3rd: My Son

2K 362 157
                                    

Hai, maaf nih agak telat dr perkiraan. Thanks ya yang udh komen dan vote di previous chapter.

Selamat membaca ^^

***

"Kemarin siang Won Deuk meninjuku sampai berdarah, Eomma. Sakit~" rengek Han Soo pada Soojung pagi ini.

Soojung yang sudah terbiasa melihat putranya terluka karena mengikuti bela diri pun tidak terlalu mempermasalahkannya. Toh putranya adalah laki-laki, jadi terluka sesekali memang wajar kan.

Dengan telaten Soojung mengobati ujung bibir Han Soo yang agak biru dan lecet. Putranya yang tampan itu... Han Soo sangat tinggi dan tampan. Diusianya yang baru menginjak 11 tahun, Han Soo sudah memiliki banyak sekali gadis yang memujanya baik secara diam-diam maupun terang-terangan.

"Memang kenapa dia melakukan hal itu padamu?" tanya Soojung pada Han Soo. Tangannya menepuk-nepuk pelan kapas yang sudah diberi obat.

"Mana kutahu. Dia cuma berteriak, 'sialan kau, bocah kecil. Memangnya kau pantas dapat semua perhatian ini? Siapa kau?' Mungkin saja dia iri karena putramu ini lebih tampan, pintar, dan terkenal daripada dirinya."

Soojung sukses dibuat terbahak karena ucapan itu. Ya ampun sungguh narsis anaknya ini. Yah Soojung memang tidak bisa menyangkal hal itu, bukan? Putanya memang tampan, pintar, dan populer. Tapi dia juga anak manja dan nakal kesayangan Soojung.

"Sudah selesai. Sekarang berangkatlah ke sekolah. Berhati-hatilah dan jangan berkelahi lagi dengan Won Deuk, oke?"

Han Soo memanyunkan bibirnya. "Dia yang meninjuku, kami tidak berkelahi."

"Eomma tidak percaya kalau kau tidak membalasnya." Soojung berkacak pinggang menatap Han Soo galak.

"Aku tidak membalasnya kok. Anak buahku yang membalasnya. Padahal aku tidak menyuruh, mereka saja yang terlalu setia kawan." Ujar Han Soo santai. Soojung kontan saja menganga. Anak buah?!

"Anak buah?! Memangnya kau ini apa? Bos mafia? Ya ampun, nak. Aku sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi."

"Loh, baru saja Eomma menyuarakan kalimat yang berisikan 18 kata dengan cepat dan tanpa jeda." Balas Han Soo lagi.

"Kau memang selalu menemukan sesuatu untuk menjawabku. Terserahlah. Tapi ingat pesan Eomma, jangan pernah memakai kekuatan untuk menindas orang. Gunakan hanya untuk membela diri, oke?"

"Baiklah, Eommaku yang cerewet. Mana ciumanku? Eomma sudah jarang menciumku belakangan ini. Sudah tidak sayang padaku lagi, ya?"

Soojung menyejajarkan dirinya dengan Han Soo. "Tidak, aku sangaaaat menyayangi Han Soo. Han Soo satu-satunya tujuan hidup Eomma. Baiklah, sekarang kau bisa mencium Eomma setiap hari, kapanpun kau mau."

Soojung pun mengecup kening Han Soo berkali-kali dengan sayang. Dia sungguh tidak menyangka waktu benar-benar berlalu dengan cepat. Masih segar di bayangannya bagaimana Han Soo kecil menangis keras dan menyusu pertama kalinya di rumah sakit. Seungwan bahkan sampai menangis tersedu-sedu dibuatnya. Tapi sekarang bocah nakal ini sudah tumbuh besar dan tampan seperti ini.

"Semangat bekerja, Eomma. Sampaikan salam pada Seungwan Imo."

"Belajar yang benar, jangan jadi preman kecil."

"No! Bos Mafia lebih terdengar keren."

"Jung Han Soo..." geram Soojung.

***

"Jung Soo Jung, ke ruanganku sekarang!"

Soojung berdiri dari kursinya sambil menahan rasa kesal yang sudah ia tahan selama 3 hari. Benar apa yang dikatakan Suga pada Soojung. Pria ini perfeksionis, tapi dengan caranya sendiri. Setiap standar yang Soojung gunakan yang seharusnya bisa memenuhi keperfeksionisan para bos malah tidak berkenan di hati Sehun.

Big babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang