|03| How To Skip School

798 130 85
                                    

"Kalian ini seperti kecoak ya, muncul terus. Tidak mati mati," kata Harry pada kedua teman Haizley yang mendatangi mansion yang ia tinggali bersama Haizley. Mereka tidak hanya datang berdua, tapi bertiga dengan salah satu mantan pacar Haizley.

"Silahkan diminum," ujar Harry ketika asisten rumah tangganya meletakkan teh diatas meja untuk ketiga tamu Haizley. Harry meluruskan tangannya pada sofa, selagi ia melihat ketiga orang yang ada dihadapannya dari ujung kaki sampai ujung kepala. Ia memandangi Avan sangat lama, selagi ia mengingat-ingat dendamnya pada mantan pacar istrinya itu.

"Kau tidak menyediakan makanan untuk kami?" tanya Sara.

"Memangnya kalian ini siapa? Oke guys-"

"Hah guys? Excuse me," tanpa Harry menyelesaikan kalimatnya, sahabat dari istrinya sudah memotong ucapannya terlebih dahulu. Pamela menjentikkan jarinya tiga kali. "Siapa kau?"

"Aku suami sahabat kalian. Dengar ya, duo ular-"

"Kami tidak dengar," ucap Pamela dengan menutup matanya berniat mengejek Harry.

"Jika aku jahat, aku sudah menjauhkan istriku dari kalian. Salah satu penyebab Haizley jadi berbisa itu kalian. Asal kalian tahu, aku sudah bosan melihat wajah kalian itu. Bahkan seandainya aku mau, aku bisa menghilangkan kalian dari muka bumi ini," ucap Harry. Pamela dan Sara hanya memajukan bibir bawah mereka mengejek Harry dan mengikuti apa yang baru saja dikatakan Harry.

"Oh... Itu sangat tragis," kata Sara lalu menyesap teh.

"Sebenarnya ya, kalian itu sangat beruntung bisa selalu bertemu denganku-"

"Ya! Kapan lagi kita bisa menistakan seorang Harry Styles," kata Pamela menyetujui.

Harry mengibaskan tangannya. "Terserah kalian saja. Dalam rangka apa kalian berdua kesini dan juga membawa mantan pacar Haizley ini."

"Kau tidak tahu kalau Haizley sangaja membeli mansion ini karena berdekatan dengan mansion milik Avan?" tanya Sara heran. Padahal dia hanya mencoba membuat Harry menjadi panas dan akhirnya menyeret dua sahabat Haizley itu keluar.

"Oh begitu. Astaga, aku terkejut," kata Harry dengan menunjukkan ekspresi pura-pura terkejutnya. "Kurang ya? Astaga, aku sangat terkejut!"

"Well... fuck you," kata Pamela pada Harry.

"Oh ya. Hey siapa namamu, ahk Advan. Kau tidak kapok bertemu dengan Haizley. Kau pernah dihajar 'kan, karena membocorkan rahasia kami pada Olivia. Untung saja pada saat itu aku sedang tidak ada."

"Maaf. Aku baru selesai mandi," ucap Haizley lalu duduk disamping Harry. Disaat yang bersamaan Harry melihat Avan sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum pada Haizley, karena itu Harry langsung melingkarkan tangannya pada pinggang Haizley. "Oh ya, selamat pagi mantan."

"Hey, kenapa kau menatap Haizley seperti itu. Oh ya, kami akan mengadakan baby shower. Aku akan mempertimbangkan, apakah aku mengundang kalian bertiga atau tidak."

"Memangnya kau hamil?" tanya Pamela heran, sedangkan Haizley mengeritkan keningnya begitupun dengan Harry. "Lalu, Louis tahu ini?"

Karena mengerti maksud dari sahabatnya, Haizley meledakkan tawanya. "Iya, Harry sedang mengandung anak Louis."

Karena melihat Harry yang rahangnya mengeras, Pamela berhenti tertawa dan menggantikkannya menjadi senyuman manis untuk Harry. "Oh... Jadi Haizley hamil."

"Kenapa. Kau juga mau? Huh," ucap Harry.

"Harry!" tegur Haizley. Pamela mengangkat tangan Avan, dan satu tangannya lagi ia angkat untuk menunjukkan benda yang melingkar dijarinya pada Harry.

How To Be A Good Uncle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang