chapter 1

250 18 1
                                    

Kerajaan Mewar

Pintu gerbang terbuka,terbuka sangat lebar. Menyambut sang pangeran juga sang Raja Uday uang telah memang kan pertempuran besar tersebut. Kemenangan atas merebut kerajaan Marwar.

 Kemenangan atas merebut kerajaan Marwar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup yang mulia Raja Uday! Hidup".

"Hidup pangeran Pratap!".

Sorak-sorak gembira dan kemenangan terdengar penuh di telinga,senyuman bangga tak hilang dari bibir dua pria itu.

-dung.. Dung... Dung..-

Suara tahunan genderang besar di atas benteng,bendera berkibar dengan elok.

Sang surya tepat menyinari di balik benteng Chittor. Benteng besar yang kuat dan tangguh seperti pemimpin nya,kebanggan rakyat Mewar.

"Lihat pangeran,lihat! Kali ini sungguh luar biasa",ucap Raja Uday sambil menepuk pundak Pangeran Pratap. Pangeran pratap hanya mengangguk sambil tersenyum,tangannya mengatup memberi salam pada rakyat yang mrnyambut.

Sorak gembira para rakyat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorak gembira para rakyat.
Sudah biasa terdengar tapi kali ini berbeda.
Rasa bangga akan kemenangan.
Rasa puas dalam peperangan.
Ingin rasanya terus berjaya dalam negri rajput ini

"Pangeran?",panggil Ratu Jaiwanta karena sikap pangeran yang tiba-tiba terdiam tepat di hadapannya. "Ada apa pangeran?",tanya Ratu Jaiwanta penuh keheranan terhadap putranya itu,tidak biasanya terdiam sejenak walau menang.

"Tidak ada apa pun ibu,hanya aku merasa takjub. Sambutan ini tidak seperti peperangan sebelumnya. Sambutan ini sangat meriah dan besar bagaikan kami habis bertempur hidup dan mati",jawab Pangeran Pratap dengan penuh kewibawaan tapi masih dengan nada sedikit canggung heran.

"Hidup dan mati,kalian sudah berperang di luar sana. Aku hanya berdoa yang terbaik untuk pintaku juga suamiku. Pangeran Pratap,kau sudah dewasa sekarang,setelah ini ibu ingin membicarakan sesuatu padamu",ucap Ratu Jaiwanta.

"Rani Jaiwanta? Sudahlah,kita bicarakan itu nanti. Biarkan Pangeran istirahat! Dan ya,cepat lakukan penyambutab itu",ucap Raja Uday sambil tertawa kecil karena tidak sabar. Sedangkan Ratu Jaiwanta hanya tersenyum dan melakukan ritual penyambutan.

A Love Story And The Last KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang