[a/n: saya pake translate nulis ini. Jadi kalau salah dibenerin, ya]
Niall's POV
"Zhe zhishi yige mengxiang. Niall!" aku mengusap wajahku merasakan tubuhku diguncang. Aku mendengar suara Qiuyue menangis, dari tadi aku mendengar dia bicara sendiri dengan menggunakan bahasa mandarin. Ini masih terlalu pagi bagiku untuk bangun. Lagipula untuk apa dia membangunkan aku, Olivia dan Frizzy tidak sekolah hari ini. Aku bangun dan menyandarkan tubuhku pada headboard.
"Qiu, kau kenapa. Kau menangis?" tanyaku. Dia hanya menggeleng pelan lalu memeluk aku, bahkan tangisannya lebih parah dari sebelumnya. Ih dia ini kenapa, biasanya kalau dia baru bangun dia akan tersenyum sambil mengatakan, 'zao shang hao wo qin'ai de zhangfu' kenapa sekarang dia jadi mirip wanita yang selalu menagih uang sewa di Kung Fu Hustle.
"Wo buxiang shiqu ni. Wo meng jian ni sile." mau dia mengatakan apa juga, aku tidak akan mengerti. Selagi Qiuyue menangis aku berusaha mengambil ponselku yang ada dibawah bantal.
"Qiu sayang. Lepas ya." Qiuyue melepaskan pelukannya dan masih saja sesegukan karena tangisannya. Matanya jadi sembab. "Lihat 'kan matamu jadi bertambah sipit."
"Wo de yanjing shi zheyang de!" Dia kerasukan vampir china?
"Anjing," ujarku sambil mendorong kedua tanganku. Aku menyengir pada Qiuyue. Semoga yang tadi aku ucapkan benar, itu salah satu bahasa mandarin yang aku tahu, artinya tenang.
"Wo feichang haipa!"
Aku mendekatkan ponselku ke mulut Qiuyue. "Kau bicara dengan translate, ya. Aku tidak mengerti."
"Niall..." bukannya diam dia semakin menangis dan memeluk aku lagi. Dia ini kenapa.
Aku mengusap kepala Qiuyue agar dia tenang dan berhenti menangis. "Qiu, kalau kau menangis terus aku tidak mengerti kau menangis karena apa."
"Aku mimpi. Dalam mimpiku, kau meninggal," ucapnya lalu melepaskan pelukannya.
"Oh, jadi kau mimpi aku meninggal." aku mengangguk beberapa kali sebelum akhirnya aku menyadari ada kejanggalan. "Apa?! Kau memimpikan aku meninggal!"
+
"Got me sparkling just like an emerald
Set my soul on fire, make me wild like the deep blue sea~" aku mengusap telingaku mendengar Olivia bernyanyi. Dia sedang memakai headphone dan tidak menyadari kalau suaranya yang seperti babi terjepit itu bisa merusak gendang telingaku."Uncle, lihat peliharaan baruku," ucap tumbuhan kacang itu sambil menunjukkan ikan yang ada didalam kantong plastik, siapa lagi yang memberikan anak ini peliharaan. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum sebagai respon, aku masih memikirkan mimpi Qiuyue. "Aku dapat dari supir uncle."
"Uncle tahu, semalam aku bermimpi aku diberi ikan. Lihat, mimpiku jadi kenyataan," katanya lagi antusias. Aku menelan liurku karena perkataan Frizzy, jadi mimpinya jadi kenyataan? Bagaimana kalau nanti mimpi Qiuyue juga jadi kenyataan.
Aku belum siap mati, aku masih mau makan enak, aku belum sempat balas dendam pada ketiga manusia sialan itu. Aku menghela napas panjang selagi aku meluruskan kakiku di sofa agar anak itu tidak duduk disampingku. Aku baru saja ingin menutup mataku, tiba-tiba saja Frizzy menampar pipiku. "Uncle sakit, ya?"
"Got me spinning like a ballerina, feeling gangsta every time I see ya. You're the king and baby i'm the queen of disaster, disaster." dua anak ini benar benar menyiksa aku. Pipiku sudah ditampar Frizzy, belum lagi suara Olivia yang membuat telingaku terasa ditusuk.
Aku mengambil headphone dan iPod dari tangan Olivia, aku masih menyayangi telingaku. "Lebih baik sekarang kau ke ruangan kedap suara. Telingaku sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
How To Be A Good Uncle
Fanfic[✔ | spin-off moron five] Niall: "Jika besok besok aku mati. Yang patut kalian curigai adalah kedua anak iblis itu!" [publish: mei 04, 2018 - jun 23, 2018] Copyright © 2018 by tychilaude