Chapter 10

3.1K 288 44
                                    

Para karyawan di kantor Sehun membungkuk hormat, saat melihat kedatangan Luhan. Luhan hanya tersenyum ramah dan membungkukkan badannya sedikit, lalu berjalan ke arah resepsionis.

"Permisi, apakah Sehun ada di ruangannya?" tanya Luhan.

"Ada Nyonya, mari saya antarkan ke sana," jawab resepsionis itu sopan.

"Ah, tidak usah. Saya bisa sendiri," tolak Luhan halus sambil tersenyum.

"Saya mohon sajangnim, saya hanya libur seminggu saja, setelah itu saya janji akan kembali bekerja dengan baik."

"Tidak. Kau pikir seminggu itu tidak lama? Ku beri kau waktu libur tiga hari atau tidak sama sekali!"

Luhan yang hendak mengetuk pintu ruangan Sehun pun menghentikan gerakan tangannya di udara, kala mendengar suara perdebatan di dalam sana.

Dengan siapa Sehun sedang berdebat? pikir Luhan. Lalu dia kembali mengayunkan tangannya untuk mengetuk pintu coklat itu.

"Biar saya yang membuka, sajangnim," kata seseorang di dalam sana.

Tak lama daun pintu itu terbuka, menampilkan sesosok wanita cantik yang berbalut pakaian kantornya. Wajahnya sedikit terkejut, lalu segera ia menggantikan ekspresinya menjadi tersenyum lembut.

"Selamat pagi, Nyonya," sapa wanita itu lalu membungkuk hormat.

"Eonni.. Kau tidak perlu seperti itu padaku," rajuk Luhan.

Dia sudah sangat mengenali wanita di depannya ini. Taeyeon, sekretaris baru Sehun yang sangat cantik. Luhan sudah dekat dengan Taeyeon semenjak dia sering datang ke kantor Sehun, yang pada akhirnya akan berujung pada sesi curhatnya bersama Taeyeon.

Sehun berjalan melewati Taeyeon dan berhadapan dengan Luhan. Melihat itu, Taeyeon memundurkan dirinya menjauhi pasangan itu.

"Ada apa, deer?" tanya Sehun.

"Kau lupa membawa bekalmu," jawab Luhan seraya memberikan sebuah tas yang didalamnya terdapat tempat makan.

"Ah, iya. Tadi pagi aku terburu-buru," ucap Sehun dan mengambil tas itu.

"Kau pasti belum sarapan, cepat makanlah!" seru Luhan lalu berbalik pergi.

Namun, Sehun dengan segera menahan lengan Luhan dan membaliknya hingga Luhan kembali menghadapnya.

"Temani aku makan, setelah itu baru kau boleh pulang," kata Sehun dan mengecup bibir Luhan singkat.

Luhan yang menyadari masih ada Taeyeon di sana menunduk malu, sekaligus merutuki Sehun yang menciumnya tiba-tiba.

"Kau belum pergi juga, noona?" tanya Sehun setelah duduk disofa ruangan Sehun.

Luhan ikut menolehkan pandangannya ke arah Taeyeon, lalu kembali menatap Sehun. "Ada apa ini, Sehun? Tadi aku sempat mendengar perdebatan,"

"Dia meminta izin libur ke Busan karena Ibunya sakit," jawab Sehun sambil membuka tas bekalnya.

"Lalu? Apa salahnya?" tanya Luhan tak mengerti.

"Dia ingin libur selama seminggu, sedangkan dia adalah sekretarisku, asistenku. Aku mengizinkannya libur hanya 3 hari. Tidak lebih." jawab Sehun sedikit ketus.

"Kasihan Ibu Taeyeon eonni sedang sakit. Ibunya pasti membutuhkannya, Hun. Jadi tolong izinkan dia libur," pinta Luhan dengan puppy eyesnya.

Sehun menghembuskan nafasnya. "Lalu siapa yang akan menggantikan pekerjaannya?"

"Aku!" Luhan mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan semangat.

Painful Love [Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang