02. Sense

12.4K 1.2K 74
                                    

— IG : Adoreyna —













Aku baru saja selesai berganti baju. Dengan mengenakan celana training di padu hoodie merah, yang sama dengan yang aku dan Taehyung beli dan kini tengah dikenakannya. Segera kembali ke ruang utama dan mendapati Taehyung yang tengah sibuk menbuka lemari penyimpanan di dapur.

"Kau mencari apa, Tae?"

Taehyung mengabaikan pertanyaanku, kebiasaannya saat terlalu fokus mengerjakan sesuatu akan melupakan hal-hal disekitarnya. Aku pun mendekat hingga mendapati Taehyung yang tengah menemukan tumbler kaca.

"Ah, kau sudah selesai?" Taehyung beralih setelah mendapat anggukanku sebagai jawaban. Ternyata Taehyung baru menyadari keberadaanku.

"Aku akan membawa minuman untuk kita nanti. Kau pasti akan kelelahan dalam perjalanan. Kau sudah makan malam?"

Aku kembali mengangguk, membawa diri untuk duduk di salah satu kursi di dapur. Mengamati Taehyung yang tengah menuangkan air putih ke dalam tumbler.

"Aku sudah makan tadi sebelum kau datang. Ibu pergi dan meninggalkan makan malam untuk kuhabiskan sendirian."

"Baguslah. Kita tak perlu membawa bekal. Kita hanya akan jalan menikmati pemandangan."

Hingga presensi Taehyung telah berada tepat dihadapanku. Dengan tas pinggang hitamnya yang sanggup menampung satu tumbler. Dan aku yakin, setidaknya ada beberapa alat disana untuk bekal kami selama perjalanan nanti.

"Bawa senter ini untuk dijalan, aku membawa satu dan kau membawa satu." Taehyung menyerahkan senter kecil untukku sebelum beralih menengok pemandangan luar lewat jendela dapur. "Sudah siap berangkat?"

Ikut mengamati senja yang telah menipis, sepertinya tak ada waktu untuk menunda perjalanan. Aku pun mengangguk dan segera bangkit. Berjalan beriringan dengan Taehyung menuju pintu depan. Tak lupa mengunci pintu depan setelah menghidupkan lampu penerangan di perkarangan rumah.

Kami berdua berjalan beriringan. Taehyung mulai berceloteh tentang keajaiban bukit edensor yang selama ini selalu sangat antusias menceritakannya padaku. Entah mengapa, meski di ceritakan berkali-kali, tak akan pernah membuatku bosan. Karena selalu menimbulkan penasaran tentang sesungguhnya yang ada dipuncak Edensor.

Kami sudah tiba di simpang jalan di tepi hutan, dimana diujung salah satu cabang jalannya adalah rumah Taehyung. Ah, kita akan melewati rumah Taehyung.

Hingga secara mendadak Taehyung menghentikan laju langkahnya, dan segera berbalik arah menuju simpang sebelahnya dengan jalur yang sedikit memutar.

"Kenapa tidak lewat depan rumahmu, Tae? Kita akan memutar jika melewati jalan ini."

Taehyung menggeleng, menoleh sejenak ke arah rumahnya sebelum kembali menggeleng ke arahku.

"Dirumahku sedang ramai. Aku tak mau mereka melihatku dan melarangku pergi denganmu."

Aku menatapnya tak mengerti. Sebelum kembali iku menoleh ke arah rumah Taehyung yang memang sepertinya ramai. Ada beberapa mobil terparkir didepan rumahnya, dan beberapa orang nampak berada di depan pagar halaman rumahnya.

"Ada acara apa dirumahmu? Kenapa kau tidak ikut acaranya dan malah mengajakku pergi?"

Sekali lagi Taehyung menggeleng, menarik pergelangan tanganku mengajak menjauh dari simpang itu. Berjalan ke jalan setapak yang lebih kecil dan mulai gelap.

"Mama sedang mengundang beberapa kerabat. Aku tidak tahu untuk acara apa. Aku akan bosan dirumah, jadi aku memilih mengajakmu pergi."

Satu cengiran kotak milik Taehyung menjadi jawaban bagaimana pemuda ini telah secara licik menghindari acara dirumahnya dan mengorbankanku sebagai alasan untuk kabur.

Sialan!
Tapi tidak sepenuhnya salah. Lagi pula aku pasti menikmati perjalanan ini.

Aku tersenyum canggung, melihat Taehyung yang tengah mengamatiku dan segera kembali menarik tanganku untuk berjalan disampingnya.

"Jangan pegang tanganku. Aku takut nanti tidak mau lepas." Satu godaanku cukup membuat Taehyung terkesiap dan segera melepaskan tangannya yang menggenggamku.

Ah, lupa ku katakan. Menggoda Taehyung menjadi satu list di kegiatan kesukaanku. Lihatlah wajahnya yang memerah, terlihat sangat menggemaskan.

Namun hanya berlaku dalam beberapa detik. Karena tepat sebelum detik kesepuluh, Taehyung kembali menggenggam tanganku dan berbisik lirih, "Biarkan saja jika tak bisa lepas. Aku ingin selamanya menggenggammu."

Aku tahu Taehyung pintar membalas godaanku. Tapi tak tak pernah tahu, sejak kapan godaan Taehyung mampu memporakporandakan detak jantungku.

Dan aku hanya bisa berdiam, menahan senyum sambil masih menggenggam tangan Taehyung yang berjalan saling berdampingan.



Dan kami telah tiba di ujung jalan. Ada satu rumah di ujung yang terkenal adanya anjing yang begitu menakutkan. Sejenak ingatan tentang keberadaan anjing itu cukup membuat nyaliku menciut. Aku terdiam seketika.

"Hei, kenapa?"

Aku menatap Taehyung horor. Apa Taehyung tidak tahu keberadaan anjing menakutkan itu?

"Tae, ada anjing Nyonya Kang disana. Aku takut." Taehyung terkekeh saat mengikuti arah telunjukku. Menunjuk perkarangan rumah diujung jalan yang cukup terbuka. Aku yakin ada anjing gila disana.

"Jangan takut, Yoo. Ada aku. Kau tidak tahu jika aku penjinak anjing yang ampuh?"

Aku menggeleng menatapi raut kecewa Taehyung atas ketidak mengertinya aku.

"Sudahlah. Kau disebelah kiriku saja supaya tidak takut."

Dan sangat perlahan. Aku mengendap sembunyi di sebelah Taehyung dan mulai melewati perkarangan rumah itu. Jika ada jalur tembus lain, lebih baik aku mencarinya meski harus berputar lagi. Namun nyatanya tekat Taehyung lebih besar dari rasa takutku.

Suasana yang tadinya tenang, mendadak ricuh dengan gonggongan anjing Nyonya Kang. Membuat kami seketika berlari menerjang jalan setapak menuju hutan.

"Sialan! Apa yang kau lakukan, Kim bodoh?"

Taehyung terkekek senang, kedua tangannya bertumpu pada lutut. Mencoba menetralkan nafasnya setelah kami berlari cepat sesaat setelah anjing Nyonya Kang ricuh tadi.

"Aku hanya ingin membuat kegaduhan dengan melempar batu kecil pada anjing itu."

Satu jitakanku mulus mendarat di kepala Taehyung. Menatapnya kesal dan segera berlari menuju tengah hutan.

"Hei, Yoora, kemari. Jangan jalan sendirian di dalam hutan jika mau pulang dengan selamat."


Yah, setidaknya sisa malam itu lebih sedikit tenang dan Taehyung tak pernah melepas genggaman tangannya selama perjalanan.

Mempunyai sahabat yang baik dan tampan seperti ini ternyata menyenangkan, ya?


- May 27, 2018

Haihaihai.. ada yang ingat cerita ini? Semoga masih ingat, ya. Ternyata Taehyung yang mengajak berpetualang di bukit Edensor. Cerita ini akan sedikit lambat updatenya.. jadi mohon kesabarannya dan pengertiannya. 😘😘

Salam peluk cium dari Taehyung
- Adoreyna
💋💋💋

Fireflies ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang