Aku masih mengingat
Saat aku tenggelam dalam iris pekat tajammu
Kau datang tanpa mengetuk pintu
Mengusik tenang dengan riangnya kenanganNamun terkadang..
Iris pekatmu seperti secangkir kopi hitam
Yang kuteguk tanpa gula
Membuatku terbiasa dengan pahitnyaKau adalah angin
Riuh di tengah tenangnya samudera
Iris pekatmu tak terbaca
Ada luka juga bahagia di waktu yang samaKau adalah angin
Dengan surai lembut karena terpaannya
Mendekap dengan tenang jika lepas kendali
Menyisakan pilu juga rindu di waktu yang samaIni tentangmu..
Menjelma menjadi warna terang dalam kelabuku
Tentang kamu yang diam-diam menjadi tema dalam catatanku
Tentang kamu yang diam-diam aku aminkan di setiap akhir sujudkuIni tentangmu..
Mendekap dengan tenang dalam waktu yang lama
Semoga tetap terjaga
Sehingga sampai pada pelabuhannya. . .Bandung, 23 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSONG
Poetry#HighRank 413 in Poetry (16 Desember 2017) Ketika bibir tak mampu lagi berbicara lalu segalanya berakhir dengan kalimat yang mewakili rasa. Hanya berisikan beberapa coretan kosong dan juga Puisi. Selamat menikmati.