Author's POV
"Kalian sudah siap?" tanya Harry selagi ia menoleh kebelakang memandangi wajah kedua anaknya. Kedua anak itu langsung membuang wajahnya, tidak ingin menjawab pertanyaan Harry.
"Seriously Dad?" tanya Olivia sinis. Harry hanya diam selagi dia melirik Niall dan Qiuyue yang sedang berdiri didepan rumahnya sambil terus melambaikan tangan menyambut kedatangan Harry. Sebenarnya bukan Harry maupun Haizley yang mau menitip kedua anak mereka melainkan Niall sendiri dan Qiuyue yang menawarkan diri. "Dad menitipkan kami pada uncle Niall."
"Aku suka aunty Qiuyue," ucap Frizzy.
Olivia langsung memandangi adiknya itu. "Dad tidak ingat Frizzy selalu didandani."
"Itu tidak akan terjadi lagi," ujar Haizley yang sudah ada disamping Olivia, membuka pintu mobil sedangkan Harry menurunkan koper milik kedua anaknya . Haizley lalu melepaskan seat belt Frizzy, kemudian membantunya turun dari mobil.
"Halo," sapa Qiuyue sangat ramah pada Olivia dan Frizzy.
"Kami akan menghubungi kalian setiap hari," kata Harry. Sementara itu Qiuyue tidak berhenti tersenyum melihat kedua anak yang ada di depannya, meskipun Niall tampak antusias menyambut kedatangan kedua anak yang ada dihadapannya sebenarnya dia sedang memikirkan akan apa saja ia dihapadapi kedepannya.
"See you Mom," ucap Olivia seraya memeluk Haizley.
"Love you Mom," kata Frizzy selagi Haizley merapikan rambut anak laki-lakinya itu. Setelah memeluk Haizley, kedua anak itu menghampiri Harry.
"DADDY!" pekik Olivia dan Frizzy. Kedua anak itu memeluk Harry dengan sangat erat sedangkan Haizley hanya memutar bola matanya kesal karena kedua anaknya itu hanya terlihat sedih karena Harry akan pergi bahkan tadi Olivia dan Frizzy tidak memeluknya seperti itu.
"What the hell is going on!" umpat Haizley. Ia heran melihat kedua anaknya yang tadi memeluknya tampak biasa-biasa saja sedangkan sekarang kedua anak itu menangis seperti anak yang akan ditinggalkan ayahnya pergi ke medan perang.
"Dad tidak boleh pergi," ucap Olivia tanpa melepaskan pelukannya, sedangkan Frizzy mengangguk menyetujui Olivia.
"Baiklah. Harry, ayo kita berangkat. Nanti kita akan terlambat," ujar Haizley sambil menggeser ponselnya. Haizley kesal anak-anaknya tidak memperlakukannya seperti yang kedua anak itu lakukan pada Harry, untuk itu Haizley mengalihkan perhatiannya dengan memainkan ponselnya agar tidak melihat kedua anaknya yang sedang memeluk dan bahkan menangisi Harry yang akan pergi bersamanya. "Harry, ayo. Kita akan terlambat nantinya."
"NO!" pekik Frizzy membuat Haizley tersentak. "Dad tidak boleh pergi."
"What the fu-" Haizley memukul bibirnya lalu berjalan mendekati Frizzy. Ia menunduk sambil mengusap kepala Frizzy. "Aku hanya meminjam Dad sampai adik kalian lahir."
"Tidak mau. Frizzy tidak mau!"
"Frizzy-"
"No Mommy. No!"
"Kami tidak akan pergi lama. Kami akan menghubungi kalian setiap hari bahkan sesering mungkin," kata Haizley lagi membujuk Frizzy agar anak itu mau dan segera melepaskan Harry, namun tetap saja anak itu masih menggeleng.
"Tidak mau! Frizzy tidak mau." ia kemudian menyeka air matanya dengan satu tangannya, sedangkan tangan satunya lagi ia gunakan untuk memeluk kaki Harry. Melihat itu Harry tidak tega meninggalkan kedua anak itu. "Dad tidak boleh pergi."
"Tumbuhan Kac-" Haizley berhenti berbicara karena Harry memelototinya. Olivia dan Frizzy semakin memeluk Harry dengan sangat erat.
"Baiklah. Kalian yang meminta," ucap Haizley sebelum akhirnya menarik Frizzy dan Olivia agar melepaskan Harry. Haizley sudah berusaha menarik Frizzy dan Olivia agar lepas dari Harry, namun ia tidak berhasil. Kaki dan tangan Frizzy melingkar memeluk kaki Harry, bahkan Harry kesulitan untuk berjalan belum lagi Olivia yang memegang dengan erat tangan Harry, juga Harry tidak berusaha membantu Haizley.
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be A Good Uncle
Fanfiction[✔ | spin-off moron five] Niall: "Jika besok besok aku mati. Yang patut kalian curigai adalah kedua anak iblis itu!" [publish: mei 04, 2018 - jun 23, 2018] Copyright © 2018 by tychilaude