Chapter 08

3.2K 267 21
                                    

Sehun mengetuk pintu apartemen beberapa kali, hingga pintu itu akhirnya dibuka oleh seseorang dari dalam sana.

"Eoh? Kau sudah pulang?" tanya Luhan begitu melihat Sehun di hadapannya.

"Ya, Chanyeol hyung mengundang kita untuk pergi ke rumahnya malam ini, itu sebabnya aku cepat pulang," jawab Sehun seraya berjalan masuk.

"Memangnya ada acara apa Chanyeol oppa mengundang kita?" tanya Luhan yang mengikuti Sehun dari belakang.

"Baekhyun noona menerima lamarannya, dan katanya mereka akan segera menikah, itu sebabnya Chanyeol hyung membuat acara kecil-kecilan ini untuk merayakannya." Jelas Sehun sembari duduk disofa dan melonggarkan dasinya.

"Jinjja? Jadi mereka akan segera menikah??" tanya Luhan senang dan ikut duduk di sebelah Sehun.

"Ya, begitulah," jawab Sehun lalu memeluk Luhan dari samping.

"Jam berapa acaranya?" tanya Luhan lagi sambil menyamankan posisinya dipelukan Sehun.

"Delapan malam nanti,"

"Ini sudah jam setengah tujuh, kau mau mandi dengan air hangat?"

"Ya, aku mau,"

"Baiklah, aku siapkan airnya dulu," kata Luhan lalu beranjak menuju kamar mandi.

Setelah selesai mengisi bathtube dengan air hangat dan sabun cair dengan aroma yang lembut, Luhan berjalan kembali ke ruang tengah. "Bathtube-nya sudah ku isi, kau mandi dulu saja,"

"Baiklah," Sehun mengecup kening Luhan sekilas sebelum berjalan ke kamar mandi.

***

"Luhannie!!" seru Baekhyun dan Kyungsoo kompak ke arah pasangan HunHan yang baru saja datang.

"Baekkie eonni!! Kyungie!!" balas Luhan sambil tersenyum, lalu berjalan ke arah dua wanita cantik itu.

"Selamat ya, eonni." Ucap Luhan yang dibalas anggukan dan senyuman manis dari Baekhyun. "Kapan kau akan menikah?" tanya Luhan.

"Kami belum menetapkan tanggalnya kapan, mungkin secepatnya," jawab Baekhyun. "Dan selamat juga atas kehamilanmu," sambungnya sambil mengelus perut buncit Luhan.

"Terima kasih," Luhan tersenyum.

"Hei ladies! Steaknya sudah matang, ayo ke sini!" seru Chanyeol.

"Oppa, kau memasaknya hingga matang, kan?" tanya Luhan sedikit khawatir.

"Tentu saja. Orang hamil seperti mu, tidak boleh memakan makanan yang tingkat kematangannya medium, benar kan?" tebak Chanyeol yang dibalas anggukan oleh Luhan.

Akhirnya, ketiga pasangan itu pun makan dengan diselingi candaan dan tawa. Air mancur, dan lampu berwarna-warni yang cantik menghiasi acara makan malam mereka. Setelah selesai makan, Chanyeol menyuruh salah satu pelayannya untuk membawakan beberapa botol wine dan juga beberapa cangkir kecil untuk acara minum-minum.

Disaat yang lainnya sedang asik minum sambil membicarakan hal yang ringan, Luhan malah terlihat pusing dan menutup mulut dan hidungnya dengan tangan kanannya.

Sehun yang memang berada di sebelah Luhan dan melihat gelagat Luhan yang seperti ingin muntah pun, segera membawa Luhan menjauh dari sana.

"Kau pusing?" tanya Sehun.

Luhan mengangguk dengan lemas. "Bau alkohol itu terlalu menyengat dan menusuk hidungku, aku jadi pusing,"

"Baiklah, apa kau mau pulang?" tanya Sehun.

Luhan menggeleng. "Kau pergilah minum di sana, aku akan menunggumu di sini,"

"Tidak, kita pulang sekarang!" kata Sehun dengan nada yang tidak ingin dibantah.

Sementara itu...

Kegiatan makan Seulgi terhenti saat melihat Irene yang hanya memainkan makanannya.

"Irene? Kau kenapa?" tanya Seulgi khawatir.

"Hhh.. Aku baru saja dipecat, Bu," jawab Irene dengan hembusan nafas lelahnya.

"Dipecat? Bagaimana bisa?" tanya Seulgi lagi.

"Entahlah, Bu. Mungkin ini semua karena Luhan."

"Luhan?"

"Iya. Pasti dia yang menyuruh Sehun sajangnim memecatku. Dasar wanita sialan!" rutuk Irene. "Ibu, aku rasa kita harus segera menjalankan rencanamu itu. Aku tak tahan melihat mereka seperti itu!" sambung Irene bersungut-sungut.

Seulgi menatap Irene sambil menunjukkan smirknya. "As you wish, baby."

***

Pagi ini Irene dan Seulgi sudah berada di sebuah restoran berbintang. Mereka di sana bukan untuk makan, melainkan untuk bertemu dengan pemilik restoran tersebut.

"Permisi, Tuan Suho ada?" tanya Irene pada seorang wanita yang terlihat sedang sibuk mengetik sesuatu dibalik meja kasir.

"Maaf, anda siapa?" selidik wanita itu.

"Saya Irene, sekretarisnya Tuan Oh Sehun. Ada yang harus saya bicarakan dengan Tuan Suho. Ini penting." Jawab Irene.

"Baiklah, saya akan tanya beliau terlebih dahulu," kata wanita tadi, lalu dia pergi meninggalkan Irene dan Seulgi.

Tak lama, wanita tersebut datang lagi. "Mari saya antarkan ke ruangan Tuan Oh," katanya lalu mengantarkan mereka—Irene dan Seulgi—ke ruangan Suho.

Setelah dipersilahkan masuk, Irene dan Seulgi segera berhadapan dengan Suho. "Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Suho.

"Ini tentang menantu anda. Luhan."

"Luhan? Memangnya ada apa dengannya?" tanya Suho.

Seulgi tersenyum licik. "Apa anda tahu? Luhan sebenarnya adalah seorang jalang." Jawabnya dengan menekankan kata jalang.

Suho bukanlah orang bodoh yang langsung mempercayai omongan dua wanita itu. "Kau siapa? Berani sekali mengatakan menantuku seorang jalang." Geram Suho.

"Saya Seulgi, Ibu tirinya Luhan, jadi saya yang lebih tahu tentang dia."

Suho tergelak mendengar jawaban Seulgi. Dia bilang apa tadi? Ibu tirinya? Bukankah Luhan tidak memiliki siapapun lagi di sini? Batin Suho

"Aku tak percaya,"

Ya. Irene sudah menduga kalau ini akan terjadi. Suho tidak akan mungkin percaya pada omongan Seulgi semudah itu. Itu sebabnya, dia membawa sebuah foto keluarganya, yang dia ambil dari gudang belakang rumah. Irene buru-buru membuka tasnya, dan memberikan foto berbingkai coklat itu pada Suho.

Difoto keluarga itu ada Seulgi, seorang pria setengah baya, Irene, dan seorang wanita di samping Irene yang sangat Suho kenali.

"Luhan?" kaget Suho.

_________________________

Tbc

Hai hai🙋 maaf kependekan:'( sebenernya aku udah ngetik sampe 2000++ words:( tapi tiba-tiba hilang😭😭😭😭 dan aku harus ngetik ulang deh:' next chap aku usahain panjang:"

Vomment juseyo😆
Paipai😘

Painful Love [Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang