa" jawab Dika.

"Lo juga sih Ka, udah tau itu cewek Reno masih juga lu peluk-peluk segala. Lo tau sendiri kan Reno orangnya gimana. Posesif abes." cerocos Akshan.

"Hmm"

"Gila nih Reno sama temen sendiri cuma jawab 'hmm' coba sama si Alisa. Main serobot aja tuh main peluk- peluk. Atau jangan-jangan lo suka ya sama Alisa. Lebih baik jangan deh Ka. Demi kesejahteraan bersama." ujar Akshan lagi sok ngambek kayak kurang belaian.

"Udah ngomong nya San?" tanya Rico jengah. "Nyerocos mulu. Lambe mu San"

Rico dan Akshan masih adu mulut. Sampai berdebat masalah yang tidak penting. Dika berjalan ke pagar pembatas menghirup udara dengan rakusnya dan mengeluarkannya. Mata Dika melihat ke bawah di mana ada Reno yang menarik tangan Alisa entah mau di bawa ke mana. Dika pun tidak tahu mengapa dia melakukan itu hal tadi itu juga di luar pikiran dia.

"Kenapa gue bisa ngelakuin itu? Ternyata dia pacar sahabat gue. Ada apa dengan gue." batin Dika.

❤❤❤

Reno terus menarik tangan Alisa. Alisa meringis karena tangan yang di tarik Reno sedikit memerah akibat pegaangan yang cukup erat. Kening Alisa mengkerut pasalnya sekarang mereka memasuki ruang ketua osis. Ya ruang yang hanya khusus untuk ketua osis saja. Ruang ketua osis dan ruang osis berbeda. Tidak ada yang boleh masuk selain ketua osis.

"Duduk!" pinta Reno.

Alisa pun duduk di ruang itu. Dengan wajah yang menunduk menatap lantai.

"Apa lantai itu lebih menarik dari pada aku ha!"

Alisa mendongak kan kepalanya. Melihat Reno. Ada rasa takut pada Reno karena Reno yang saat ini bukan seperti Reno yang ia kenal. Sekarang Reno seperti di selimuti akan amarah.

Reno melihat manik mata Alisa dengan intens. Perlahan wajah Reno semakin dekat dengan wajah Alisa. Alisa yang melihat pergerakan itu spontan memundurkan kepalanya tapi Reno lagi lagi mencondongkan wajah nya ke wajah Alisa memperkikis jarak di antara mereka. Mereka sekarang merasakn nafas yang menerpa wajah masing-masing. Alisa gugup Alisa memejamkan matanya. Tiba-tiba tangan Reno menyentuh pipi Alisa dengan Lembut. "Maafkan aku" ucap Reno.

Alisa membuka matanya. Ada rasa lega karena apa yang ia fikirkan tidak terjadi. Reno mengusap Air mata yang masih berada di pipi Alisa.

"Jangan menangis, aku tidak bisa melihat wanita yang aku cintai menangis. Maaf Sa." lirih Reno.

"Untuk apa kamu minta maaf Ren" tanya Alisa.

Couple?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang