|06| How To Keep Harry Alive

670 116 61
                                    

Author's POV

"Haizley kau harus tahu kalau es krim ini sangat enak," ucap Harry dengan sengaja mendekatkan wajahnya pada Haizley sambil menjilat sendok es krim yang ada ditangannya. "Shht... Oh."

"Bisakah kau memakan es krim itu tidak sambil mendesah. Kau tahu, amplitudo suara desahan milikmu itu bisa merusak pendengaranku. Kau boleh mendesah sepuasnya asalkan frekuensi suaramu itu dibawah 20 hertz," ujar Haizley lalu mengalihkan pandangannya dari wajah Harry.

"Shh... Ah... Shh faster Hazz," ulang Harry dengan semakin menambah frekuensi suaranya. Mendengar itu Haizley langsung menatap Harry tajam. "Apa? Kau keberatan. Jika aku mendesah dibawah 20 hertz, kau tidak akan mendengarnya, kau 'kan serigala. Kecuali jika kau alligator."

"I fucking hate you," umpat Haizley.

"Haizley, dulunya kau suka belajar fisika dan kimia, ya?"

"Ya. Aku sangat mencintai pelajaran itu. Buktinya aku menikah dengan salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang B dan nomor atom 5. Boron."

"Hahahaha lucu," kata Harry. Ia sebenarnya berniat mengejek Haizley yang sedang kesal karena kalah taruhan dengannya. "Jadi menurutmu aku ini unsur kimia boron? Berarti Frizzy dan Olivia itu borax, ya. Haizley, menurutku kau itu juga unsur kimia."

Haizley awalnya tidak tertarik, tapi jarang jarang Harry mau melawan cibirannya. "Unsur kimia apa? Emas."

"Bukan, tapi unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8, oksigen. Tanpamu aku tidak bisa hidup."

"Well, cheesy," ucap Haizley lalu melemparkan Harry serbet yang ada dimeja makan. Pun Harry kembali memakan es krimnya, sedangkan Haizley berharap suaminya itu akan menawarkan es krim untuknya.

"Harry sayang. Itu 'kan hanya taruhan. Sekarang, kau bagi es krim itu ya," pinta Haizley, yang hanya mendapat gelengan kepala dari Harry. Haizley hanya mendengus pasrah.

"Kau mau?" Harry mendekatkan sendok es krim ke mulut Haizley, namun ketika Haizley membuka mulutnya Harry kembali menjauhkan sendoknya. "Never in your wildest dreams!"

Mereka memilih es krim sebagai barang taruhannya karena itu es krim satu satunya yang ada di lemari es. Haizley mengusap perutnya lalu dengan sengaja melirik Harry. "How could you. Kau tahu, anakmu menginginkan es krim itu."

"Oh... Hoho, no. Aku sudah tidak tahu seberapa besar dosamu karena terlalu sering memfitnah anakku," jawab Harry acuh lalu kembali memakan es krimnya. Harry kemudian menepuk pipi Haizley pelan. "Haizley sayang, kau 'kan sudah punya banyak dosa. Dosa menyiksa aku secara lahir dan batin, dosa pada orang tuamu— dan masih banyak... Dosa yang lainnya. Jangan ditambah dengan dosa memfitnah anakku yang ada diperutmu, dengan kau sengaja meminta sesuatu dengan alasan itu keinginannya."

Haizley menengok kebelakang melihat asisten rumah tangganya. "Baiklah, aku bisa meminta orang untuk membelinya. Ekhem, Kar—"

Harry langsung menginterupsi Haizley, "Haizley, kau tidak bisa menerima kekalahan, ya. Untung saja taruhannya bukan mengajakmu melakukan hal yang macam macam."

"Well, ini pertama kalinya aku kalah."

Harry memejamkan matanya menikmati dinginnya es krim yang ada didalam mulutnya. "Oh yeah. It's been eighty four years. Informasi untukmu, es krim ini lebih enak dari biasanya. Kalau perlu, aku akan mencatat kejadian ini. Haizley Carole Styles dikalahkan hari ini dan sekarang liurnya hampir menetes menonton Harry memakan es krim."

"Apa katamu barusan?" tanya Haizley.

"Kau tahu 'kan Haizley panas ketemu  dingin itu seperti apa."

How To Be A Good Uncle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang