9 - Kesedihan Dari Seorang Eunha

4.5K 754 170
                                    

Keesokan harinya, Sinbi memutuskan untuk mengajak Eunha bertemu di suatu tempat karena mereka akan bicara sesuatu. Namun, hanya berdua saja. Eunha langsung menyambut ajakan Sinbi dengan baik tanpa bertanya lebih jauh karena dia akan memakai waktu sebaik-baiknya untuk mereka menjadi lebih dekat satu sama lain.

Apa mungkin Jehop telah mengatakan pada Sinbi tentang Eunha dan menyuruh wanita itu bersikap lebih ramah padanya?

Eunha sudah sejak tadi menduga-duga, tetapi dia sendiri belum bisa memastikan apa yang membuat hati Sinbi tergerak untuk menghubungi dan mengajaknya bertemu berdua secara langsung.

Gadis itu sudah membayangkan dia akan mengajak Sinbi nonton film action yang baru tayang di bioskop, lalu pergi ke salon bersama. Tak lupa ... makan pizza yang sedang promo buy 1 get 1 di lantai 3. Pasti menyenangkan.

Tanpa sadar, Eunha tersenyum sendiri di dalam taksi yang membawa tubuh mungil wanita itu ke Mall Bonjavenue, tempat di mana keduanya bertemu. Sesudahnya gadis itu menggeleng, memukul kepalanya pelan sembari mengucapkan kata bodoh berulang kali untuk diri sendiri.

Saat dia sampai sana, dilihatnya Sinbi sudah datang lebih dulu dan duduk di kursi panjang yang ada di dekat pintu masuk.

Si rambut pendek itu melambaikan tangan saat mereka bertemu dan berjalan menghampiri Sinbi. "Hai, senang bertemu denganmu," ucap Eunha dengan ramah. "Apa kau sudah lama menunggu? Maafkan aku, ya?"

Sinbi tersenyum sebentar kemudian kembali memasang raut wajah tanpa ekspresi. "Tidak apa-apa."

"Oh iya, bagaimana kalau kita cari tempat untuk duduk dan ngobrol. Kalau hanya di sini sepertinya tidak nyaman."

"Baiklah, terserah padamu."

"Apa kau mau nonton bioskop? Ayo kita nonton, baru nanti kita bicara sesuatu."

Dalam hati, Sinbi mendumel. Dia datang untuk bicara to the point, bukan ingin menemani wanita hamil ini jalan-jalan.

"Maafkan aku, Eunha. Sesudah ini aku harus pergi ke tempat dance untuk latihan bersama rekanku. Jadi tidak sempat kalau kita harus nonton dulu."

Eunha sempat kecewa, sebelum akhirnya mengiyakan ucapan Sinbi. "Kalau begitu kita ngobrol sambil makan pizza saja, ya? Di lantai tiga."

"Oke."

Setelah mengantri sebentar dan memesan pizza, kedua wanita itu duduk di salah satu bangku yang masih kosong untuk dua orang. Letaknya ada di pojok, dekat sebuah coretan doodle yang merupakan penghias dinding ruangan.

Eunha menyedot minuman coklat pesanannya yang sudah didapatkan lebih dulu. Sementara pizzanya akan menyusul sebentar lagi.

"Kau ingin bicara apa, Sinbi?" tanya Eunha setelah menjauhkan sedotan dari mulutnya.

"Mengenai masalahmu dengan Jehop."

"Masalah apa itu?"

"Beberapa hari lalu kau bertemu dengan Jehop, bukan?" tanya Sinbi, menunjukkan wajah datarnya.

"Iya. Kami bertemu beberapa hari lalu. Ada apa, Sinbi?"

"Kau bicara apa saja dengannya?"

"Kau tidak tahu?

Melihat Sinbi menggeleng, Eunha terkekeh pelan. "Tidak perlu dibahas, Bi. Hanya mengobrol biasa saja."

"Jika hanya mengobrol biasa mengapa kau ingin bertemu dan mengobrol dengan suamiku lagi?"

"Si-Sinbi, apa barusan kau membentakku?" tanya Eunha. Ketika Sinbi hanya diam dan menatapnya, Eunha kembali mengeluarkan suara, "Aku juga mengajakmu kemarin untuk menanyakan sesuatu. Tetapi Jehop bilang dia pergi sendiri saja karena kau tidak bisa."

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang