(Memandang ke arah pepohonan besar nan lebat di sebelah kananku)Hutan yang kulihat memang sepertinya tidak menakutkan, melainkan malah terlalu menakjubkan. Karena pohonnya sangatlah besar dan dengan tinggi yang seperti hampir mencapai langit.
"Kalian masuklah ke hutan, kalian akan menemukan keretanya disana”
“Kami akan menunggu kalian disini, CEPAT PERGI” Para prajurit memberi pertintah pada kami
Dan kami mengikuti perintah mereka. Aku berjalan paling belakang dan melihat ke kanan dan kiri seperti orang bodoh yang tidak tau apa-apa. Aku mulai mengetahui beberapa hal, hanya dari melihat saja. Yang aku ketahui, sepertinya keliling pohon disini rata-rata sekitar 10x rentang tanganku . Walau yang disayangkan adalah jalanan yang penuh lumpur karena sepertinya habis hujan lebat. Tinggi pohon disini tidak bisa kuperkirakkan, karena aku bahkan tidak bisa melihat puncak pohonnya dari sini.
Tiba-tiba seseorang yang paling depan berhenti
"Hoi, apa itu keretanya?" (kata seorang yang paling depan)
"Sepertinya iya" (beberapa dari kami menjawabnya)
Beberapa dari kami langsung berlari kesana karena melihat har tersebut, sementara aku masih berjalan paling belakang dengan pelan. Aku jufa mendengar perkataan orang-orang disekitarku yang sepertinya mereka mengatakan
"Ayo kita ambil hartanya dan lari saja"
“Baiklah, ayo kita cepat ambil hartanya dan langsung pergi”
Dan sepertinya bukan hanya 1-2 orang berpikir demikian, tapi-
*Bruaakk!! *Duaarrr!!! (Kereta didepan kami hancur)
Orang-orang yang berlari kesana hampir semua terkena dampak ledakan dan serpihan kayu. Sedangkan kami yang berada jauh dari kereta tidak terkena ledakan ataupun serpihan kayu, dan hanya terkena cipratan lumpur, kemudian-
"Oi, Apa itu?" (beberapa dari kami kebingungan )
"Sepertinya aku tadi melihat sesuatu menghantam kereta" (kata orang yang berada beberapa meter didepanku)
Orang yang berada paling depan terlihat sudah tewas, dengan tubuhnya yang dipenuhi dengan serpihan-serpihan kayu. Bukan hanya itu, kami semua juga mulai panik, sementara aku terjatuh karena gemetar. Dan aku terdiam untuk beberapa saat,bukan, tepatnya kami semua.
Karena kami bukan hanya melihat sebuah ledakan biasa, tetapi yang menunggu setelah ledakan itu adalah 4 sosok Raksasa yang masing-masing besarnya kira-kira sebesar 5 kali rentang tubuhku. Sepertinya mereka bersembunyi di atas, di batang , atau mungkin dibalik pohon dan mengejutkan kami dengan menjatuhkan diri tepat di atas kereta.
Aku gelisah, aku gemetar dan aku berkeringat. Sangat sulit memahami situasi saat ini, aku tidak tau apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka ingin lakukan kepada kami. Aku juga masih belum mempercayai kalau ternyata ada makhluk semacam itu di dunia ini. Lalu Kejadian buruk dimulai, sebuah pembunuhan, bukan, tepatnya pembantaianDimulai saat salah satu orang yang ada didepan mencoba menyerang raksasa yang paling depan, yang sepertinya untuk membalaskan kematian temannya. Namun seketika dia dipukul ke kanan dengan balik telapak tangan monster itu dan terlempar sekitar 10 meter lalu menabrak pohon dengan keras. Satu persatu dari kami mencoba melawan untuk menyelamatkan diri, namun karena kepanikan kami, penyerangan kami sama sekali tidak membuahkan hasil.
Satu persatu dari kami dibunuh dengan dipukul, dicengkram dengan kuat, dilempar ke batang pohon, dibanting ke tanah dengan keras dan dilempari batu besar. Ada juga beberapa orang yang lari, tapi usaha mereka tidak membuahkan hasil apapun. Mereka dilempari batu yang lumayan besar dan seketika tewas. Aku tidak tau harus berbuat apa, aku tidak bisa melawan ataupun lari.
Jadi saat keributan masih terjadi dan para raksasa sibuk mengatasi orang-orang disekitarku. Aku dengan cepat langsung menimbun diriku dengan lumpur dengan posisi tengkurap. Aku membuat sedikit tempat untuk bernafas dan menggunakan kedua tangan untuk menutup mulutku agar aku tidak bersuara. Aku menahan segala emosiku yang saat ini sedang bercampur aduk. Entah apa yang aku pikirkan sampai mempunyai ide gila seperti ini, tapi inilah satu-satunya harapanku.
Aku menutup mata dan berusaha tidak mendengar apapun, walau aku terus mendengar teriakan "Tolong". Aku terus diam, diam dan diam, tanpa memperdulikan apa yang terjadi pada orang selain aku sendiri. Sambil menahan kepalaku yang sudah terasa semakin berat dan pusing aku terus berada disana.
Sampai akhirnya aku sadar bahwa sudah tidak ada suara lagi yang terdengar. Aku keluar dari lumpur yang menyelimutiku dengan nafas yang hampir habis, aku mencoba untuk bernafas dan melihat sekeliling. Ternyata hari sudah gelap, tapi anehnya, tidak ada sesuatu disana, raksasa, seseorang yang hidup ataupun mati, ataupun hewan, aku tidak melihat sesuatu yg bagus.
Jadi mulai muncul pikiran bahwa raksasa yang aku temui adalah pemakan manusia atau semacamnya. Aku hanya melihat pohon, lumpur, semak-semak dan diriku yang untungnya masih utuh. Aku tersenyum pahit dan berpikir "Jika aku ingin mati, mengapa aku takut akan kematian itu sendiri saat sudah ada di depan mataku".
Tapi seolah diriku yang lain menolak, aku berkata “Aku tak ingin mati”Setelah itu aku langsung berjalan entah kemana, sepertinya berlawanan dari arah kereta. Aku tidak bisa memastikan arah mana yang berlawanan dari kereta, karena keretanya sudah hancur lebur dan serpihan kayu-kayunya berada di mana-mana. Aku hanya berjalan dengan pikiran "Aku harus kembali" , berharap ada yang mau menolong. Tapi harapanku seketika lenyap, karena suara yang tiba-tiba terdengar dari belakangku
*HUAAA.. (Suara keras, yang sepertinya itu adalah Suara Raksasa )
Aku gemetar, tak tau harus berbuat apa. Aku mulai putus asa, bahkan aku tidak berani menoleh ke belakang. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung berlari ke kanan sambil menahan air mata ketakutan yang mulai keluar dari mataku, aku memanfaatkan semak-semak agar tidak tertangkap, sedangkan si raksasa terus mengejarku. Aku berlari terus, sampai akhirnya . . .
Aku berhenti 1 meter dari sebuah tebing yang didasarnya adalah sungai yang sepertinya arusnya sangat deras dan dipenuhi banyak bebatuan. Saat ini aku hanya memiliki 2 pilihan, Mati karena jatuh atau dimakan. Aku terdiam karena mendengar suara langkah kaki yang terasa sangat dekat denganku , maka aku mencoba menoleh kebelakang. Dengan kagetnya aku langsung terjatuh kebelakang karena melihat raksasa itu sudah berada tepat di belakangku.
Aku gemetar dan tidak tau harus bagaimana, aku perlahan mundur walau tau dibelakangku adalah jurang, dan berhenti tepat di ujung pijakan. Aku mencoba mengambil pedangku, tapi karena gemetar aku bahkan tidak bisa mengeluarkan dari sarungnya.
“S-sial, kenapa aku bahkan tidak bisa mengambilnya” Dengan tetap menahan rasa takutku, aku terus mencoba mengeluarkan pedangku, namun tidak berhasil.
Sampai akhirnya si Raksasa melangkah kearahku dengan cepat dan berhasil menggapaiku.. Dia menangkapku.
*Srekkh.. *Gubruaakh
Tebingnya runtuh dikarenakan beban raksasa. Dan sialnya, aku ikut jatuh dengan raksasa itu karena aku masih berada di genggaman tangannya. Dan kami terjatuh ke sungai dengan keras, badan si raksasa benar-benar hampir lenyap semua karena menabrak batu dengan kerasnya. Saat terjatuh, aku masih berada di genggamannya, jadi aku hanya merasakan guncangan hebat dan seketika pingsan, lalu terbawa arus.
Mulai timbul pikiran-pikiran aneh, seolah bersyukur telah mati namun juga sedih karena telah mati. Namun beberapa saat kemudian-
*uhhukk.. *uhukkh
Aku terbangun
KAMU SEDANG MEMBACA
AfterLife
Pertualangan. Hidup tanpa tujuan. Bukankah itu merupakan cara hidup yang membosankan? Atau bisa dibilang, menyakitkan. Seorang anak laki-laki yang menginginkan sebuah kematian karena lelah hidup dalam penderitaan. Tetapi setelah ia merasakan kematian itu send...