16 - Terimakasih Banyak, Jeyhope

5.4K 787 133
                                    

Sejak tadi, Sinbi berkali-kali melirik ke arah ponselnya. Seharusnya Jehop sudah sampai, tetapi dia belum mendapat kabar apa-apa. Padahal suaminya bilang dia akan memberi kabar jika sudah sampai di sana.

Sinbi yang terlalu parno mengenai mimpinya itu, mulai mencari-cari channel yang meliput berita. Kebetulan, di jam-jam segini sudah banyak berita siang bermunculan di televisi. Dia sengaja memperbesar volumenya, lalu kembali menggeser layar kunci dan hanya mendapati pesan dari teman-temannya.

Gadis itu reflek menoleh saat mendengar sesuatu. Sinbi bahkan sampai menahan napasnya, berharap itu bukan apa-apa "Telah terjadi kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang ...," Saat dia melihat ke arah televisi, ternyata di sana diberitakan bahwa yang mengalami kecelakaan adalah sebuah minibus yang menabrak pembatas jalan tol karena sang supir diduga mengantuk.

Tanpa sadar, Sinbi menghela napas lega. Sepertinya, mimpi itu jadi membuat Sinbi berubah penakut. Dia terkejut saat mendapati ponsel yang ditaruh di atas bantal dan tengah dicharge meski baterai sudah menunjukkan 100%, berbunyi. Sinbi tersenyum tipis saat melihat nama Jehop tertera di sana, menghubunginya.

Dia ingin mengangkat, tetapi saat dipikir lagi, dia tidak perlu mengangkat buru-buru. Sinbi tidak ingin Jehop terlalu percaya diri dan menganggap Sinbi menunggu Jehop mengabarinya.

Akhirnya, Sinbi memilih menaruh ponsel kembali ke atas bantal dan hanya bisa melihat tanpa mau menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan Jehop.

Saat panggilan kedua, Sinbi menunggu satu detik sebelum akhirnya kembali mengambil ponsel dan mendekatkannya ke telinga.

"Halo, Sinbi," sapa Jehop di seberang sana. "Aku sudah sampai di hotel. Kau sedang apa?"

"Oh, baguslah," jawab Sinbi dengan singkat. "Sedang menonton televisi."

"Hm, kau tidak mau tanya aku sedang apa?"

"Tidak penting."

"Sayang sekali. Padahal aku ingin menjawab kalau aku sedang memikirkanmu."

"Konyol."

Jehop terkekeh. "Sudah makan siang belum? Jangan lupa makan, ya."

"Hm." Sinbi mengganti channelnya ketika dia bosan melihat iklan yang tak kunjung selesai sejak beberapa menit lalu. "Kau sudah makan, belum?"

"Sebentar lagi, Bi," kata Jehop. "Aku ingin mengobrol lebih lama denganmu, tetapi aku harus makan siang dan meeting. Nanti jika aku sudah selesai dengan urusanku, aku akan kembali menghubungimu."

***

Selesai membayar taksi yang mengantarnya sampai tempat tujuan, lelaki itu membayar tarifnya. Setelah itu, Jehop menarik kopernya masuk ke dalam dengan terburu-buru dan mencari tempat di mana Sinbi berada. Saat dia menyodorkan tiket VIP yang beberapa hari lalu diberikan Sinbi dekat pintu masuk, seorang laki-laki bertubuh besar tiba-tiba saja menghampiri Jehop.

"Nah, ini yang kucari-cari sejak tadi. Kenapa kau baru datang, ha?"

"Aku?" Jehop tampak kebingungan.

"Sinbi sudah menunggumu sejak tadi. Cepat ganti pakaianmu, jika kalian kalah maka akan didiskualifikasi."

"Apa?"

Meski kebingungan, Jehop mengikuti langkah lelaki itu menuju ke sebuah ruangan. "Taruh saja kopermu di sana. Sudah kubilang kemarin kau tidak usah membawa baju ganti karena sudah disediakan, tetapi tiba-tiba kau datang dengan koper besar."

Jehop hanya bisa menatap lelaki di hadapannya dengan bingung. Dia dibantu seorang stylist perempuan yang berada di ruangan itu kemudian merapikan sedikit penampilan Jehop agar tidak terlihat pucat dan berantakan. Jehop yang belum paham apa-apa karena dia baru saja datang, hanya bisa diam sembari menatap sekeliling dengan bingung.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang