Vommentnya guys 😊
🗝🗝🗝
"Yeri, kamu baik-baik ya selama sebulan disana, jangan aneh-aneh, oke?" Mama mengusap kepala gue pelan lalu mencium pucuk kepala gue sebelum melepas gue pergi selama sebulan.
Entah gue kerasukan setan macam apa, yang gue tahu, gue membohongi Mama dengan bilang akan ada proyek kampus dan akan menyebabkan gue meninggalkan rumah dalam satu bulan.
Dan ini semua karena Kai.
"Iya, Ma." jawab gue sambil tersenyum cerah.
"Kalo udah selesai proyeknya, cepet pulang ya ke rumah? Kamu tahu kan mama sendirian sebulan di rumah ini tanpa kamu." rayunya sambil menatap wajah gue dengan berkaca-kaca. Gue bisa melihat dia menaruh harapan kepada gue biar gue cepat pulang.
"Iya, Mama. Yeri usahain."
Baru saja gue ingin beranjak dari situ, Mama sudah memegang tangan gue lagi. "Jangan lupa, doain Papa biar cepet keluar dari sana."
Lagi-lagi jantung gue merasa sakit. Ini memang sudah menjadi kebiasaan bagi gue. Jika ada yang menyebut-nyebut Papa atau membahas masalah yang seperti Papa alami, gue selalu sesak.
Kadang gue juga kesel sama kesalahan Papa sendiri. Membuat Mama ㅡkalau; tanpa gue, akan sendirian dan disibukkan dengan pekerjaannya sendiri.
Tring...
"Ma. Udah ya? Temen Yeri udah jemput, katanya udah didepan."
Lalu Mama melepas gue di depan pintu dan gue berjalan dengan ransel yang gue dukung keluar dari pager rumah. Mama gak mengantarkan gue sampai keluar pagar karena dia tadi sebenarnya sedang masak untuk makan siangnya sendiri.
"Kai, lo dimana?" tanya gue dengan sambungan telfon yang menyambung itu.
"Didepan rumah lo," suara terdengar dari telfon gue.
Di saat gue keluar rumah, gue gak melihat sama sekali motor butut khasnya ataupun mendengar suara knalpotnya yang menurut gue sangat menganggu.
"Gak ada." jawab gue sembari melihat-lihat ke arah kanan dan kiri. Mencari.
"Lo buta?"
"Gak tuh! Lo salah rumah kali, Kai."
Sialan. Pakai acara segala lagi nuduh gue buta lagi. Harusnya dia tuh yang gue katain habis-habisan!
"Maju."
Gue pun maju beberapa langkah. Bukannya motor butut yang gue lihat, gue malah mendekati mobil hitam sport yang sepertinya punya tetangga. Kalau gak salah, Papa dulu ada mobil ini. Mobil sport seri BMW i8.
"Ya mana motor lo? Ini gue maju maju mulu nanti malah nabrak mobil tetangga!" bentak gue kesal.
"Deketin jendela penyetirnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
undercover [KAI]
Fanfiction(21+) Ternyata dia gak culun seperti yang gue kira. ⚠️SO MUCH DADDY KINK CONTENT