"Part 14"

16 3 0
                                    

One Fine Day With You...💟

Pagi berganti jadi malam, sungguh hari menyenangkan untuk Mytha dan Ishak, namun sepertinya tidak untuk David. Ya , sedari tadi ia terus mengikuti dan mengamati mereka berdua. Sakit, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan David saat ini.

"Habis kemana aja Ta?." tanya David.

"Gue habis sama Ishak, lo tau kan dia sakit, terus nggak ada yang ngerawat, jadi gue kesana buat ngerawat dia, ya setidaknya sampai keadaan-nya sedikit membaik."

"Ooh." Hanya itu saja kata yang keluar dari mulut David. Karena ia tidak tega memarahi Mytha, meskipun ia tahu Mytha salah.

Mytha POV

Hari telah berganti, ini adalah hari kedua aku menginap di rumah David. Semalam aku berjanji untuk menemani-nya pergi berjalan - jalan hari ini.

"Morning Princess." Sapa David.

"Udah bangun, yuk sarapan dulu, udah tante buatin."

"Eh, tante gak usah repot - repot, biar saya saja."

"Gak papa, masa tamu disuruh masak sih, anggap rumah aja sendiri." Ucap Bu Desi.

"Bener tuh." sambung David

Dan berakhirlah aku di meja makan, menikmati sarapan pagi yang Bu Desi buat , sambil bercerita tentang masalah masing - masing. Entah mengapa suasana seperti ini yang paling aku suka, kehangatan dan keharmonisan dalam keluarga. Andai saja kedua orang tua ku masih hidup. Mempunyai seorang bibi dan kakak yang menyayangiku saja sudah lebih dari cukup.

"Ma, David keluar ya sama Mytha, mau jalan - jalan." Ucap David.

"Iya, pulang-nya jangan malam -malam."

"Yuk Ta."

Hanya memakan waktu 15 menit, aku dan David sudah sampai di taman, Ya, taman yang sama seperti waktu itu.

"Baguskan disini."

"Iya."

"Apalagi ditemenin sama aku." Canda -nya.

"Ih, apaan sih, pede banget lo."

"hih, bilang aja seneng, lihat tu pipi lo, udah merah kayak kepiting rebus."

"Aneh lo."

"Lo yang aneh, tinggal jujur aja nggak mau."

"Lah emang kenyataan-nya gitu."

"Iya iya deh, gue ngalah."

David tu orang- nya baik, tapi entah kenapa aku sering kesel sama ni orang, kadang bikin jantung berdetak gak beraturan, kadang bikin aku darah tinggi.

"Habis gini mau kemana?." tanyaku.

"Ke taman bermain yuk."

"Hah?,seriusan, kayak anak kecil lo."

"Emang ada batasan umur untuk kesana?."

"Nggak ah, gue gak mau."

"Udah ayo, gue gak nerima penolakan."

Skip--

Setelah membeli tiket masuk, aku dan David mulai menikmati wahana satu persatu.

"Vid, naik yang itu yuk." ajakku.

"Hah?Roller Coaster?." jawab David terkejut.

"Napa?, lo gak berani?."

"Berani lah, sapa bilang gue takut." Jawab-nya.

Setelah mengantri dari antrian yang panjang ,akhirnya aku dan David dapat menikmati menaiki wahana roller coaster.

"Huek...." Ya,itulah yang terjadi setelah Aku dan David menaiki wahana Roller Coaster, lebih tepat-nya David merasa mual dan perut-nya terasa sakit.

"Nih, minum dulu." Ucapku sambil memberikan segelas air putih ke David.

"Makasih."

"Makan-nya jangan sok-sok'an jadi orang."

"Ya maaf, kan gue gak tau bakalan kayak gini, yuk ah cari wahana lain, nggak usah dibahas yang barusan."

Setelah puas menikmati beberapa wahana disini, berakhirkah kami disini, ya disebuah acara musik. Aku dan David terlihat menikmati setiap musik yang dimainkan, hingga tak sadar kalau waktu sudah menunjukan pukul 07.00 malam.

"Vid pulang yuk, udah jam 07.00 nih "

"Asataga.., yuk."

Diperjalanan aku hanya melihat keadaan jalan raya yang semakin padat ,karena sudah malam. Namun ada yang mengganjal, jalanan ini bukan jalan menuju rumahku atau rumah David.

"Vid ini mau kemana?." tanyaku.

"Mau makan malam, lo gak laper?."

"Laper sih."

"Yaudah tunggu bentar lagi sampai."

Skip--

Setelah makan malam, David masih ingin mengajakku keluar. Meskipun aku sudah menolaknya berkali- kali, namun ia masih ingin jalan - jalan. Setelah perdebatan panjang aku akhirnya mengalah karena sosok yang menyebalkan siapa lagi kalau bukan David.

"Turun udah sampai." perintahnya.

"Hmm.." jawabku malas.

Kaget? Pasti. Ia membawaku ke sebuah taman lagi, namun kali ini berbeda. Disini lebih banyak orang, dan banyak sekali anak remaja bersama pacar-nya. Sedangkan aku?, pacar saja tidak punya. Tapi mengapa David mengajaku kesini, seperti tidak ada tempat yang lain saja.

"Udah lo nggak usah iri, kalo mau lo bisa nganggep gue pacar kok."

"Enak aja kalo ngomong."

"Daripada jomblo gak punya pasangan."

"Emang gue jomblo, tapi gue masih punya perasaan ya..., nggak kayak lo."

"Yaudah ayo.."

David mengajak ku pergi mendekat ke arah tempat yang ramai, seperti nya ada acara musik lagi. Jujur saja aku sangat senang dengan acara seperti ini. Aku menikmati setiap alunan nada -nada yang keluar.

DORR...!!

Suara kembang api yang mengejutkan ku, mebuatku hampir berteriak. Sialnya tanganku sampai menggenggam tangan David.

"Gitu aja takut." ledek David.

"Bukan takut, tapi kaget."

"Udah puas?, pulang yuk, udah malem takut dicariin Mama."

Kalimat David hanya kubalas dengan anggukan kepala.Jika dapat ku katakan mungkin hari ini adalah hari yang paling berharga, aku merasa nyaman dengan setiap perilaku yang diberikan oleh David. Entah mengapa aku merasakan hal yang berbeda ketika berada didekat David. Nyaman, itu lah kata yang tepat untuk David. Berbeda dengan Ishak, aku hanya dapat merasakan senang. Aku merasa Bahagia hari ini, David mengajarkanku bahwa bahagia bisa kita dapatkan selain dengan Cinta.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hai hai, Akhirnya update...
Jangan lupa Vote nya..









Hanya untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang