28 - Memulai Semua Dari Awal

7.2K 827 267
                                    

Saat Sinbi bangun, dia masih mendapati Jehop berbaring di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Sinbi bangun, dia masih mendapati Jehop berbaring di sampingnya. Gadis itu menyibakkan selimut yang membungkus tubuhnya dan juga Jehop, lalu menguncir rambut setelah mengambil ikat rambut di atas nakas.

Setelah bertengkar dengan Jehop karena lelaki itu tidak mau memakan makanannya, dia tidak lagi bangun pagi dan pergi ke dapur. Tapi hari ini dia mencoba berubah. Rencananya, Sinbi ingin membuat nasi goreng sekarang. Dia tahu caranya, kemarin sempat membuka youtube dan melihat tutorialnya. Sekarang Sinbi sedang menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

"Ah, nasinya lengket," ucap Sinbi, menggunakan satu tangan untuk memegang gagang wajan yang dilapisi serbet dan sebelah lagi mengaduk nasi yang sudah dimasukkan ke sana dengan spatula. "Astaga, masakanku gosong!" pekiknya saat dia berhasil membalikkan nasi itu dengan susah payah. Sudah lengket, gosong pula, menyedihkan sekali.

Sinbi mengecilkan apinya dan kembali mengaduk-aduk nasi itu hingga warnanya berubah, meski bagian bawahnya agak hitam.

Dia mematikan kompor dan mencicipi masakan buatannya, sedetik kemudian mata itu menyipit. "Agak asin. Tapi rasanya tidak buruk juga." Gadis itu mengangguk lalu memindahkan nasi goreng ke dua piring yang telah dia letakkan dekat sana.

Sinbi memisahkan nasi yang tidak gosong ke piring Jehop dan sisanya ke piringnya. Lalu, dia juga membuat telur dadar untuk ditaruh di atas nasi goreng dan menjadi lauknya. Tidak tahu telur yang dia buat akan sama asinnya atau malah hambar, yang penting dia sudah selesai menyiapkan sarapan untuknya dan Jehop.

Sinbi menaruh dua piring nasi goreng ke atas meja dan membenahi bekas masaknya. Dia membawa piring-piring kotor ke wastafel dan mencucinya sekalian sembari menunggu Jehop turun ke bawah.

"Ah!"

Sinbi kaget saat sebuah tangan kekar tiba-tiba melingkar di perutnya disusul dengan kecupan ringan di pipi sebelah kanan. Reflek, dia langsung mengelap bekas kecupan Jehop menggunakan punggung tangan.

"Kau mengagetkanku," kata Sinbi, menyikut pelan rusuk laki-laki yang masih memeluknya dari belakang.

"Mengapa ciumanku dihapus?"

"Apa? Ya ampun aku tidak sengaja." Sinbi baru ingat dia kan ingin berubah untuk mulai mencintai lelaki itu. "Cium lagi saja."

Jehop terkekeh, lalu menaruh dagunya di bahu Sinbi. "Di bibir, boleh?"

"Astaga apa-apaan, sih?" dumel gadis itu. "Ingin kutimpuk bibirmu pakai spons yang ada di tanganku sekarang?" kata Sinbi yang tengah mencuci wajan dan kini membilas semua peralatan yang dia pakai untuk memasak.

Lelaki itu tertawa, puas sekali membuat Sinbi kesal dan marah-marah. Istrinya menggemaskan jika sedang mengoceh.

"JEHOP JANGAN PELUK KENCANG-KENCANG AKU TIDAK BISA NAPAS!"

Mentang-mentang sudah baikkan, Jehop kembali agresif. Dasar pria menyebalkan! Kemarin saat mereka sedang marahan, Sinbi selalu diabaikan begitu saja. Sepertinya Sinbi lebih suka sikap Jehop saat mereka marahan. Jehop yang begini membuatnya agak takut. Apalagi jika otaknya kembali memutar memori perbincangan sang mama mengenai cucu. Ya ampun, baru begini saja sudah merinding dan jantungnya hampir jatuh ke perut. Bagaimana jika melakukan hal yang lebih dari itu?

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang