'kadang, memang harus banyak menerima tusukan belati dahulu baru mengerti arti dari setiap perih yang dirasa'
◾Dara
####
DARA POV
'drrrtttt....drrrttt..drrtt'
Getaran yang berasal dari handpone ku yang menandakan ada panggilan masuk. Langsung saja ku raih benda itu yang berada tepat disamping kepala ku, terpampang jelas nama di layar handpone ku.
Alisha is calling...
Aku pun menjawab telfon tersebut.
"Hallo Al, ada apa?" Tanya ku dengan malas malasan karena baru bangun tidur.
"dimana lu sekarang?" Tanya Alisha panik, seperti telah terjadi sesuatu yang amat parah.
"Dirumah" Jawab ku singkat. Ya memang, sekarang aku berada di rumah setelah mengurus Theon yang sedang tidak enak badan dan akhirnya tidur, aku langsung memesan ojol untuk pulang.
"Gue on the way kerumah lu sekarang. lu siap siap. SE-KA-RANG!" Ucap Alisha dengan menekan setiap kata kata di akhir perkataan nya, yang entah mengapa berkata seperti itu.
"Tapi Al,.."
beep
Belum saja aku menjawab, telepon sudah terputus.
"Kebiasaan banget si ni orang" Omel ku pada handpone ku sendiri seakan akan telepon Alisha masih terhubung dan melemparkan handpone ku begitu saja entah kearah mana yang penting masih area tempat tidur.
Demi Alisha, aku pun terpaksa berjalan ke kamar mandi untuk bergegas, walaupun entah ada masalah apa yang telah terjadi.
Tepat pukul 06.30pm Alisha mengetuk pintu rumah ku. Aku yang memang sudah siap sedari tadi sedang menunggu kedatangan makhluk itu.
Tok..tok..tokk
"Iyaaa sebentaarrr" Jawab ku sedikit berteriak yang entah kedengaran olehnya atau tidak sambil menuju ke ruang depan untuk membukakan pintu.
"Dari mana aja lo?" Tanya Alisha dingin saat ku bukakan pintu. Lebih tepatnya -sangat dingin-
"Yaaa, gak abis dari mana-mana" Jawab ku heran melihat tingkah sahabatnya itu.
"Terus, kenapa lu ga angkat telfon bokap lo?" Tanya Alisha lebih dingin dari sebelumnya dengan menaikan satu alisnya yang seakan akan aku ini seorang tawanan kelompok jahat yang sedang dipaksa menjawab sebuah kode.
"Telfon? telfon ayah? bentar" Ucap ku sangat bingung dan langsung mengecek di daftar panggilan di handpone ku.
Mata ku terbelalak hebat yang seperti hampir ingin keluar, karena benar saja, hampir 300 kali panggilan tak terjawab dari ayah ku. Aku sama sekali tidak menyadari hal ini. Memang sedari tadi bangun tidur, aku tidak lagi memainkan handpone ku.
"Ta..tapi Al, gue..gue gat" Ucap ku terbata karena tak tahu harus berkata apa lagi.
"Sebegitu gak penting nya telfon dari bokap lo Dar? Hah? Apa lo ga berfikir ada yang aneh karena bokap lo nelfon hampir 300kali? Lo sibuk ngapain aja emangnya ha? Bener bener lo" Ucap Alisha memuncak karena tak terima dan tak menyangka dengan hal yang aku lakukan.
"Al! Lo tu kenapa sih? Ada masalah apa? Lo nelfon dingin banget tadi, dan dateng marah marah gini? What happen Al? " Jawab ku tak mau kalah karena heran dengan perlakuan Alisha sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of High School
Fiksi Remajasosok yang amat membuat ku jengkel dan darah tinggi tiap harinya. ya, sialnya remed olahraga kali ini hanya aku dan dia. karna ada problem di sekolah, jadi remed olahraga kita ditunda tunda. seringnya waktu yang kita habiskan berdua karena remed itu...