Part Preview ...
"Yakk. Wae..palli katakan padaaku hyung."
"Kau akan menjadi seorang ayah Cho Kyuhyun. Chukai, istrimu sedang mengandung. Usia kandungannya sudah berkisar antara 3-4 minggu. Gejala yang ia tunjukkan tadi hanya sebagian kecil dari efek kehamilannya, kau tidak perlu khawatir."
Hamil ? Benarkah yang ia dengar barusan ? Istrinya hamil 4 minggu ? Jiyeon mengandung Kyuhyun junior ? Jinjja ?
Story begin...
1 Minggu kemudian
Aku hamil ? Benarkah ?. Walaupun sudah lewat satu minggu semenjak pemberitahuan bahwa Jiyeon tengah hamil, yeoja yang kadang dipanggil nona muda Cho itu merasa seakan-akan ini semua hanya mimpi indah baginya. Mimpi indah yang datang ditengah masalah yang menimpa rumah tangganya dengan Kyuhyun, mungkinkah ini jalan keluar dari masalahnya. Semenjak itu, Jiyeon lebih berhati-hati dalam segala tindak lakunya, mengingat kini ada nyawa lain yang harus ia jaga sembilan bulan kedepan.
Bagaimana dengan Kyuhyun ?.
Jiyeon sendiri juga bingung. Terkadang Kyuhyun perhatian namun beberapa saat setelah itu, sikap asli Kyuhyun yang cuek dan dingin kembali. Sepertinya Kyuhyun memang masih marah atas insiden antara Jiyeon dan Donghae, walaupun agaknya sedikit berkurang mengingat ada Kyuhyun kecil dalam perut istrinya itu.
Tn dan Ny Cho serta Tn dan Ny Park benar-benar bahagia mendengar kabar bahwa Jiyeon tengah mengandung saat ini. Setelah mendapat kabar mengenai Jiyeon, keluarga besar Cho dan keluarga besar Park berbondong-bondong mendatangi kediaman keluarga Cho. Saat itu adalah moment yang membahagiakan untuk Jiyeon. Setelah hampir setengah tahun orang tuanya diluar negeri, baru kali itu Jiyeon bisa berkumpul kembali dengan mereka walaupun hanya sehari. Pasalnya Tuan dan Nyonya Park tengah sibuk mengurus cabang perusahaan di New York dan akan kembali ke Seoul jika ada hal yang sangat penting saja. Dan lagi, Kyuhyun mau bicara dan bersikap hangat lagi padanya meskipun hanya saat didepan orang tua mereka. Sekejap lebih baik daripada tidak sama sekali bukan.
"Nona Jiyeon, anda dipanggil Presedir Lee diruangannya." Jiyeon membuyarkan lamunannya, mengingat moment bahagia akibat kehamilannya. Belum lahir saja sudah banyak membawa kebahagiaan padanya, apalagi jika sudah lahir nanti.
"Nde, aku akan segera kesana." Jiyeon bergerak santai menuju ruang kerja Donghae dilantai 12. Hanya butuh 3 lantai lagi dari posisinya saat ini.
"Tappeunim, anda memanggil saya ?" Donghae meletakkan pena yang sejak tadi ia gunakan untuk membubuhkan tanda tangan di atas lembaran kertas yang tidak bisa dibilang sedikit dimejanya. Tersenyum melihat Jiyeon yang juga tersenyum sambil berjalan masuk dan berhenti 2 langkah dari meja kerjanya.
"Kau sibuk ? Apa aku mengganggu jam kerjamu ?" Jiyeon menggeleng sebagai jawaban.
"Kalau begitu duduklah. Ada yang ingin kubicarakan padamu." Jiyeon mendudukkan tubuhnya disalah satu sofa maroon diruangan Donghae dengan sang presedir yang duduk bersebrangan dengannya. Seperti inilah hubungan mereka semenjak 5 hari yang lalu, saat Donghae datang meminta maaf padanya atas kejadian beberapa hari yang lalu dan berjanji tidak akan menyimpan perasaan lebih dari sahabat pada Jiyeon. Jujur Jiyeon masih ragu tentang janji yang Donghae ucapkan. Bukannya Jiyeon sombong, hanya saja ia berpikir bagaimana bisa Donghae menghilangkan perasaan itu hanya dalam waktu sekejap sementara sebelumnya ada waktu bertahun-tahun dan buktinya Donghae belum bisa melupakannya. Keundae, tdak ada salahnya semua dicoba. Mungkin akan ada keajaiban yang dibawa calon ankanya nanti. Jiyeon yakin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Married Life ✔
Fanfic[HARAP VOMENT SEBELUM MEMBACA] WARNING! CERITA INI BELUM DIREVISI. TYPO MASIH BERTEBARAN. Pernikahan tanpa dasar cinta. Sudah jelas bukan akan seperti apa kehidupan rumah tangga itu nantinya. Park Jiyeon, gadis muda yang baru saja menginjak umur...