Aku berusaha membuka mataku, sambil berharap melihat surga walau aku rasa mustahil. Aku banyak berbuat dosa, aku bahkan belum sempat menghapus file terlarang di ponselku.
T-Tunggu, lupakan bagian itu.Setidaknya berikan aku waktu-
*uhuk *uhuk
Aku membuka mataku perlahan, dan cahaya dari atas membuat silau mataku. Cahaya yang sangat menyilaukan yang kukira adalah cahaya dimana surga berada, tapi ternyata hanyalah cahaya matahari yang tepat berada di atas langit.
"huh.." *Aku menghela nafas
Dengan memejamkan mata, aku berkata
"Ternyata, aku masih hidup"Aku terdiam sebentar untuk istirahat lebih lama, namun saat kuingat bahwa aku berada di tempat asing, aku langsung berusaha duduk. Tubuhku memar, kedua tanganku sangat sakit, sepertinya ini karena cengkraman raksasa kemarin. Aku tidak tau apakah ada tulangku yang patah, tapi aku merasakan sakit yang amat sangat hanya dengan menggerakan tangan dan tubuhku.
Aku mulai menoleh ke kanan dan kiri, yang ada di sebelah kiri adalah hutan lebat dengan tinggi dan besar pohon seperti umumnya. Namun, terlihat seperti hutan yang sangat mematikan. "Mungkin saja terdapat makhluk yang lebih buruk dari raksasa yang baru aku temui"
Sementara sebelah kananku adalah sungai besar , sungai dimana aku hanyut beberapa waktu yang lalu. Mungkin tepatnya tadi malam, atau entahlah, aku tidak yakin berapa lama aku hanyut dan tertidur. Tapi mengingat diriku yang masih baik-baik saja, sepertinya tidak begitu lama.
Ponselku mendapat banyak retakan, entah karena cengkraman monster itu atau karena terbentur batu di sungai. Sementara itu saat aku menyalakan power bankku, tiba-tiba sedikit konslet dan menimbulkan bau tidak sedap. Aku mulai menghela nafas karena pasrah akan keadaan ini.Sesudah itu aku menyakukan kembali keduanya, dan bergegas melewati hutan karena aku tidak punya pilihan selain itu. Dalam pikiranku adalah hal pertama yang harus kulakukan adalah mencari tempat dimana jauh dari bahaya. Jadi demi kesana, walau harus melewati 1 hutan ini, sepertinya tidak masalah.
Walaupun begitu, aku hanya berjalan perlahan, mengingat sekujur tubuhku yang masih kesakitan. Aku berharap tidak menemui hal-hal yang mengerikan. Walau aku sempat menemuka, ular yang baru saja memakan seekor hewan seukuran paha orang dewasa, laba-laba yang terlihat beracun, serta hewan-hewan lain seperti serangga yang terlihat berbahaya. Aku bergerak lebih cepat, dan berharap tidak menemukan hal buruk disana.
Lalu aku melihat sebuah cahaya berada dekat di depanku. Aku berjalan, sambil menahan perasaan gembira karena melihat cahaya tersebut. Dan saat aku tiba disana, ternyata itu bukan cahaya dimana jalan keluar hutan berada, melainkan itu hanyalah suatu tempat yang terlihat seperti berada di tengah hutan.
"Sial" sambil menahan ekspresi ketakutan, aku menutup mulut rapat-rapar dan merapatkan gigiku.
Kesialanku bukan hanya sampai disitu, disana aku tidak sengaja bertemu dengan 6 monster (mungkin sejenis goblin). Mereka berwarna hijau kecoklatan, bertelinga sedikit lancip, berwajah menyeramkan dengan tubuh yang sedikit gemuk dan tingginya sekitar 150 cm.
Aku sangat gelisah dan bingung harus berbuat apa.
Situasi ini sangat menyebalkan, terdapat 6 goblin didepanku yg 4 dari mereka membawa pedang, satu membawa panah, dan satu dari mereka hanya membawa sebuah tas besar di punggungnya.
Aku harus kemana?, melawan mereka? Tidak mungkin aku bisa menang, menerobos? Tentu saja tidak berhasil. kembali? Dibelakang hanya ada sungai. Kanan? Kiri? Aku belum pernah kesini, bisa jadi malah aku akan menemukan hal yang lebih parah. Dengan wajahku yang semakin berkeringat aku memikirkan banyak hal.
Tiba-tiba salah satu dari monster itu berkata hal yang tidak aku pahami
"hai, syu ba rika al u va" sambil mengulurkan pedangnya kearahku
"eh? ee.. a.. ee...mm.." aku tidak tau harus apa.. jadi aku mencoba melemparkan powerbank milikku sambil menyengirkan wajahku. Aku memencet tombol on pada power bankku dan dengan cepat sambil menahan sakitnya tanganku, aku melempar powerbankku kearah monster yang mengulurkan pedang kearahku.
Karena tanganku yang sakit, lemparanku tidak terlalu kuat namun masih sampai ke monster itu. Saat hampir mengenainya, monster itu langsung membelah powerbank yang kulemparkan. Dan seketika powerbank milikku meledak
*duarrr...!!
Dan para goblin langsung terhatuh kebelakang.Aku memanfaatkan momen itu dengan langsung berlari menuju ke arah kananku tanpa menoleh ke belakang , aku tidak peduli dengan apa yang aku rasakan. Tubuhku benar-benar sangat sakit, luka, memar dan yang lainnya masih kurasakan. Tapi aku tidak peduli dengan itu semua, aku hanya berpikir bahwa 'selamat' adalah apa yang harus kupikirkan saat ini.
Aku terus berlari, walau tergores beberapa ranting pohon serta duri-duri dari tanaman yang tidak aku ketahui, aku terus berlari. Jalannya memang sedikit menanjak namun jalannya terus menanjak dan menuju ke atas, ini membuatku sangat lelah, dan saat aku merasa telah tiba keluar dari hutan. Itu hanyalah jurang, jurang dengan kemiringan sekitar 60°. Akupun terhenti karena lelah, mencoba menoleh kebelakang , berharap tidak ada yang mengikuti.
Namun perlahan aku mulai aneh, kepalaku menjadi pusing.. darahku terus keluar dari luka yang ada di sekujur tubuhku.
"S-sial..." aku tersandung batuan didepanku, dan menggelinding jatuh menuju dasar
. . . . .
*jleb .. terdengar seperti suara pedang yang ditancapkan kepada sesuatAku membuka mataku, dan melihat langit nampak sedikit mendung
"Aneh, padahal tadi sangat cerah" aku merasa demikian
Lalu aku merasakan panas si sekitar perutku, rasa panas yang disertai sakit. Aku perlahan mencoba melihat kearah perutku , dan melihat sebuah pedang telah tertancap menembus perutku.
"Uhk..." darah keluar dari mulutku
Aku mencoba mengusapnya dengan telapak tanganku, dan menjadi semakin yakin bahwa itu darah.
"Sakit.. sakit.. sakit..,, akh..akh... sakit sekali" Aku merasakan sakit yang amat sangat dari perutku.
Perutku terasa sangat panas dan sangat sakit, rasanya seperti kau ditusuk jarum berkali-kali tepat diperutmu.
"Uhk.. uhk" batuk darahku mulai parah.. luka disekujur tubuhku juga bertambah parah
Aku tidak kuat lagi.. air mata keluar deras dari mataku. Sambil merapatkan gigi, aku terus menahan sakit yang muncul dari sekujur tubuhku. Terutama sakit dari pedang yang menancap di perutku. Aku merasa aneh, padahal seingatku aku tidak membawa pedang, dan jika aku jatuh , mustahil pedang menancap dari atasku.
Aku mencoba menolah ke kanan dan ke kiri , namun aku tidak melihat seorangpun disana, aku hanya melihat pohon-pohon hutan.
Aku mulai kehabisan waktu, darah yang keluar dari tubuhku semakin banyak. Tangan bahkan tidak bisa ku gerakkan untuk melapaskan pedang yang tertancap di perutku. Aku mulai kehilangan kesadaran, kepalaku sangat pusing, telingaku mulai berbunyi aneh.. aku sesak bernafas.. dan aku perlahan memejamkan mata .. perlahan.
"Maaf"
Dan aku menutup mata
KAMU SEDANG MEMBACA
AfterLife
Adventure. Hidup tanpa tujuan. Bukankah itu merupakan cara hidup yang membosankan? Atau bisa dibilang, menyakitkan. Seorang anak laki-laki yang menginginkan sebuah kematian karena lelah hidup dalam penderitaan. Tetapi setelah ia merasakan kematian itu send...