Pertemuan pertama

210 9 0
                                    

Pagi ini adalah hari pertamaku di rumah sakit yang ada dikotaku yaitu sawahlunto, aku adalah seorang dokter jaga IGD kebetulan hari ini kebetulan aku  jaga pagi dan ketika itu ke gaduhanpun terjadi, baru saja aku masuk ke ruangan aku langsung seketika harus menangani korban tabrakan yang ketika itu setelah dilakukan pemeriksaan  orang tersebut patah di bagian kakinya, korban tabrakan itu adalah seorang lelaki berumur 18 tahun yang ditemani seorang kakak laki laki yang berpakain lengkap . Aku berusaha menjelaskan kepada orang tersebut.
" permisi sebelumnya apakah anda saudara dari passien ini? "
" ya, saya kakaknya"
"baiklah saya dokter sania, boleh saya tau nama bapak"
"saya Rizal, bagaimana keadaan adek saya sekarang dok"
" adek bapak sekarang mengalami patah tulang dan harus dioprasi dengan dilakukan pemasangan pen pada tulang yang patah, dan apabila bapak setuju dengan adanya oprasi tersebut bapak bisa konfirmasi langsung ke sana dan menandatangani semua persyaratannya"
"baiklah dok terimaksih saya akan mengurus semuanya,lakukan saja yang terbaik dr sania. "
Aku sama sekali kali tak menyangka bahwa hari pertamaku harus langsung melakukan oprasi yang di bimbing langsung dengan dokter spesialis. Setelah satu setengah jam berjalan oprasi selesai da berjalan lancar tak ada hambatan sama sekali. Aku keluar dari ruang oprasi disambut oleh seseorang yang tampan dan sangat ramah.
"pak alhamdulillah oprasi berjalan dengan lancar dan adek bapak akan kami pindahkan ke ruang inap setelah itu baru bapak boleh bertemu dengannya. Saya permisi dulu  pak "
" terimakasih banyak sudah membantu adik saya yang sangat pecicilan ini"
" sama sama pak ini sudah tugas saya"
Aku pun berjalan pergi meninggalkannya.
Hari ini memang hari pertamaku bekerja di rs ini dan langsung dihadapi kesibukan IGD yang membuatku lebih lelah dibandingkan di rs sebelumnya karena di rs sebelumnya memiliki banyak tenaga medis yang memadai sedangkan disini sangat kekurangan tenaga medis,ya ini memanglah resiko dari pekerjaanku yang apabila aku tidak profesional atau pun melakukan sesuatu yang sepele tapi dapat berakibat vatal bagi orang lain dan apabila itu terjadi maka aku harus siap untuk merasakan dinginnya tembok penjara.
Setelah jam makan siang  selesai aku harus mengecek passsienku yang
baru saya menjalani oprasi tadi pagi.
"permisi pak saya ingin mengecek apakah adek bapak sudah sadar"
"dia sudah sadar dokter dan ia mengatakan kepada saya ia ingin minum"
"maaf apakah adek sudah ketut,setelah sadar"
"belum, memangnya kenapa setelah operasi harus kentut dok? "tanya pria yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit

"jadi begini dek, seseorang yang tubuh telah menerima obat bius otomatis sebagian kerja tubuh berhenti termasuk bagian perut, maaf ketika kentut itu menandakan bahwa kerja tubuh kembali bekerja. Jadi kalau kamu minum sebelum kentut maka itu akan berbahaya bagi tubuhmu, sabar sebentar lagi ya dek"jawabku sambil tersenyum kepadanya
" tapi apabila adek sudah kehausan sekali adek boleh minum tapi hanya untuk membasahi mulut"

"terimakasih dok"
"sama sama adek, kalau adek sudah kentut tolong panggil saya ya"

"tapi dok gimana aku mau manggil dokter kan kaki aku belum boleh gerak? "jawabnya dengan sangat polos.

Tawa diruangan vip 10 pecah dengan perkatanya.

"maksud saya, kakak kamu yang panggil saya bukan kamu juga"

"maafkan adek saya yang polos ini dokter"ucap sang kakak yang merasa adiknya telah begitu menyusahkan.

"iya tidak masalah, saya juga sudah biasa menghadapi passien seperti adek ini " ucapku sambil mengedipkan sebelah mataku kepada anak laki laki yang sedang terbaring ini.

"saya permisi, assalamualaikum "
"walaikumsallam"

Aku pun berjalan  meninggalkan ruang tersebut, tak beberapa langkah aku berjalan rizal langsung saja memanggilku aku berbalik badan dan menatapny
"ada apa bapak"
"begini dok adek saya sudah kentut dok "
"oh alhamdulillah baik saya akan kesana"
Aku berjalan memasuki kamar tersebut
"dek udah kentut ya, maaf saya periksa dulu ya"
"silahkan dok "
Setelah aku memeriksakan kondisinya aku beranjak pergi dari ruangan tersebut, sesaat setelah aku pergi rizal mengikuti ku kemudian berpaling dan melihat kearahnya

" ada yang bisa saya bantu"

"saya ingin bicara sebentar denganmu apakah kamu punya waktu dokter"

"hemmm, kebetulan sekali semua passien sudah saya tangani tapi saya tidak bisa lama lama"

"terimakasih atas waktunya,ngobrol dimana ya yang enak? "

"hemmmm di belakang ada taman rumah sakit "
"boleh"

Setelah kami berada di taman rs kami duduk disebuah bangku berwana putih yang panjang.
"perkenalkan nama saya rizal utomo"

"bukannya anda sudah
memperkenalkan nama anda tadi? "

"memang sudah, tapi itu adalah perkenalan sebagai passien dan dokter, dan sekarang adalah perkenalan saya sebagi teman"

"baiklah kalau anda inginnya begitu, kenalkan nama saya dr.sania dinarti arrafah. "perkenalan namun tidak berjabat tangan karena bukan mahrramny.

"aku sangat berterimaksih, karna bantuanmu adekku dapat terbantu dalam pemulihanya "

"sama sama itu adalah tugasku sebagai dokter dan seorang teman"

"saya beruntung punya teman sepertimu"ucapnya seperti bangga

"saya juga"

"kamu tinggal dimana?"tanya rizal

"aku tinggal di rumah orang tuaku dekat sini,kalau kamu?"ucapku untuk mencari pembicaraan agar tidak bosan.

"hmmm sebenarnya saya tidak tinggal di kota ini tapi aku kesini diajak mama sama papaku untuk ketemu sahabat lamanya disini,katanya rumahnya enggak jauh dari rumah sakit ini aku sama adekku disuruh nyari yang mana rumahnya tapi pas aku beli minum mobilku udah dibawa tanpa izin sama adekku yang bandel tadi"
"hahha , tapi seharusnya kamu harus lebih berhati hati lagi dan jangan teledor, untung saja baru patah belum sampai yang lainnya"

"haha iya deh "
"maaf sebelumnya aku tidak bisa lama lama masalahnya aku masih punya banyak pekerjaan yang tidak bisa aku tinggal"

"ok  nggak apa apa kok,mari saya antar"
"mari"

Kami berjalan bersama memasuki lorong rumah sakit dan kami terlihat sangat akrab, tapi yang aneh bagiku adalah ketika para perawat dan passien melihatku dengan tatapan aneh, mungkin karena aku berjalan bersama pria tampan tapi aku tak begitu mempedulikannya karena aku belum begitu mengenal mereka.

SinggellillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang