Ninth✔

60 11 4
                                    

Entah sudah beberapa menit aku menenggelamkan kepalaku di meja. Tidak ada rencana apapun selain mencoba sedikit menghilangkan rasa sakit diperutku.

Masih di posisi yang sama, aku mendengar suara langkah kaki dikelas yang aku tau sejak tadi memang sudah kosong.

Tidak berniat untuk mengangkat kepala dan melihat siapa yang datang. Aku mempertahankan posisi ku.

Karena aku pikir, mungkin salah satu dari mereka meninggalkan barangnya di kelas dan ingin memgambilnya.

Namun, pikiranku salah. Karena aku merasakan ada orang berdiri disamping ku. Dan kemudian dengan suara berat orang itu berkata,

"Bangun"

Secara otomatis aku mendangak. Melihat siapa yang berbicara padaku barusan.

"Aku..."

"Aku bilang bangun!"

"Tidak bisa. Aku...."

Dia. Pria itu. Mino, siswa yang duduk di depan mejaku.

Tidak ada clue sama sekali kenapa dia bisa datang kesini dan memberi perintah seperti itu. Aku tidak mengenalnya, dan sudah dapat dipastikan juga dia tidak akan mengenalku.

Mino berdecak melihat aku yang belum juga berdiri.

Tentu saja, bagaimana caranya aku berdiri saat tau ada bercak merah yang akan dia lihat nantinya.

Dengan tiba-tiba, Mino menarik lenganku dan secara otomatis membuatku berdiri dihadapannya.

Dia membuka jaketnya, lalu memasangkannya di pinggangku.

Sungguh. Aku hanya bisa terpaku ditempat atas apa yang sedang dia lakukan saat ini.

Dia tidak bicara apapun setelah melakukannya. Dan aku juga masih hanya terdiam di tempat.

Mino membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa barang, diantaranya tisu basah, satu tablet obat dan air mineral.

Semua dia letakkan di meja ku.

"Mau ku antar atau tidak?"

"Siapa?"

Mino menatapku dengan raut wajah mengkerut. Antara bingung dan kesal.

"Kau. Mau aku antar tidak?"

"Kenapa?"

Mino menghela nafas panjang dan berdecak pelan.

"Aku tau kau sedang dalam keadaan darurat. Darimana aku tau? Sejak tadi kau menendang bangku dan tidak bisa diam. Kenapa aku mau membantu mu? Anggap saja kau berhutang padaku, paham?"

Aku mengerjajapkan mataku beberapa kali melihat Mino menjelaskan semua yang ingin aku tanyakan.

Aku tersenyum sekilas.

"Tidak usah. Aku akan pulang sendiri. Semoga setelah minum obat ini aku akan baikan. Terima kasih banyak, Minho"

"Mino. Bukan Minho"

"Oh iya. Terima kasih Mino. Akan aku kembalikan jaketnya besok"

Mino hanya melambaikan tangan lalu pergi meninggalkan kelas.

Sekali lagi, tanpa membalas ucapan terima kasih ku.

TBC

Lama bgt ya genk updatenya... Wkwk. InsyaAllah yang punya akun bakal aktif lagi dalam rangka "Move On dari JBJ". Oke sekian.

NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang