lembar tiga belas

6.9K 514 66
                                    

Happy reading~~~




Yunho terbangun dari tidurnya saat merasakan pergerakan pelan jari jari tangan jaejoong yang di genggam olehnya sejak semalam.

Yunho duduk tegap saat melihat jaejoong membuka matanya dengan perlahan, dadanya berdebar kencang mendapati jaejoong menatap kearahnya dengan lurus.

" jaejoong, kau sudah sadar! " seru  yunho dengan tergesa, mengguncang pelan lengan jaejoong.

Jaejoong mengerjap pelan, mulutnya terbuka hendak mengeluarkan sebuah kata namun lehernya terasa sakit karena terlalu lama tidur.

Yunho meraih segelas air lalu menyodorkannya di depan bibir jaejoong. " maaf, aku tahu kau pasti kehausan." Ujar yunho seraya membantu jaejoong yang minum dengan rakus.

Jaejoong kehausan, untung saja yunho cepat tanggap dan mengerti keinginannya. Rasanya tenggorokannya sudah lebih baik setelah di aliri air pemberian yunho, jaejoong merasa bahagia karena itu.

Yunho mengusap pelan surai jaejoong, seumur hidupnya baru kali ini ia menemani orang sakit dan itu semua ia lakukan karena jaejoong.

" Aku......dimana?" Tanya jaejoong pelan dan lemah dengan suaranya yang masih sedikit serak.

Yunho tersenyum lembut. " kau di rumah sakit. Sudah tujuh hari empat jam dua puluh menit dua puluh delapan detik." Jawab yunho dengan mendetail tentang waktu yang jaejoong habiskan dengan berbaring di ranjang rumah sakit dan tak kunjung sadar.

Jaejoong terkejut, selama itukah ia tidur, rasanya baru sebentar.

" rasanya baru sebentar, apa boleh aku tidur lagi." Gumam jaejoong yang hanya menggoda yunho.

Yunho gelagapan, menggelengkan kepalanya dengan cepat tanda menolak. " tidak boleh! aku sudah cukup lama menunggumu disini seperti orang bodoh, dan kau jangan lagi memejamkan matamu kembali!!" Tolak yunho dengan tegas membuahkan sebuah senyuman tipis di bibir pucat jaejoong.

Jaejoong terkekeh lirih, betapa beruntungnya ia mendapatkan cinta sebegiti besar dari pria di depannya ini.

" apa kau sangat tersiksa karena takut kehilanganku hmm?" Goda jaejoong dengan lirikan centilnya.

Yunho mencebil kesal, bisa bisanya jaejoong menggodanya seperti itu padahal baru juga tersadar, ya ampun.

" diamlah jae, kau sangat centil kalau kau tahu!" Cibir yunho dengan sinis.

" oh ya, benarkah! aku bahkan baru membuka mataku setelah sekian hari memejamkan mataku, kau tidak merindukanku hmm?"  Jaejoong sengaja memancing yunho, meskipun ia ingat kejadian buruk yang menimpanya sebelum ia bisa berada di rumah sakit seperti sekarang.

Yunho memicing kesal, memeluk jaejoong dengan hati-hati takut melukai tubuh jaejoong yang masih terdapat luka memar dan juga luka jahitan.

" kau tahu kalau aku sangat merindukanmu, selalu merindukanmu setiap detik yang aku lewati." Ujar yunho dengan sungguh-sungguh, manik musangnya memancarkan kejujuran yang membuat hati jaejoong bergetar nyaman.

Jaejoong terdiam saat mengingat tentang kedua orang tuanya, bagaimana keadaan ayah dan ibunya sekarang selama ia di rumah sakit.

" bagaimana dengan keadaan eomma dan appa, kenapa aku tidak melihat mereka disini? " Tanya Jaejoong dengan cepat membuat yunho bingung harus menjawab yang mana dulu.

Yunho duduk di tepi ranjang jaejoong, menggenggam tangan jaejoong yang pucat dengan lembut. " ahjusshi sengaja tidak menemanimu disini atas permintaanku, lagi pula ahjusshi masih sibuk mengurus kasus seunghyun."

Fifty Shades of Jung YunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang