Disclaimer : Hidekaz Himaruya
Rating : T (?) Bisa berubah sewaktu - waktu tergantung mood Author.
Warning : Author newbie, jadi banyak TYPO dan aneh. Abal2 dan tidak masuk di akal. Ini percobaan nekad dari author yang baru ngeh dikit tentang hetalia. *ditimbun pake pasir se-truk*
Cerita Sebelumnya:
"Aku butuh bantuanmu sekarang. Tidak ada waktu lagi." Kataku sambil mempercepat langkah kakiku.
"Jelaskan dulu padaku!" Kata Nesia masih galak.
"Flying Mint Bunny hilang. Tadi dia terlihat gelisah, lalu keluar dan menghilang." Kataku mempersingkat cerita sambil terus menyeret Nesia.
"Flying Mint Bunny yang ini?" Kata Nesia membuatku otomatis menghentikan langkah kakiku dan menoleh padanya.
Aku melihat tangan Nesia yang sebelah lagi sedang memeluk Flying Mint Bunny yang kini sudah lebih tenang. Aku mengambil napas panjang dan mengembuskannya dengan keras karena lega. Aku segera mengambil alih Flying Mint Bunny dari tangan Nesia dan memeluknya lega. Setelah itu aku memintanya kembali ke dimensinya untuk membuatnya tetap aman.
Nesia menatapku geli dan aku segera memalingkan wajahku darinya karena pasti ada semburat merah di pipiku. Aku bersyukur karena semuanya masih aman saat ini. Aku tak bisa membayangkan lagi apa yang harus aku lakukan jika upacara itu sampai terlaksana dengan Flying Mint Bunny sebagai tawanannya. Karena sudah terlanjur menarik Nesia keluar, aku kembali menariknya menuju sekolah untuk mengajaknya bekerja sama mengendalikan situasi yang mulai kacau ini. Entah mengapa, firasatku mengatakan untuk mempercayai Nesia meskipun dialah yang paling mencurigakan dibanding semuanya.
—OOOoooOOO—
NESIA POV
Pagi ini aku terbangun dengan enggan. Suara alarm yang membahana menyerang kantukku untuk segera menghilang. Dengan terseok - seok, aku melangkah menuju kamar mandi. Namun, keengganan mataku untuk terjaga hanya sebentar saja karena mataku otomatis terbuka lebar begitu air dingin menyentuh kulitku.
Setelah mandi dan berganti seragam, aku mencari makanan di lemari dapur kecilku. Sayangnya sepertinya aku lupa mengisi persediaan makananku lagi. Ah, benar juga, aku sudah jarang bahkan hampir tidak pernah ke basement lagi beberapa hari belakangan ini. Terakhir kesana, sekitar seminggu yang lalu saat baru masuk sekolah ini. Ah, bodoh! Kalau begini ceritanya, aku terpaksa turun untuk sarapan di ruang makan yang selalu aku hindari. Aku malas berada di tempat ramai.
Sukses merutuki diri dengan kebodohan sepele yang aku buat sendiri, aku mengunci pintu kamarku dan turun menuju ruang makan di lantai 1. Aku hanya mengambil menu vegetarian dan segelas teh manis hangat sebagai menu sarapanku. Aku tidak mau mengambil resiko dengan menu daging dan ayam yang sering dibumbui dengan sedikit alkohol maupun daging yang tidak boleh aku makan. Aku sangat intolerant dengan alkohol.
Aku segera mencari meja kosong dan aku menemukannya di pojok ruangan. Aku segera duduk disana dan mulai menyantap sarapanku sendirian. Ah, rambutku yang tergerai ini cukup mengganggu saat makan. Aku pun mengikatnya diatas tengkuk dengan membuat cepol kecil menggunakan ikat rambut yang biasa aku alih fungsikan sebagai gelang di tanganku.
"Kak Nesia tumben sekali santap sarapan disini." Kata adikku si Malay yang tahu - tahu sudah duduk di hadapanku dengan nampan berisi makanan yang sama denganku.
"Persediaanku di dapur habis. Aku belum sempat turun ke mini market lagi di bawah." Kataku cuek sambil menyendokkan salad ke mulutku.
"Pantas saja aku tak pernah melihatmu saat sarapan. Ternyata memang kau tak pernah sarapan disini." Kata Eliza yang juga tiba - tiba sudah duduk disampingku sambil menyuapkan sepotong roti bakar ke dalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadows
Mystery / ThrillerHetalia Axis Power Disclaimer : Hidekaz Himaruya Picture Disclaimer: Akira Sakayuki Story Disclaimer: Rizu Asami Rating : T Genre: Mystery ; Romance Language: Bahasa Indonesia Cast: Arthur Kirkland (England) ; Kirana Kusnapharani Annesia/Nesia/OC (I...