24. Meet Him

149 19 6
                                    

Aku tercengang saat tubuhku berada dalam dekapan Sagara. Aku tidak tahu apa jadinya jika Sagara tidak menarikku, mungkin tubuhku sudah tergeletak dijalanan.

"So-sorry" Kata Sagara sambil melepas topangan tangannya.

"Eee.. iya, makasih udah nolongin gue." Jawabku gugup, tak berani menatap mata Sagara.

Sagara hanya membalas dengan senyuman, "Kalo gitu.. gu-gue pulang dulu, sekali lagi makasih udah nolongin gue." Lanjutku karena tidak tahu harus berbuat apalagi selain harus segera pergi demi menghilangkan rasa gugup.

Saat aku sudah maju beberapa langkah, Sagara tiba tiba memanggilku, "Diandra, aku anterin ya" tanpa menunggu kalimat persetujuan dariku, Sagara langsung menarik tanganku dan kemudian aku masuk ke mobilnya. Entah mengapa aku tidak bisa mengelak sedikitpun.

Di dalam mobil, tak ada satu kata pun yang terucap dari mulut kami berdua. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Jujur, aku tak berani melihat ke Sagara, bahkan melirik pun aku tak bisa.

"Di?" Panggil Sagara memecah keheningan.

"I-iya kenapa Ra?" Jawabku canggung.

"Gue ingin lo besok nonton gue latian." Sepertinya Sagara sudah mulai menggunakan lo-gue, mungkin dia sedang mulai membangun keakraban kembali antar kami berdua.

"Hah?" Jawabku tak percaya. Kenapa harus aku.

"Apa perlu gue ulang sekali lagi?" Tanya Sagara memastikan. "Lo besok dateng ke tempat latihan gue" Sagara benar-benar mengulangnya sekali lagi.

"Kenapa gue?" Jawabku memberanikan diri.

"Karena.. karena.. ya karena gue pengin lo support aja. Biar gue tambah semangat latihannya." Jawab Sagara mencari alasan yang pas. Walaupun bukan alasan itu yang Sagara maksud.

"Eh udah nyampe, makasih udah nganterin" untung saja mobil Sagara sudah berhenti di depan rumahku, sehingga aku ada alasan untuk tidak menjawab omongan Sagara.

"Gue tunggu lo besok" ucap Sagara sambil melambaikan tangannya padaku. Sementara aku hanya bisa membalasnya dengan senyuman canggung.

***

Keesokan harinya..

Aku masih bingung apakah harus datang ke tempat latihannya Sagara atau tidak. Yang hanya aku bisa lakukan adalah berjalan mondar mandir sambil memikirkan keputusan yang tepat.

"Hmm oke oke, gue harus tenang" ucapku menenangkan diri sendiri.

"Ajak Fera aja kali ya" gumamku sambil menimang nimang.

Aku langsung menghubungi Fera.

"Hallo, Di? Ada apa?" Jawab Fera di ujung sana.

"Fer, temenin gue ya. Lo cepetan siap siap, satu jam lagi gue ke rumah lo" ucapku tanpa basa basi.

"Eh eh eh tunggu, mau kema.." Fera belum selesai berbicara, dan aku langsung mematikan telfonnya. Aku langsung buru buru bergegas ke kamar mandi.

Setelah semua sudah beres, aku segera menancap gas menuju rumah Fera.

Sesampainya di rumah Fera..

Aku langsung menekan klakson mobil agar Fera segera keluar dari rumahnya. Dan memang betul, Fera dengan cepat langsung keluar dari balik pintu dan langsung berlari menuju mobilku.

"Cepetan"

"Iya ih sabar, mau kemana sih?" Tanya Fera sembari masuo ke dalam mobil.

"Ntar lo juga tau" jawabku tak mau ambil pusing.

FOOD&BALL (Need Time) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang