"Adiknya pergi, kakak sepupunya datang." Baekhyun langsung mendapat cubitan di pinggang dari Chanyeol karena cibirannya.
Renjun sudah diseret pergi oleh Tao dan Yifan. Sekarang hubungan Sehun dan Jongin baik-baik saja, sangat baik malah.
Tapi hanya selama seminggu.
Kenapa?
Karena istri sahnya Sehun datang.
Siapa?
Tentu saja, Luhan.
"Alpha!" Teriak Luhan kala dirinya melihat Sehun yang baru kembali dari hutan.
Sehun yang tengah berbincang dengan Mark dan Minseok pun menoleh. Menatap ragu pada pria mungil putih itu. Mata sang kepala alpha menjelajah sekitar, memastikan keberadaan omeganya.
Gotcha!
Jongin juga sedang menyambutnya, dari jauh. Di pinggir sungai, omega Sehun sedang tersenyum manis dengan para ekornya. Ekornya? Iya! Itu, para adik Sehun yang mengikutinya kemanapun si omega pergi.
"Alpha, aku merindukanmu!" Seru Luhan.
Sehun gelagapan setelahnya. Bukan karena gugup dengan pernyataan Luhan. Tapi karena tatapan dari omeganya. Jongin tersenyum miring dan mengangkat sebelah alisnya.
"Kenapa kau disini, Luhan?" Sehun menurunkan tangan Luhan yang memeluk lehernya.
"Aku merindukanmu, Alpha."
Sehun tersenyum lembut, "Mari bicara di dalam."
Kemudian, Luhan berjalan mengekori Sehun ke dalam.
Jongin? Dia tersenyum puas.
Dia puas karena Sehun tidak mau mempermalukan Luhan dihadapan yang lain.
Mempermalukan bagaimana?
Penolakan. Sebuah penolakan dari alpha kepada istrinya adalah sebuah hal yang memalukan.
Sehun-nya memang hebat. Dia bisa mengontrol emosinya, mengontrol hatinya.
***
"Mari kita berpisah, Luhan."
Tangan Luhan bergetar begitu mendengar ajakan itu dari Sehun. Awalnya memang dia menikahi Sehun tanpa landasan perasaan. Tapi, lambat laun dia menyukai Sehun.
"Y-ya?"
"Aku yakin kau mendengarnya dengan jelas Luhan."
Sehun melihat dengan jelas bahwa Luhan sedang mati-matian menahan emosi, gugup, dan kesedihan sekaligus. Tapi dia pura-pura tidak acuh. Jika dia acuh, maka harga diri Luhan yang akan hancur.
"Aku mencintaimu Sehun." Lirih Luhan.
"Maka dari itu, sebelum kau semakin mencintaiku mari kita berpisah sekarang."
Luhan tidak bisa membendung tangisnya lagi. Dia mencintai Sehun, sangat. Tapi ruang untuknya di hati Sehun sudah tidak ada. Rasa cintanya pada Sehun tidak lebih besar dari rasa cinta Sehun pada Jongin.
Sial, kenapa hati serumit ini.
"Aku menyayangimu sebagai adik Luhan." Sehun merengkuh tubuh Luhan ke dalam pelukannya.
"Tapi aku tidak begitu Hun-ah."
Sehun tidak menjawab, dia lebih memilih menenangkan Luhan dalam pelukannya.
.
.
.
.