Prolog

20.3K 535 14
                                    

Roui Hillton.
Gadis manis dan polos berusia 18 tahun. Memiliki mata biru yang bening dan membuat siapa saja yang melihatnya akan terenyuh.
Seperti ibunya dan ayahnya pagi ini.

"Tidak Roui. Kau harus mengikuti pertemuan dengan partner bisnis ayah hari ini. Ayah harus memperkenalkanmu dengan mereka semua." kata Max Hillton dengan tegas.

"Ayah.. " Roui mencoba merayu ayahnya dengan mata birunya yang dibulatkan dan dikedip-kedipkan serta bibir mungilnya yang mengerucut lucu.

Pemandangan itu membuat ayahnya goyah. "Tidak Roui!"
Ibunya yang melihat hal itu hanya tersenyum maklum. Ibunya mudah luluh dengan tatapan polos itu.

"Ayah. Roui tidak mau. Roui tidak ingin pergi. Ayah tidak sayang Roui?" tanya Roui dengan suara lirih dan hampir menangis.
Max mulai luluh dan menghembuskan nafasnya lelah.

"Kemari sayang." panggilnya. Roui berjalan ke arah ayahnya dan duduk di kursi yang berada di sebelah ayahnya. Sarapan pagi mereka harus sedikit berantakan karena Roui.

Max memeluk tubuh mungil putrinya dan mengecup puncak kepal gadis itu.
"Hiks.. Ayah jahat." gumam Roui sambil memeluk ayahnya begitu erat.

"Maafkan ayah sayang. Ayah hanya ingin mengenalkanmu dengan partner ayah dan semua pegawai di kantor ayah." jelasnya dengan lembut.
Di heran mengapa putrinya sangat cengeng. Mudah menangis namun di saat bersamaan mampu tertawa bahagia. Sungguh putrinya ini cukup ajaib.

"Roui tidak suka. Nanti mereka akan menatap Roui seperti ingin memakan Roui. Roui takut." gumamnya.

Ayahnya menyerah. "Baiklah. Kau tidak jadi ikut sayang. Bersiaplah. Ayah akan mengantarkanmu ke sekolah."

"Hihihi Roui sayang ayah!" serunya ceria dan mengecup pipi ayahnya bertubi-tubi, mengundang tawa kecil ibunya dan tawa keras dari ayahnya karena kegelian dengan kecupan putrinya.

Setelah putrinya pergi untuk mengambio perlengkapan sekolahnya, Rene Hillton-istrinya- membereskan peralatan makan mereka sambil tersenyum melihat suaminya yang kalah dengan putrinya.

"Tertawalah sayang. Aku tahu kau ingin tertawa." kata Max ketus dan wajah merengut.

Sontak hal itu membuat istrinya tertawa dengan keras dan wajah pria itu semakin tertekuk kesal.

********
Maaf segitu dulu prolognya

Dee_

BADMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang