Extra Part 2 - 10 Tahun Pernikahan

5.8K 770 120
                                    

"Mama, tempat pensil Jean rusak." Anak yang tengah belajar di ruang keluarga, mengadu pada mamanya yang baru saja menghampiri setelah membuat makan siang untuknya.

"Lho? Kok bisa?"

Tempat pensil dengan gambar beruang itu baru saja dibeli seminggu lalu setelah tempat pensil sebelumnya rusak karena disenggol oleh teman sekelasnya ketika bermain lari-larian di dalam kelas. Dia sedang mengerjakan tugas dan menaruh tempat pensil dengan kondisi terbuka di pinggir meja. Tempat pensil yang punya tiga tingkat itu jatuh ke lantai, bagian penyangganya patah dan membuat Jeana marah-marah.

Mama dari temannya Jeana meminta maaf atas kelakuan sang anak dan sempat menawarkan diri untuk mengganti tempat pensil itu, tetapi Sinbi bilang tidak perlu repot karena teman Jeana juga tidak sengaja melakukannya.

"Tadi aku ingin mengambil pensil, karena susah dibuka jadi aku paksa. Tapi seletingnya lepas, Ma," jawab Jeana tanpa dosa.

"Sepertinya karena kau membuka seleting tempat pensil dengan tenaga lebih, jadinya lepas begini."

"Tidak, mungkin bahannya saja yang jelek."

Sinbi menatap anaknya tanpa ekspresi, sebelum akhirnya mendekatkan piring berisi nasi dan lauk ke arah sang anak. "Makan dulu, belajarnya lanjut lagi bila sudah selesai makan."

Perempuan berumur 7 tahun yang kini masuk Sekolah Dasar itu mengangguk. Dia menutup buku tulis dan buku paketnya setelah kertas bagian ujung dilipat untuk menandai halaman yang dikerjakan, lalu menumpuknya dan menaruh kedua buku itu di pinggir meja.

Saat Jeana makan, Sinbi mengecek kondisi tempat pensil sang anak dan mengeluarkan isinya. "Kok penghapusnya ditusuk-tusuk begini?"

Sinbi mengangkat sebuah penghapus yang pembungkus luarnya sudah dilepas. Di sana ada banyak bekas tusukan pensil dan lambang huruf J yang berarti Jeana. Karena penghapus itu warnanya putih jadi terlihat kumal dan kotor.

"Memangnya kenapa? Teman-temanku juga melakukan hal yang sama. Malah niatnya aku mau melubangi bagian tengah untuk mengintip teman-temanku dengan satu mata. Seperti spy di film yang kemarin kutonton bersama Papa," jawab Jeana dengan santai, membuat kepala Sinbi mendadak pening.

Sinbi merasa Jeana adalah dirinya sewaktu kecil. Tidak mau diatur, sedikit pembangkang, dan bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

"Ya sudah, tempat pensil saat kau TK kan masih bagus dan bisa dipakai, jadi gunakan itu dulu untuk sementara waktu, ya?"

"Tidak mau!"

"Kenapa?"

"Pertama, bagian untuk membuka-tutup serutannya sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi."

"Untuk sementara waktu saja, setidaknya bisa untuk menaruh pensil-pensilmu agar tidak berantakan. Tidak akan jadi masalah."

"Kedua, sekarang Jeana sudah tidak suka warna pink dan hello kitty. Jean bukan anak-anak lagi."

"Oh, astaga." Sinbi mengelus dada. Padahal umurnya hanya bertambah dua tahun ketika sudah lulus TK dan masuk SD, tapi mengapa dia seolah bertingkah seperti anak usia remaja? "Lalu kau ingin taruh di mana pensil-pensilmu?"

"Aku akan meminta papa menemaniku membeli tempat pensil baru nanti sore," balas Jeana. "Jika aku meminta pada papa pasti akan selalu dituruti. Tidak seperti mama."

"Ya, ya, terserah kau saja. Tapi jangan lupa beli tempat pensil dengan bahan kain seperti ini lagi. Jangan yang bahan mudah patah atau pecah, itu tidak akan tahan lama untukmu."

"Tenang saja."

"Satu lagi." Sinbi kembali mengambil penghapus itu dan memperlihatkannya pada Jeana. "Beli penghapus baru."

Kesempatan Kedua [Jehop-Sinbi]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang