6 - Sebuah Fakta Dari Jehop

4.4K 754 106
                                    

Sejak tadi, Eunha bingung sendiri. Dia ingin menghubungi Sinbi dan mengajaknya bertemu di kafe untuk mengobrol berdua. Tetapi bila ujung-ujungnya gadis itu tidak mau, Eunha jadi malu sendiri. Mengingat bagaimana Sinbi bersikap padanya, gadis introvert seperti Eunha sudah pesimis duluan.

Siang ini, dia sendiri di rumah. Jungkook sedang bekerja, tidak ada siapapun. Mau main bersama teman-temannya pun, malas. Eunha lebih memilih duduk di sofa sembari membaca komik favoritnya yang sudah dia baca lebih dari lima kali sampai dia hafal alur dan sedikit percakapannya.

"Apa menghubungi Kak Jehop saja?" pikir gadis berambut pendek itu. Dia kembali menggapai ponselnya yang ditaruh di atas meja, kemudian mencari kontak Jehop. Kali saja, jika ada Jehop, Sinbi mau ikut bertemu dengan Eunha. "Lebih baik kirim pesan saja, takutnya Kak Jehop sedang sibuk."

Selesai mengetik pesan, gadis yang tengah menyandarkan punggung di sofa itu menguap. Dia memilih menutup buku yang dia baca dan menaruhnya ke atas meja bersama ponsel, lalu Eunha mencari posisi ternyamannya dan memejamkan mata sebentar karena mengantuk.

***

"Kau tidak mau makan bersama kita?" tanya salah satu temannya saat pekerjaan mereka sudah selesai. Teman satu ruangan kantor dengan Jehop itu mengajak lelaki itu untuk makan bersama.

"Tidak, duluan saja. Sinbi sudah menyiapkan makanan untukku."

"Aku jadi iri padamu, Jehop. Beruntung sekali mendapatkan istri seperti Sinbi yang mau membuatkan makan malam. Istriku tidak seperti itu."

Mendengar itu, lelaki yang tengah beres-beres dan bersiap pulang, tersenyum. Dia tak lagi mengucapkan apa-apa selain pamit pada teman-temannya karena keluar kantor lebih dulu.

Teman-teman yang bekerja satu ruangan dengan Jehop tampak kagum dengan Sinbi, karena Jehop selalu membawa istrinya di sela-sela percakapan mereka. Entah jago memasak, beberes rumah, dan apapun itu. Mereka merasa iri karena istri mereka tidak sehebat Sinbi yang pandai mengurus suami dan rumah tangga, padahal, nasib Jehop juga tidak jauh-jauh dari mereka.

Jehop berjalan meninggalkan ruangan sembari menyalakan data internet. Dia melihat banyak pesan yang masuk ke sana. Yang pertama kali dia lihat adalah chat dari Sinbi yang mengatakan hari ini dia sedang mengajar dance di sekolah dan meminta Jehop menjemputnya satu jam lagi. Yang kedua, dia membuka pesan dari adik iparnya, Eunha.

Wanita itu menanyakan apakah Jehop punya waktu bertemu dengannya atau tidak? Eunha ingin membicarakan sesuatu, tetapi ajak Sinbi juga.

Jehop langsung membalas pesan Eunha dengan cara menelponnya. Eunha yang masih memejamkan mata, reflek terbangun saat suara ponsel terdengar di telinga. Dia menggapai ponselnya, lalu menggeser layar ponsel saat tahu siapa yang memanggilnya.

"Halo, Kak Jehop?"

"Aku punya waktu bertemu sekarang. Tetapi kalau bersama Sinbi harus tunggu satu jam lagi, bagaimana?"

"Memangnya Sinbi di mana?"

"Dia sedang mengajar dance di sekolah."

"Ah, begitu." Eunha mengangguk, sebelum akhirnya kembali bersuara. "Kalau begitu aku bertemu dengan Kak Jehop saja."

"Di mana?"

"Di kafe Vousmevoyez saja. Nanti bertemu di sana saja langsung ya, Kak. Aku ingin bersiap-siap dulu."

"Oke."

Eunha bergegas mencuci muka dan sikat gigi tanpa mandi. Dia mengganti pakaiannya, mengambil tas jalan dan memesan taksi online agar bisa sampai dengan cepat.

Sesampainya di sana, Jehop ternyata sudah menunggu di meja nomor 11. Gadis berambut pendek itu bergegas menghampiri Jehop dan duduk di depan lelaki jangkung yang merupakan kakak iparnya.

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang