Bab 4

23.8K 1.1K 74
                                    

Vommentnya ya guys biar cepet update! 😊

🗝🗝🗝

Gue masih tertegun dengan apa yang barusan gue lihat. Awalnya, gue kira, tempat tinggal seorang anak culun seperti Kai itu adalah rumah kecil atau mungkin kos-an tua yang berantakan sesuai dengan penampilannya. Tapi, ternyata lagi-lagi salah. Tempat yang dia tinggali sangat rapi dan juga menurut gue sangatlah modern apalagi ukurannya besar sekali. Dibuktikan dengan kamar tidur di apartemen ini yang berjumlah dua dengan masing-masing kamar mandi di dalamnya.

Luas sekali nggak sih?

Kai. Cowok teraneh.

Penilaian gue tentang penampilan dan juga kendaraan yang dia gunakan untuk ke sekolah salah.

Itu sangatlah bikin gue bertanya-tanya tentang ini. Kenapa dia menyembunyikan semua ini? Kenapa dia di kampus berlaga seakan dia orang miskin tak terurus dengan pakaian yang selalu ketinggalan zaman?

Suara deringan telfon membuat lamunan gue refleks berhenti. Gue buru-buru mendekati meja nakas di kamar tidur baru yang akan gue tinggali selama sebulan.

Chanyeol. Itulah nama yang tertera di handphone gue. Gue dengan sigap memencet tombol hijau bertujuan untuk menjawabnya.

"Ya kenapa Chan?"

"Hari ini jalan lah yuk bareng Baekhyun, bosen gue dirumah ga ngampus,"

"Kemana?"

"Makan mungkin? Atau temenin gue modusin cewe juga boleh,"

Kebiasaan Si Chanyeol nih emang.

"Bolㅡ" gue memutuskan kalimat gue.

"Kenapa?" cara Chanyeol berbicara tertangkap di telinga gue seolah-olah berharap dan juga sedikit penasaran.

Beberapa detik gue terdiam sebentar. Keadaan sekitar serta juga vas bunga berwarna hitam pada meja nakas didepan gue menyadarkan gue sedang berada dimana. Gue menghela nafas sebentar, "Eh, bentar ya. Gue izin dulu. Kalo boleh pasti gue telfon lo!"

"Izin sama siapa bos ku?"

Kai.

Lantas, gue mematikan telfon gue. Kalimat Kai yang mengatakan kalau 'budak' harus menurut dengan seluruh perintah tuannya seakan mengarahkan gue untuk selalu meminta izin ketika gue ingin melakukan atau pergi kemana pun. Bisa saja dia memerintahkan gue untuk tidak pergi bersama Chanyeol dan Baekhyun, kan?

Dan jika kalian bertanya, kenapa gue tidak mau menjawab pertanyaan Chanyeol tadi. Itu semua hanyalah naluri yang nggak gue mengerti. Seakan hati gue berkata seperti itu. Kedengeran aneh memang.

Persetan dengan kata hati gue. Gue juga nggak mengerti.

Gue pun mengganti baju gue tadinya yang sebuah kemeja rapi dan celana jeans ketat warna hitam menjadi pakaian santai. Kaos v-neck berwarna hitam yang sedikit kebesaran dan tentunya itu mengekspos sedikit leher jenjang gue dan juga gue memakai celana pendek sepaha. Menurut gue, pakaian ini sangatlah nyaman tatkala nantinya gue akan diperintah-perintah untuk membersihkan bagian kotor di apartemen atau merapikan barang-barang yang berserakan ㅡwalau sebenarnya, apartemen Kai kelewat bersih dan sangat rapi;

Gue babu kan? Ah, ralat. Budak.

Suara pintu yang gue buka seakan bergema ke sepenjuru ruangan. Sepi sekali.

Gue melihat-lihat ke sekitar ruangan dan akhirnya gue duduk di sofa depan televisi. Ada televisi, meja ruang tamu, karpet beludru yang tidak kalah lembut dari bulu domba, lukisan klasik, vas bunga dan berbagai macamnya.

undercover [KAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang