Happy reading~~~
Jaejoong duduk dengan menekuk kedua kakinya hingga menyentuh dadanya sendiri, matanya memandang kosong kearah nampan di depannya yang berisi makanan, seharian ini ia belum mengisi lambungnya dengan apapun tepatnya sejak yunho menyiksanya kemarin.
Sekujur tangannya di penuhi goresan goresan kecil yang mulai mengering, jaejoong melukai dirinya sendiri berusaha menghilangkan jejak sentuhan yunho pada tubuhnya, kilasan kilasan tentang masa lalunya membayanginya kembali, semakin kuat hingga tubuhnya terguncang karena rasa takutnya.
" andwae...aku tidak mungkin mencintainya, tidak mungkin.." Gumam jaejoong dengan menggelengkan kepalanya ketakutan saat bayangan dirinya tengah bermesraan dengan yunho melintas kembali dalam kepalanya, dirinya yang dulu begitu memuja yunho, dia sangat mencintai yunho hingga ia buta jika sebenarnya pria itu sudah menjadi milik sepupunya sendiri.
" tidaaakkk!!"
Praaanggg
Jaejoong kalap sendiri, melemparkan apapun yang mampu di raihnya, berdiri mematung di depan cermin besar di dalam kamar yunho yang luas.
Air matanya menetes semakin deras, dirinya tampak begitu menyedihkan, seperti sampah yang tidak berguna dan menjijikan.
" kau benar-benar menjijikan kim jaejoong, kau bahkan tak bisa melawan perlakuan yunho padamu, kau sungguh lemah, kau menjijikan!!" Pekik jaejoong pada dirinya sendiri.
Praangg~~
Meraih botol parfume dan melemparnya kearah cermin hingga cermin besar itu pecah berhamburan ke lantai.
Jaejoong menjambak rambutnya sendiri, ia lebih baik mati dari pada terus di jadikan mainan oleh pria yang sebenarnya masih di cintainya.
" kenapa harus aku hiks...hiks..." Isak jaejoong sesenggukan, kulitnya pucat pasi.
Jaejoong melangkah keluar kamar yunho, kakinya yang polos tanpa alas kaki itu menginjak serpihan serpihan kaca cermin, tidak ada raut kesakitan, ia menangis dalam diam, tubuhnya seolah mati rasa, luka yang yunho berikan padanya jauh lebih menyakitkan di bandingkan luka di telapak kakinya yang mengeluarkan darah segar.
Yunho melonggarkan simpul dasinya, di belakangnya ada lee joon bodyguard setianya.
" dimana jaejoong, apa dia sudah makan?" Tanya yunho membuka jasnya tanpa menoleh pada lee joon.
" tuan jaejoong tidak menyentuh makanan nya sejak pagi, dia mengurung diri di kamar bos." Jawab lee joon dengan sopan, mengambil jas milik bosnya lalu undur diri untuk mengurus keperluan yunho seperti biasanya jika pulang ke mansion.
Yunho menghela nafasnya, mungkin ia sudah sangat keterlaluan pada jaejoong pikirnya sekilas.
Yunho hendak melangkah menuju lantai atas tepat saat itu jaejoong muncul menuruni anak tangga dengan masih mengeluarkan tetesan darah dari telapak kakinya, jejak jejak darah mengotori lantai sepanjang langkahnya.
" kim jaejoong..." Seru yunho khawatir, berlari menghampiri jaejoong yang sudah pucat sepucat mayat dengan jejak air mata yang mulai mengering.
Bruukkk
Jaejoong limbung dengan sigap yunho menahan tubuh lemahnya.
" kenapa kau melukai dirimu sendiri ?" Desis yunho marah. Ia marah pada dirinya sendiri yang sudah menyebabkan jaejoong berakhir menyakiti dirinya sendiri.
Jaejoong memejamkan matanya saat pandangannya memburam, kepalanya berdenyut hebat serasa hampir pecah. " aku membencimu, aku berusaha membencimu tapi aku tidak bisa... Haahhh... aku terlalu mencintaimu sampai aku tidak bisa untuk membencimu..." Gumam jaejoong lemah dengan nafas tersengal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fifty Shades of Jung Yunho
Fanfictionrated : dewasa, NC25+. yaoi/Yunjae/romance/hurt/DLDR. bahasa vulgar, yang merasa phobia sama cerita yaoi di harap mundur!!!