"Part 17"(Last)

28 3 0
                                    

Aku menghampiri orang yang ditunjuk Ishak saat sedang berada di kantin. Ya aku sekarang sedang berada tepat di samping-nya. Entah ragu untuk menyapa atau memang aku Takut?.

"Hai, Nisa." sapa orang yang berada di belakangku dengan enteng -nya.

"Kalian?." Jawab Nisa dengan sedikit bingung.

"Hai, Apa kabar Nis? " Tanyaku sedikit ragu.

"Baik, lo jadi dokter disini?."

"i-iya."

"Tenang aja, gue udah berubah kok, gue gak bakal ngapa - ngapain lo lagi."

"Ngomong - ngomong lo kesini sama siapa?, sendiri?, lo sakit?." tanya Ishak.

"Eh kok gue kayak kenal ya?." ujar Nisa.

" ya iyalah lo kenal gue, gue mantan lo." jawab Ishak kesal.

Aku bisa melihat Nisa sedang menahan tawa-nya karena melihat tingkah laku Ishak.

"Lo sakit apa Nis?." tanyaku ulang.

"Gak tau nih tapi dari kemarin badan gue panas, kayak nya sih demam."

"Lo kesini sama siapa?." tanya makhluk disampingku, Ishak.

"Gue sendirian, sebenarnya gue itu udah pindah kesini lagi, udah bosen gue di desa, gak seru, gue di atur - atur terus, nggak bebas, awalnya sih nggak di bolehin, tapi gue maksa, terus di bolehin deh."

"Lo gak ada maksud apa - apa kan?. Lo mau balas dendam ke Mytha?." sahut Ishak.

"Apaan sih lo shak, jangan asal nuduh kalau niat-nya baik gimana?." ujarku.

"Tenang aja gue kesini gak ada maksud apa - apa, gue cuma pengen nyari temen, bukan musuh. ngomong nya dilanjutin nanti ya, gue mau masuk dulu, eh btw minta nomer hp lo dong." jelas-nya. Setelah memberikan nomer hp ku, aku segera pergi dan melanjutkan pekerjaanku.

Aku merasakan kalau Ishak masih mengikutiku di belakang. Saat ia sedang berjalan menyamakan langkah-nya dengan kaki ku, aku berhenti dengan tiba - tiba dan menghadap ke belakang.

"Eh bodyguard gue pulang sana gih, balik kerja sana, lo mau dipecat sama atasan lo?, lagian jam makan siang udah habis, mau ngapain lagi disini?." ucapku.

"Lo ngomong sama gue?."tanya nya bingung.

"Nggak gue lagi ngomong sama Makhluk halus." jawabku sewot.

"ih!, serius nih gue,lo ngomong sama siapa?,lo bisa lihat makhluk halus?, serem banget deh lo."

"ya lo pikir gue ngomong sama siapa?."

"Sama gue. eh lo manggil gue apa? bodyguard?, enak aja lo."

"Nah itu tau, baru nyadar, habis -nya lo ngikutin gue mulu."

"Yaelah Ta, gitu banget sih lo ke gue, gue kan bosen kerja mulu."

"Yaudah kalau bosen sekolah aja."

"Masa bodoh mending gue balik ke kantor lagi, pusing gue ngomong sama lo."

"Cih!, ngambek nih."

"enggak!!." jawab-nya kesal.

"Yaudah sana pergi."

"tega banget sih lo ngusir gue."

"Kan lo yang barusan mau pamit pulang."

"yaudah gue pulang, bye." ujarnya sambil pergi.

Skip--

Aku melajukan jalan-nya mobilku menuju rumahku. Hari sudah hampir malam, tapi jalanan masih ramai seperti biasa-nya. Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya sampai di depan rumahku.

Tapi, Tunggu. Mobil siapa itu?. Monolog ku dalam hati. Ya, aku melihat mobil yang sebelum-nya belum pernah aku lihat. Mobil kakak ku?, jelas bukan warna dan bentuk-nya saja sudah beda. Apakah kakak ku membeli mobil baru?, mungkin.

Aku memilih masuk ke dalam terlebih dahulu, daripada berdebat dengan pikiranku ini. Sesampainya di dalam, aku terkejut dengan orang yang sedang bertamu di rumahku.

"Hai" sapa - nya.
Suara-nya, senyum-nya, wajah - nya yang indah yang saat ini kurindukan. Tubuhku seakan lemas semua-nya, antara percaya atau tidak dia orang yang selama ini kucari sedang berada di rumahku, berbicara dengan bibiku. Iya, orang itu. David.

"Udah pulang?, sini duduk dulu." perintah bibiku yang langsung ku "iya" kan.

"Masih inget nggak?, ini David itu loh, anak -nya sahabat ibumu."

"M-masih inget kok." jawabku.

"Biasa aja Ta, masa lama gak ketemu bisa langsung canggung, kayak baru kenal aja." ujar-nya sambil cengengesan.

Tak sendirian, ternyata David bersama dengan Ibu -nya. Hufft...sepertinya feelingku tidak enak.

"Kamu kemarin ke rumah David ya?, tante tau kok, kemarin pembantu tante yang bilang." ucap Bu Desi.

"Iya" jawabku singkat.

"Yaudah langsung ke inti-nya, jadi Tante kesini mau jodohin kamu sama David."
Bagaikan petir yang menyambar, begitu lah keadaanku saat ini. Apalagi ini?, ada David yang menghilang lalu kembali lagi, dan sekarang, perjodohan.

"Mungkin ini terlalu cepat buat kamu, tapi mungkin ini yang terbaik, karena almarhum ibumu dan tante yang merencanakan-nya, jika kau menolak itu akan percuma saja, rencana ini juga termasuk permintaan terakhir ibumu sebelum beliau meninggal."

Aneh?, memang. Tapi mau bagaimana lagi?, ini permintaan ibuku juga. Aku memang tidak menolak, tapi menurutku ini terlalu cepat, mereka juga tidak pernah bilang kepadaku sebelum-nya.

"Baiklah jika memang ini yang terbaik, aku terima." jawabku pasrah, toh aku juga kenal dengan David.

"Baiklah, kalau gitu aku pamit keluar sebentar, mau ngomong sama Mytha." pamit David.

"Iya jangan lama -lama." sahut bibiku.

Setelah mendapat izin, David mengajak ku pergi ke taman yang dulu sering kita kunjungi.

"Jadi kamu udah tau?." tanyaku memecah keheningan.

"Hmm, dari dulu." jawab-nya sedangkan aku hanya ber'oh' ria.

"Bagaimana kabarmu?." tanya -nya.

"Seperti yang kau lihat, aku baik - baik saja."

"Tapi menurutku kamu nggak baik - baik aja, kamu seperti kehilangan sesuatu, aku tau kamu terpaksa kan nerima perjodohan konyol ini."

"Lalu bagaimana dengan mu?, apa kamu menganggap perjodohan ini konyol?." tanyaku kepada-nya.

"Awalnya aku anggap ini perjodohan konyol, tapi lama - lama aku kenal kamu, aku semakin senang, hari - hariku berubah menjadi lebih menyenangkan, aku jadi semangat ke sekolah untuk bertemu denganmu, sebenar- nya setelah lulus SMA aku ingin melanjutkan sekolah di perguruan tinggi bersamamu. Tapi kamu memilih untuk melanjutkan -nya di Korea, aku tidak bisa, orang tuaku menyuruhku untuk pergi ke London, akhirnya sebelum kamu benar - benar pergi ke Korea, aku mengirimkan sebuah paket yang aku yakin kamu sudah tau isi-nya, itulah harapanku, dan sekarang benar - benar terjadi." jelas-nya panjang lebar.

"Tenyata bukan aku saja yang berharap, kamu juga begitu." ucapku sambil menahan air mataku yang ingin keluar.

"Makasih kamu sudah mau menungguku,
I Love You Mytha." ucap David yang langsung membawaku kedalam pelukan-nya.

"I Love you to David." jawabku sambil membalas pelukan- nya.

Cinta itu indah,
Cinta itu tidak pernah memaksa,
Sejauh - jauh nya dia pergi pasti dia akan kembali lagi,
Karena dia tau dimana tempat - nya berada.

Jangan salahkan Cinta,
Karena dari awal kebencianmu akan tumbuh sebuah rasa di hatimu.

--------------------------END---------------------------

.
.
.
.
.

Akhir-nya udah Tamat.
Maaf kalau ada Typo bertebaran.
Jangan lupa Comment + Vote nya.
See you on Next Story :)
.
.
.
Bonus Chapter/Part?

Hanya untukmu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang