Prolog: Our Wound

4K 435 110
                                    

Sip, prolog nya dlu. Dedek Han Soo (red Hansu) nya blm nongol dlu yeu.

Happy reading, jangan lupa kasih pendapat setelah itu, yep kayak biasa.

***

2008, Seoul Neon High Club.

Seorang pemuda yang usianya masih sekitar 20 tahunan terlihat asik menggoyangkan tubuhnya ditengah lautan manusia. Musik dance elektronik yang dimainkan DJ semakin memanas, membakar mereka semua dalam ledakan euforia pesta.

Pemuda itu tidak memperdulikan apapun. Semua tidak ia hiraukan kecuali perasaan senang yang ia rasakan. Bersenang-senang di club sudah dia lakukan sejak 2 tahun silam. Rasanya menyegarkan dan dia ketagihan merasakan dentuman musik dan minuman menyapu bersih beban dalam otaknya.

“WHOO!!!” sorakan terpecah sekali lagi. Seiring dengan dentuman musik yang kian menggila, begitu pula pemuda itu melarikan tangannya di tubuh gadis asing yang berada dalam jangkauannya. Mereka semua melompat, tertawa dan berteriak menyoraki entah apa.

Sementara para wanita penggoda di club akan menggoda sang pemuda yang berparas tampan sejak remaja, yang bersangkutan hanya akan menepis tangan mereka yang mulai berani. Berkali-kali datang ke Neon High, baru malam ini dia menemukan gadis yang menarik perhatiannya. Gadis itu terlihat kikuk di meja pojokan. Tidak seperti teman-temannya yang lain, gadis itu hanya duduk diam, menikmati keadaan di sekitarnya dengan kening berkerut.

Melihat banyak kesempatan, sang pemuda datang dan menghampiri gadis pujaannya dan dengan percaya diri dia menjatuhkan bokongnya disamping gadis itu.

Gadis cantik itu menatap pemuda di hadapannya dengan pandangan penuh tanya. Well, pemuda yang wajahnya rupawan itu menyunggingkan seulas senyum kecil untuknya yang di balasnya dengan senyuman kecil yang canggung.

“Apa ini kunjungan pertamamu?” tanya si pemuda dengan suara agak keras, mengalahkan suara musik yang kelewat keras.

Gadis itu mengangguk dengan jujur. “Ya. Maaf, apa ada yang anda butuhkan?” ia juga berkata setengah berteriak.

Pemuda tampan itu mengeluarkan tawa renyah yang menghipnotis sang gadis.

“Aku hanya butuh namamu, manis.” Sang pemuda mengulurkan tangannya, menunggu gadis di depannya untuk menyambut tangannya.

Teman sang gadis berbisik kecil di dekat telinganya dan mereka sempat tertawa cekikikan berdua. Tak lama uluran tangan pemuda itu disambut tangan kecil yang lembut.

“Krissie.”

***

Jung Soojung berjalan tergesa-gesa untuk keluar dari tempat terkutuk itu. Dia melewati gang-gang kecil yang gelap dan sempit, berharap agar dirinya bisa cepat tiba di mobil kecil kesayangannya. Sayangnya hal yang paling dia takutkan selama ini terjadi juga.

Sebuah tangan terulur menariknya dan tubuhnya disentakkan. Punggungnya terasa nyeri begitu terhempas dengan kasar di sebuah dinding. Bahunya di tekan sepasang tangan besar dan siapapun orang brengsek di depannya ini sudah melumat bibirnya kasar. Bau alkohol tajam tercium dari tubuh orang itu, menandakan bahwa orang yang melakukan hal ini padanya sudah tidak sadar dengan perbuatannya. Soojung tidak tahu harus bersyukur atau tidak soal dirinya yang hanya minum sedikit dan masih setengah sadar.

Soojung menjerit, meminta pertolongan begitu tubuhnya mulai di seret ke sebuah mobil dan ditindih tubuh besar di depannya. Gadis itu terus menjerit dan menangis, tidak bisa menemukan apapun untuk melepaskan diri dari cengkraman orang sinting itu. Dia hanya bisa pasrah merutuki kesialannya hari ini begitu mendengar suara sobekan kain yang disusul bunyi seleting celana yang diturunkan. Soojung tidak bisa melihat wajahnya, hanya suara geraman pria itu yang bisa di dengarnya. Pria itu menggeram tepat di samping telinganya

Big babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang