Oneshoot Imagine

2.4K 134 12
                                    

Angin bertiupan membuat beberapa bunga sakura jatuh berterbangan, menciptakan pemandangan sederhana namun indah.

Kamu menyetopkan taksi yang melintas, lalu menyebutkan tempat yang ingin kamu datangi. Seoul. Sudah tujuh tahun lamanya sejak terakhir kali kamu menginjakkan kakimu di sana.

Kamu menolehkan kepalamu ke jendela, melihat deretan gedung-gedung tinggi pencakar langit. Rasanya sudah banyak sekali perubahan di sini, dulu Seoul tidak seperti ini.

Taksi itu terus berjalan, hingga melewati sebuah bangunan megah di pusat kota Seoul. Kamu memaksakan seulas senyum kala melihat tempat itu, yang membuatmu mengingatkan kembali pada tujuh tahun yang lalu, dimana ribuan air mata berjatuhan di tempat itu.

Kamu jadi teringat tujuanmu kembali ke negara ginseng itu. Kamu sedang merindukan para pria yang sempat membuat masa remajamu terasa indah. Dan kamu ke sana karena ingin membuka kembali masa-masa itu.

Taksi berhenti di depan sebuah restoran yang sudah tidak asing lagi bagimu. Kamu memegang gagang pintu restoran itu dengan perasaan yang sesak. Kamu menarik nafas dalam untuk menetralkan emosimu, sebelum masuk ke dalam restoran.

Kamu duduk di salah satu meja di sana. Sembari menunggu pesananmu datang, kamu memilih untuk melihat-lihat restoran itu, hingga matamu menangkap sebuah objek foto yang menampilkan 12 pria tampan. Kamu pandangi dan kamu hitung kembali banyaknya pria di dalam foto itu, dan hitunganmu berhenti dihitungan kedua belas.

Dadamu kembali sesak melihat foto itu. Dua belas pria tampan yang menangis terharu sambil membawa sebuah piala penghargaan. Ada juga foto-foto lainnya yang menghiasi dinding restoran itu, yang membuat air mata yang sedari tadi kamu tahan, jatuh ke pipimu.

Sebuah lagu yang tak asing ditelingamu berputar, membuatmu semakin meneteskan air mata. 8 April. Dulu itu adalah tanggal istimewa kedua bagimu, setelah tanggal kelahiranmu tentunya. Namun, semenjak 7 tahun lalu hingga saat ini, tanggal 8 April hanya akan diisi dengan deraian air mata. Kamu sungguh merindukan masa-masa remajamu dulu.

Pesananmu datang. Kamu segera menghapus jejak air mata yang tertinggal dipipimu, dan mulai menikmati makananmu hingga makanan dan minuman itu habis.

Kamu masih ingin berlama-lama di sana, namun kamu ingat kalau kamu masih ada janji dengan temanmu. Dengan berat hati, kamu melangkahkan kakimu hendak keluar restoran.

Brak!

Seorang anak kecil berumur 3 tahun berlari dari pintu masuk restoran, hingga ia tak sengaja bertabrakan denganmu.

Kamu berjongkok di depannya, menyamakan tinggimu dengannya. "Gwaenchanayo?" tanyamu memastikan.

Raut wajahnya terlihat ketakutan yang membuatmu mengulum senyum lembut. "Tidak apa-apa, kau tidak usah takut dengan ku." Katamu.

Kamu mengalihkan pandangan mengitari isi restoran, hingga kamu kembali menatapnya. "Dimana orang tuamu? Kau tidak sedang sendirian, kan?" anak kecil itu tidak menjawab, bahkan sekarang matanya mulai berkaca-kaca.

Tiba-tiba seorang pria lari ke arah kalian, dan ikut berjongkok di depan anak kecil tadi. "Ya! Park Jiyeon, gwaenchanha? Sudah Ayah bilang kan, jangan berlarian seperti tadi!" kata pria itu dengan suara beratnya menasihati putri kecilnya.

Kamu tersentak mendengar suara beratnya. Walau sudah tujuh tahun lamanya, kamu tetap masih mengingat suara ini. Pria itu berdiri mengendongi anaknya yang membuatmu ikut berdiri juga. Dia melepaskan topi yang sedari tadi dipakainya lalu menatapmu, yang membuat nafasmu terhenti.

Kakimu lemas, dan tenggorokanmu tercekat kala melihat sesosok pria idolamu berdiri tepat di hadapanmu. Dia sudah memakai kaca mata sekarang, dan kerutan juga sudah terlihat diwajahnya, namun hal itu sama sekali tidak melunturkan ketampanan dan karismanya.

"Maaf mengganggumu, anakku ini memang suka sekali berlarian seperti tadi," pria itu kembali mengeluarkan suaranya, membuatmu tersadar dari lamunanmu.

Kamu tidak menjawabnya. Rasanya susah sekali bibirmu melontarkan sebuah kata untuk menjawabnya. Tanpa kamu sadari, air mata kembali membasahi pipimu, membuat pria itu menatapmu heran.

Kamu mengalihkan pandanganmu kepada seorang wanita yang sedang berdiri tak jauh di belakang pria ini. Kamu tahu wanita itu, dia adalah salah satu fans beruntung yang menikah dengan pria di depanmu itu. Dengan idolamu.

Kamu kembali  pria tadi dan tersenyum simpul. "Dia adalah wanita beruntung yang telah mendapatkan hatimu, aku harap kau bahagia dengannya dan putri kecilmu," katamu yang membuatnya kembali mengernyitkan dahinya, hingga kerutan pun semakin tercipta di sana.

"Terima kasih untuk semuanya, terima kasih karena telah membuat masa remaja ku sangat berwarna dan terasa sangat menyenangkan, terima kasih untuk semua kenangan yang terjadi, aku tidak akan melupakan kalian, idolaku." Sambungmu. Kerutan dikening pria itu perlahan menghilang, digantikan wajah terkejut sekaligus sedih.

"Apakah kau Exo L?" tanyanya. Kamu hanya terdiam, namun tetesan air matamu menjadi jawaban untuk pertanyaannya. "Terima kasih telah berada di sisi kami selama ini, disaat kami susah maupun senang. Terima kasih telah menjadi penyemangat bagi kami. Terima kasih karena telah menjadi penopang disaat kami terjatuh. Terima kasih untuk semuanya, aku juga tidak akan melupakan semua yang telah kita lewati bersama selama ini."

Pria itu mulai meneteskan air mata yang membuat deraian air matamu semakin tumpah. "Jangan menangis, air matamu terlalu berharga. Aku tidak mau melihat Aeri-ku menangis di depanku. Kalian para Aeri adalah wanita hebat. Pria yang menjadi pendamping hidup kalian adalah laki-laki paling beruntung." Sambung pria itu.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya wanita tadi yang kini sudah berdiri di samping pria itu dan menatap heran pada kalian.

"Amugeotdo aniya. Oh, aku harus pergi," katamu pamit sambil mengulas senyum pada keduanya.

"Hati-hati, jaga dirimu," kata pria itu yang kamu angguki.

"Kau juga, Chanyeol oppa." Balasmu lalu pergi dari sana.

Kamu memejamkan mata dan menghirup udara segar musim semi. Tidak setiap akhir dari perpisahan akan menyedihkan. Kamu bahagia dengan akhir yang seperti ini, walau tidak bisa bersamanya, setidaknya kamu masih bisa melihatnya bahagia. Karena kebahagiannya adalah kebahagiaan bagimu.

__________•^•__________•^•__________

Cuma bonus kecil doang dariku hehe😅😅 apakah ini cukup baper buat kalian?
Btw, fans yang jadi istrinya Chanyeol itu diriku:v

Painful Love [Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang