chapter 5

51 7 0
                                    

CHENO POV

Duh Dara masih marah ga ya. Tapi masa iya dia ngambek gara gara gitu doang. Pikir ku dalam hati.

"Malem Dar" Ya, kuputuskan untuk menelfon nya. [bytheway, ini kenapa terkesan lebay ya]

"Lho?Cheno? Lo dapet nomor gua dari mana?" Tanya Dara yang terdengar terkejut.

" lu lupa gue anak direktur sekolah?" Kata ku

"Oh iya ya, bokap lu punya semua data siswa kan, hm" Jawab nya.
"Jadi, ada apa nelfon malem malem?" Sambung nya.

"Hm," ya, aku hanya diam, aku bingung ini.

"Apa?" Tanya nya.

"Hm," diam ku lagi.

"Ada apa Cheno hendra?" Tanya nya terdengar mulai kesal.

"Hm" bodoh nya aku yang mengulangi diam ku, sebelum nya aku tidak pernah seperti ini kepada wanita. Ya, hanya dia.

"Cheno, maaf gue mau istirahat, mal.." Ucap nya terhenti ketika...

"Lu masih marah Dar?" Tanya ku akhirnya.

"Hah? Marah?" Tanya nya seperti kebingungan.
"Ohh, masalah tadi di mall? Yaelah sans si, serius amat hahaha" Jawabnya.

Oh tuhaann nyataanyaaa dia hanya menganggap bercanda, betapa bodoh diriku ini tuhan.

"Oh, hm. Yaudah." Ucapku

"hah?" Tanya nya.

"i..i...yaudah" Jawabku terbata. HELLOW CHENO HENDRAA KENAPA JADI GUGUP SAMA CEWE?!

"jadi lu nelfon gua malem malem gini cuma buat nanya itu?plis deh chen" Ucapnya.

"Malem Dar" Cepat cepat ku tutup telfon nya sebelum dia ngoceh ala perempuan rempong yang diganggu di jam malam.

*besok hari*

"Jadi, rumus untuk mencari X dan Y adalah seperti yang Bapak jelaskan tadi, ada yang mau bertanya?" Jelas Pak Arvi yang pandangannya tertuju khusus pada gadis cantik berambut lurus dan panjang.

"Cerita yang menarik" Sindir Pak Arvi yang tiba-tiba berada di belakang kursi gadis itu.

"Eh pak, hehe. Bukan apa apa ko" Jawab gadis itu dengan senyum nya dan menggaruk kepala nya yang memang tidak gatal.

"Buku ini bapak sita!" Bentak Pak Arvi.

"Yah pak jangan pak. Saya mohon pak, itu semua karya saya. Saya mohon pak" Mohon gadis itu.

Tetapi, pak Arvi sama sekali tidak menghiraukannya. Dan tak lama...

"Kalau kerjaan nya cuma mau nge game, bukan sekolah tempatnya" Kata Pak Arvi yang tiba tiba mengambil handpone ku yang kebetulan saat itu memang aku sedang main game.

"Pak saya mohon pak jangan diambil buku nya" Gadis itu mengejar pak Arvi sampai keluar kelas.

"Saya mau handpone saya dikembalikan pak" Ucap ku yang memang juga mengikuti pak Arvi keluar kelas.

Yeah, handpone ku memang langsung dikembalikan. Sudah jelas, disini karna aku putera direktur.

"Kalau keinginan mu slalu ingin dituruti, carilah koneksi yang tinggi!" Sindir pak Arvi dengan melihat sekilas ke arahku dan menekan kata "carilah koneksi yang tinggi!"

Ya, memang begitu, semua menganggap ku seperti itu karena aku 'putera direktur'.

***

 The Story of High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang