Setelah sampai di rumah, aku langsung turun dari motor Daehyun, memberikan helmnya dan masuk kedalam rumah bahkan tanpa mengucapkan terima kasih. Aku tahu hal itu sangat tidak sopan, tapi entah mengapa aku sudah benar-benar tidak suka dengan pria itu. Semua hal yang dia lakukan selalu saja menjengkelkan di mata ku.
Aku merebahkan badan ku di kasur setelah selesai membersihkan diri. Rumah menjadi begitu sunyi saat kedua orang tua ku harus kembali berkutat dengan rutinitas pekerjaannya.
Kadang aku sempat berpikir, bahwa aku yang sulit bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarku ini ialah akibat kurangnya perhatian dari orang tua. Aku sangat jarang bahkan hanya untuk berkomunikasi dengan mereka, seperti halnya anak lainnya yang akan berbagi cerita dengan orang tuanya. Aku sangat jarang melakukan hal semacam itu.
Mungkin untuk perhatian semacam, selamat malam atau selamat tidur serta kebutuhan materi lainnya, aku mendapatkannya bahkan lebih dari cukup. Namun, selebihnya seperti mempunyai pembicaraan seru dengan bunda atau ayah, aku tidak pernah melakukannya.
Menurut ku, hal inilah yang membuat ku akhirnya memiliki kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang baru ku kenal. Sehingga tidak heran, bahkan ditahun terakhir sekolah, aku masih tidak mempunyai satu pun teman.
Sebenarnya perkaatan Nerd dan aneh yang sering siswa lainnya lontarkan pada ku, bukan serta merta aku dapatkan sejak awal aku memasuki sekolah. Semua terjadi saat beberapa bulan setelahnya. Aku tidak pernah bersosialisasi dengan murid-murid lainnya. Aku lebih sering menyibukkan diri pada buku-buku dan selalu lebih memilih untuk menyendiri.
Sebenarnya aku sangat ingin berkomunikasi dan mencari teman pada saat itu, namun rasanya begitu sulit. Ditambah lagi, saat memasuki masa sekolah menengah atas, aku dan keluarga ku memang baru pindah ke kota ini. Sehingga suasana baru di kota ini, membuat ku menjadi semakin tertekan dan berimbas pada sulitnya bersosialisasi dengan orang-orang baru di sekitar ku.
Aku bukan orang yang penyendiri bahkan bukan seorang Nerd pada saat sekolah dasar dan menengah pertama. Aku siswa biasa, masih dengan kacamata tebal, tetapi mempunyai beberapa teman dekat. Namun, semua kontak mereka hilang saat aku pindah ke kota ini. Karena ponsel ku yang terjatuh di kolam ikan depan rumah saat pertama kali menginjakkan kaki dirumah ini.
Aku memejamkan mata ku beberapa menit, namun sebuah notifikasi Line membuat ku mengurungkan niat untuk tertidur.
Aku membuka aplikasi tersebut dan menemukan beberapa chat, dan salah satunya ialah dari Mino.
Mino
Kau sudah sampai rumah?Tanpa sadar aku meremas ponsel yang ada di tangan ku, lalu jantung ku mulai berdegup tidak beraturan, lagi dan lagi.
Aku bahkan tidak mengerti mengapa semenjak kejadian pria itu memberikan jaketnya, lalu mengantarkan aku pulang, kemudian mengantarkan ku ke toilet tadi, bisa membuat jantung ku tidak karuan seperti ini.
Aku menyangkal kalimat ‘jatuh cinta’ berkali-kali, karena ayolah, bahkan berbicara dengannya dengan benar saja aku tidak bisa, bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada Song Mino?
Mino
Kau sudah mengabaikan pesan ku empat kali. Lima kali, jika pesan yang satu ini kau abaikan juga.Sudut bibir ku terangkat membaca pesannya. Dan secara reflek aku menghitung berapa pesan yang sudah dia kirim padaku.
KwonnJieunn
Sudah
Kau sendiri?Aku merutuki diriku saat tidak sengaja menekan icon send pada ponsel ku di kalimat terakhir yang aku ketik.