'Dia disini, terbaring lemah dengan segala alat medis yg menghiasi tubuhnya'******
Iqbaal melangkah masuk kedalam ruangan itu, bau obat menyeruak ke indra penciumannya.
Matanya menangkap sosok yg terasa tak asing sedang berbaring diranjang pasien.Ia mendekat, alangkah terkejutnya saat tau kalau itu adalah Aldi teman sebangkunya.
Dia disini, terbaring lemah dengan segala alat medis yg menghiasi tubuhnya.
"Sal ini..?"lidahnya terasa kelu saat ini.
"Knp bisa? "sambungnya.
Salsha menghembuskan nafasnya pelan, lalu melangkah mendekat dan mengusap pelan kening Aldi."Udh 2 hari Baal, dan Aldi belum sadar juga"
"Kata dokter dia butuh donor darah sedangkan darah gw beda, satu-satunya harapan cuman orang tua dia, tapi sekarang mereka ngak tau ada dimana"Iqbaal setia mendengarkan, matanya masih terpaku pada tubuh yg dihiasi oleh alat2 medis itu.
"Udh coba telpon? "tanya Iqbaal setelah sekian lama diam.
"Gw ngak tau nomernya"jawab Salsha."Di handphone Aldi?"
"Ngak ada,aldi ngak nyimpen, dia hanya punya 2 kontak gw dan elo"jawab Salsha."Kok aneh si masa dia ngak nyimpen kontak orang tuanya? "tanya iqbaal.
"Gw juga ngak tau, ini semua salah gw, Aldi tau semua tentang gw, tapi gw sama sekali ngak tau tentang dia, gw bahkan ngak pernah nanya gimana dia dirumahnya, coba gw lebih perhatian seenggaknya gw ngak perlu minta bantuan Ibu bk buat cari alamat rumahnya""Udh lo ngak usah nyalahin diri lo gitu, gw disini gw bakal bantuain lo itu janji gw"ujar Iqbaal sambil tersenyum kearah salsha.
Salsha tertegun belum pernah ia melihat senyum Iqbaal semanis ini untuk dirinya, dulu Iqbaal hanya menunjukkan wajah kezal,marah dan datar kepadanya,dan sekarang dia disuguhi senyuman semanis ini, sunguh rasanya aneh?
"Makasi ya Baal"
****
Salsha berjalan lunglai keluar dari kelas,meninggalkan tatapan penasaran dari sahabat2nya."Salsha kenapa sih? Udh 3 hari ini sifatnya aneh banget"ucap Amel
"Iya gw jadi kawatir deh, mana setiap kita tanya dia selalu bilang 'gak papa' lagi"sambung Casie"Gimana kalau kita ikutin dia aja? "usul Stefi
"Jangan deh, biarin dulu,gw yakin nanti Salsha pasti bakal cerita kita kan sahabatnya"balas jeha.
"Iya sih, tapi gw kawatir Je"ucap Amel.
"Gw juga Mel, tapi mau gimana lagi kita juga harus hargain privasi Salsha kan, mending sekarang kita pulang aja,gw yakin Salsha bakal cerita kok."ujap Jeha.***
Salsha tengah duduk di bangku taman rumah sakit, hari ini dia tak langsung pulang kerumah, melainkan langsung kerumah sakit.
Sudah 3 hari ini iya berjuang untuk mencari pendonor, tapi sama sekali tak membuahkan hasil, ia takut sangat takut jika nanti sesuatu yang buruk terjadi.
"Salsha"suara teriakan itu, membuatnya mengalihkan pandangan dari sebuah kolam ikan menuju seseorang yg sedang berlari kearahnya sambil melambaikan tangan.
Salsha tersenyum membalasnya, itu adalah Iqbaal dengan masih menggunakan seragam sekolah juga,ia berlari kearah Salsha dengan semangat.
Dan sudah 3 hari juga ia dan Iqbaal selalu bersama mencari alamat orang tua Aldi dan pendonor yang bersedia membantu."Sal lo tau ngak.."ucap Iqbaal terputus saat nafasnya tak sampai, ia mencoba mengatur nafas dan melanjutkan bicarangya.
"Gw ada kabar bagus loh"lanjutnya lagi."Apa?"
"Udh ada pendonor buat Aldi"ujar Iqbaal dengan penuh semangat.
"Serius lo? "
Iqbaal mengangguk sebagai balasan.
"AAAA. Akhirnya"teriak Salsha reflek memeluk Iqbaaal.
"Makasi ya baal, akhirnya berkat lo aldi bisa selamat ayo kita bilang sama dokternya"ujar Salsha sambil melepas pelukannya.
"Ah iya, lo duluan"jawab Iqbaal"Sial! kok deg-degan gini ya?" ucapnya setelah Salsha berlari pergi keruangan dokter.
Tbc...