Part 7

5.8K 263 20
                                    


5 bulan sudah usia kehamilan Jiyeon. Belum begitu tampak tonjolan ditubuhnya namun Jiyeon dan Kyuhyun sudah dapat merasakan dampaknya. Satu minggu terakhir ini, Jiyeon terus saja merasa mual hingga membuat napsu makannya turun dan itu membuat Kyuhyun khawatir. Tidak hanya itu, Kyuhyun juga harus ekstra sabar menghadapi istrinya yang terkadang menyulitkannya dengan bertingkah manja. Pernah suatu hari saat Kyuhyun sedang mengadakan survei proyek perusahaan di China, baru saja ia turun dari pesawat tiba-tiba Jiyeon menghubunginya, memintanya untuk segera pulang. Sekuat apapun Kyuhyun berusaha untuk meminta pengertian istrinya itu, namun yang ada Jiyeon akan marah padanya dan mengancam tidak akan mau makan. Gila.

Pagi ini Kyuhyun terpaksa batal berangkat kekantor karena Jiyeon memintanya untuk ditemani pergi ketoko perlengkapan bayi. Bukannya Kyuhyun tidak mau, hanya saja mereka bisa pergi setelah makan siang atau setelah Kyuhyun pulang kerja. Toko perlengkapan ini tidak akan tutup sampai nanti malam, kenapa istrinya ini kekeuh berbelanja pagi hari. Benar-benar menguras kesabaran.

"Yeongi, sudah cukup belanjanya. Kita pulang sekarang nde ?" Kyuhyun merasa seperti membujuk anak usia 5 tahun. Jiyeon tak menganggap serius permintaan Kyuhyun, ia hanya sibuk memilih-milih pakaian serta perlengkapan bayi lainnya. Kyuhyun membuang naps gusar saat Jiyeon kembali mengabaikannya.

"Oppa, kita pilih yang ini atau yang ini ?" Jiyeon mengangkat 2 pasang sepatu bayi laki-laki. Jangan tanya lagi kenapa Jiyeon dari tadi hanya membeli keperluan bayi laki-laki. Dua hari yang lalu mereka memutuskan untuk USG,dan jadilah sekarang mereka tahu apa jenis kelamin bayi mereka.

"Terserah kau saja chagi."

"Baiklah, kita pilih yang ini." Jiyeon memasukkan sepasang sepatu bayi warna merah dengan motif kotak-kotak sebagai pilihannya. "Kajja kita pulang. Aku sudah membeli semua yang kita perlukan." Kyuhyun berjalan mendahului Jiyeon menuju kasir.

Sepulang dari pusat belanja. Kyuhyun memutuskan untuk membawa Jiyeon kekantor, pekerjaanya menumpuk hari ini tidak mungkin jika ia tidak masuk kerja. Time is money itulah prinsip seorang Cho Kyuhyun. Beruntung Jiyeon mau memenuhi permintaanya, jika tidak entah apa yang harus Kyuhyun lakukan. Melawan Jiyeon pun Kyuhyun tak bisa, bukannnya Kyuhyun takut pada Jiyeon, hanya saja ia takut jika nanti Jiyeon akan menangis. Satu hal yang paling Kyuhyun benci didunia, membuat istri tercintanya menangis. Catat itu.

"Kau lapar ?" Jiyeon menggeleng sambil mendudukan dirinya disofa panjang ruangan Kyuhyun.

"Kalau kau ingin tidur, ada kamar tidur di balik pintu itu. Kau bisa istirahat disana." Kali ini Jiyeon mengangguk. Melihat itu Kyuhyun merasa lebih tenang karena Jiyeon tidak mengeluarkan sikap manjanya. Dia dapat bekerja dengan tenang sekarang.

15 menit sejak Kyuhyun mulai bergelut dengan lembar kertas dimeja kerjanya, Jiyeon yang semula sibuk membolak-balik majalah fashion kini mulai merasa bosan. Melihat Kyuhyun yang serius dengan pekerjaanya membuat Jiyeon tidak tega jika harus menyusahkannya lagi. Jiyeon memang merasa jika akhir-akhir ini ia bersikap terlalu manja pada Kyuhyun. Namun dilain sisi ia merasa bahagia karena Kyuhyun tidak pernah menolak ataupun marah padanya. Suamiku memang yang terbaik.

Tidak ingin mati bosan, Jiyeon memutuskan untuk mengajak kaki jenjangnya berkeliling ruangan Kyuhyun yang luas. Menyusuri rak-rak dengan buku-buku tebal hingga tanpa sadar Jiyeon masuk kedalam kamar istirahat Kyuhyun. Satu-satunya yang ia lihat disana adalah ranjang king size dengan sprei putih bersih yang tertata rapi. Melihat ranjang membuat Jiyeon terserang rasa kantuk, lelah karena berbelanja tadi mulai terasa menjalar ditubuhnya. Dengan gerakan merenggangkan badan, Jiyeon berjalan mendekat keranjang dan berbaring disana. Menarik napas dalam, menyesap aroma khas suaminya yang terasa memenuhi ruangan.

My Married Life ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang