NCC -2

80 43 59
                                    

Gero POV

"Shit! Kenapa gua mikirin Via sih! Tapi diliat liat Via lucu juga ya. Eh ngapain mikirin dia sih? Bego banget sih gua, tadi juga kenapa gua pake nolongin dia?! Apa ini jangan jangan? Ah gak gak, gamungkin". Itulah yang dipikirkan Gero saat ini, ia tidak bisa fokus kepada Bu Nining, guru matematika nya saat ini. Ia masih memikirkan kenapa ia menolong Via tadi pagi.

Author POV

"Gero! Ngapain kamu daritadi bengong ga merhatiin pelajaran saya? Udah bengongnya senyam-senyum sendiri! Kamu ini mikirin apa, hah?!". Teriak Bu Nining. Bu Nining ini guru yang termasuk guru killer di SMA Cahya Prita.

Gero yang sadar akan lamunannya langsung beralih ke tatap muka Bu Nining tetapi sebelumnya ia sempat menoleh ke teman sebangkunya, Keinan.

"Tolol lo, Tar. Bukannya nyadarin gua dari lamunan gua malah dibiarin."

"Dih, mana gua tau anjor". Balas Keinan dengan berbisik agar Bu Nining tidak menjadi jadi marahnya saat ini

"Heh! Kalian berdua malah ngobrol, Gero dan Keinan! Sini kalian! Kerjakan soal yang ada di papan tulis saat ini!"

Wohoho, Gero puas sekali dengan hukuman yang diberi oleh Bu Nining saat ini, begitu juga dengan Keinan.

"LAH BUUUUU! MASA IYA GERO SAMA KEINAN DIKASI HUKUMAN BEGITUAN?! UDAH PASTI BISA DIA MAH KALO ITU DOANG, YE GA GAS?". Teriak Gilang.

"BETUL BETUL BETUL". Balas Bagas yang diikutin tawa dari teman sekelasnya karna mengikuti gaya bicara Ipin. Terkecuali, Gero dan Keinan, mereka menatap Gilang serta Bagas dengan tatapan yang mengerikan.

"Ampunnnn, Babang Gerooo, Mas Keinan. Hayati takuddd diliatin kayak begitu sama kamu kamu, nanti kalo aku naksir gimanah?" Teriak Bagas yang sadar dengan tatapan Gero dan Keinan.

"Heh, Bagas, Gilang. Kamu tuh sama aja kayak yang didepan. Sini kalian berdua, maju juga!". Sontak Bu Nining dengan menunjuk tempat duduk Bagas dan Gilang yang juga membuat seisi kelas terdiam.

"Sekarang, kalian berempat, lari keliling lapangan masing masing 10x sehabis lari kalian bersihkan lorong gedung IPA".

Gilang yang ingin menjawab perkataan Bu Nining tersebut ditahan oleh Keinan. Karna, bila Gilang menjawab yang ada hukuman terus bertambah. Akhirnya, mereka berempat keluar dari kelas langsung menuju ke lapangan.

Sampai di lapangan, Gero,Keinan,Bagas, dan Gilang melihat ada anak anak yang sedang ber olahraga ternyata itu anak kelas 11 IPA 1.

"Lah, itu kan Via. Berarti anak 11 IPA 1 olahraga nya sekarang dong? Bisa malu nih gua kalo diliatin Via. Eh ngapain amat gua mikirin". Batin Gero saat melihat Via di lapangan

"Woi, rooftop aja kuy. Males, rame". Alasan Gero ke para sahabatnya. Jujur, ia ingin melihat Via ber olahraga tetapi lagi lagi, otaknya berkata, "Gak, gaboleh Ro, dia gak penting buat lo."

"Kuy ae lah gua"
"Aku sih yes"

Dan, Keinan hanya mengangguk. Mereka berempat pun sampai di rooftoop pribadi mereka, kenapa pribadi? Karena cuma mereka yang tau dimana rooftoop ini berada.

"Woi lu pada, mao rokok ga? Mumpung gua lagi baek nih, kapan lagi". Keinan menawarkannya kepada sahabat sahabat nya

"Gak dulu deh. Tapi tumbenan lu, Tar, rokok. Kenapa? Ada masalah?". Gero bertanya kepada Keinan, karna biasanya cowok itu merokok kecuali ada hal berat yang sedang dipikirkannya

"Ga, b aja". Ujar Keinan yang singkat, padat, dan jelas. "Lang, Gas, lu mao ga?"

"Boleh deh". Jawab Gilang dan Bagas berbarengan. "Yeh, si kocak, barengan". Gilan terkekeh.

"Ger, gua mau nanya nih, boleh kaga?". Tanya Bagas kepada Gero

"Ya bolehlah pea. Masa pake ijin"

"Lu ada rasa ya sama si Via?"

"Gatau deh, Gas. Gua bingung, disisi lain gua belom siap jatuh cinta, tapi di sisi la.."

Gero terdiam lalu melihat ke arah pintu rooftop, ternyata ada seorang cewek melihat nya dengan kaget.

"It seems there will be others who know our personal place, guys."

***

Vomment gengs, jan lupa. 💛

-24 Apr 18-

NOTHING CAN CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang