NCC - 06

22 5 8
                                    

***

"Shut up. Gue langsung to the point aja. Nanti malem gue mau lo dateng ke rumah gue jam 7.30 malam. Pake baju biasa aja gausah banyak gaya. Dan jangan telat."

***

"Kenapa sih lo ganggu gue mulu?!" Teriak Via kepada Gero. Yap! Gero sudah berada di depan rumah Via, sesuai omongannya tadi malam, ia juga sudah bersalaman dengan bunda Valen, hanya dengan Valen, karena Rino sudah berangkat ke tempat perusahaannya sejak pagi tadi. Mereka, Gero dan Via,  akan berangkat bareng ke sekolah, lebih tepatnya Gero lah yang memaksa Via untuk berangkat bareng.

"Ganggu gimana deh, ngarang aja kamu" Balas Gero jahil, ia mengedipkan satu matanya atau bisa disebut, wink.

"Otaknya dah sengklek kali ya nih orang, manggil gue pake bahasa kamu-kamu an, ga mempan njir. Wah tuh ada angkot, apa gue naik angkot aja kali ya" Ucap Via bertanya-tanya di dalam hatinya sambil melamun.

"Halooo, ada cogan disamping lo nih, kok bengong?" Gero baru sadar Via sedang bengong.

"Masih belom sadar juga" Tiba-tiba otak licik Gero pun muncul.

Cuph. Gero mencium Via, di kening. Ingat. Bukan di daerah wajah yang lainnya. Dan itu juga berlangsung sangat amat cepat.

"Apa-apaan sih lo?!" Via tersadar bahwa Gero sudah menciumnya. Ia kesal, walaupun hanya di kening, tetap saja ia kesal karena Gero mencium keningnya tanpa permisi.

"Lo dari tadi bengong, udah gue panggil-panggil. Diem aja, ya jadi nya ga ada pilihan lain"

"Bodo amat! Udah lah, gue naik angkot aja. Bye!"

"Eh...Eh tunggu!" Gero menahan tangan Via.

"Percuma angkot nya udah dari tadi jalan! Kalo gak percaya, lo liat aja tuh. Udah gak ada angkotnya." Tunjuk Gero ke arah tempat tadi angkot itu mangkal.

Via pun melihat ke arah yang ditunjukkan Gero. Dan benar saja, angkot itu sudah tidak ada.

"Udah jam segini Vi. Mending lo ikut gue aja, gue juga bawa mobil ini. Udah napa ayo"

Via menengok jam tangannya.

Double shit.

Gero membuka kan pintu lalu mendorong pelan agar Via langsung masuk.

***

Ternyata mereka belum telat, bel masih agak lama. Sesampainya di parkiran sekolah, banyak pasang mata iri serta penasaran. Mengapa Sang Idola Sekolah bisa berangkat bersama dengan perempuan yang bahkan tidak ada apa-apanya?

Jahat memang tapi begitu adanya.

Gero membuka kan pintu mobil Via. Jujur saja, Via sangat amat teramat risih dengan Gero. Ini memalukan.

"Ngapain amat deh di bukain pintunya, dikata gue gak punya tangan?" Ucap Via saat keluar dari mobil itu

"Lo jalan bareng gue, biar nanti pas mau ke kelas gak di apa-apa in." Bisik Gero.

"No. Who are you? My boyfriend? No. Jadi gausah ngatur."

"Batu banget sih lo. Udah sini ah" Gero langsung mengenggam tangan Via lalu menarik nya untuk ke kelas.

Saat mau ke kelas banyak yang menyinyir. Lebih banyak sih para kaum wanita. Well, you know.

"What the hell?!! Itu cewek genit banget si deketin cowok gue?!!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOTHING CAN CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang