Chapter 2

4.6K 192 7
                                    

Sakura terbaring dikasur dengan perban dikepalanya. Tadi nenek chiyo mengobati luka yang ada dikepala sakura.

Eeng....
Sakura terbangun dari tidurnya dan memegang kepalanya yang masih berdenyut. Sakura berjalan dan melihat lukanya dicermin yang sudah dibalut perbang.

Sakura tersenyum sendu menginat perlakuan ibunya padanya. Semenjak kematian karin, sakura disalahkan oleh kedua orang tuanya.

Sasuke yang sedang memasuki kelas langsung menyerit bingung melihat bangku yang ditempati sakura yang kosong.

'Tumben sakura belum datang, biasanya dia yang paling cepat datang.' batin sasuke

Siswa-siswi sudah memasuki ruang kelas masing-masing dan sakura belum datang juga membuat sasuke gelisah.

Proses pembelajaran sudah berlangsung sampai terdengar suara pintu kelas yang terbuka.

" Maaf mengganggu sensei, saya ingin memberitahukan bahwa haruno sakura sedang sakit." kata kurenai sensei pada kakashi.

"Begitu? Baiklah, terima kasih sensei." ucap kakashi sambil melanjutkan pembelajaran.

Sementara dimeja uchiha sasuke begitu khawatir dengan sakura yang sedang sakit tapi, mampu ditutupi dengan wajah datar plus dinginnya.

Tet...tet...tet
Bel pulang sudah berbunyi sasuke segera membereskan barang bawaannya dan menuju lapangan basket. Karena hari ini ada latihan bermain basket. Dia tidak punya waktu untuk mengunjungi sakura, mungkin lain waktu. Begitu pikir sasuke.

"Teme kau tahu? Besok kekasih ku akan datang. Dia mempercepat kepindahannya." kata naruto dengan senyuman lima jarinya.

"Hn, terserah." cuek sasuke yang meninggalkan naruto yang masing membayangkan kekasihnya.

Sakura sedang duduk ditaman dekat komplek rumahnya. Dia tersenyum sendu melihat keluarga yang sedang bercanda dengan anaknya. Sakura melamun sampai tepukan dibahunya menyadarkannya.

Sakura langsung membalikkan badannya dan membelabakkan matanya melihat seorang pemuda dengan senyumannya.

DEG!

"Sai, kau shimura sai kan?" kata sakura tidak percaya.

"Benar sakura aku sai, lama tidak bertemu." sahut sai sambil tersenyum tulus untuk sakura.

"Iya sudah lama sekali yah. Aku benar-benar rindu denganmu sai." ucap sakura dengan mata berkaca-kaca.

"Jangan menangis pinky, kau tambah jelek bila menangis." kata sai sambil menghapus air mata sakura yang sudah turun dari pipinya.

Mereka terhanyut dalam pembicaraan sampai tidak terasa sudah malam.

"Sai aku harus pulang dulu, nanti aku dicari." kata sakura beranjak dari sana.

Sai hanya menatap sakura dengan tatapan menyerit bingun melihat perban yang melilit dikepala sakura.
" Siapa yang menyakitinya?" tanya sai

Pagi hari suasana khs sudah ramai. Sakura dikeluar dari mobil dan masuk kedalam kelasnya. Dia mengerdarkan pandangannya dan melihat sasuke di tempat duduk mereka.

"Selamat pagi sasuke-kun!" seru sakura dengan senyum manisnya.

"Hn, pagi. Kenapa baru kesekolah?" tanya sasuke sambil menatap sakura.

Sakura yang melihat tatapan khawatir sasuke langsung menjelaskan.
"Aku cuma tidak enak badan kok, sasuke-kun."
" Hn syukurlah."

Tet...tet..tet...

Bel masuk telah berbunyi kakashi sensei memasuki ruang kelas diikuti oleh perempuan cantik, anggun dan berambut lavender. Kelas langsung heboh melihatnya.

" Wah cantik sekali."

" Dia cantik sekali, namanya siapa."

" Aku ingin duduk dengannya."

Kakashi yang melihat muridnya yang bicara langsung berbicara dan memperkenalkan sang sumber yang perbincangan.

" Baiklah semua bisa diam sebentar." kata kakashi sambil menatap muridnya yang sudah tenang. "Silahkan perkenalkan namamu."

" Baik, perkenalkan nama saya hyuuga hinata pindahan dari konoha akademi sekian." kata hinata memperkenalkan diri dan menatap keseluruh penjuru kelas dan berhenti pada pemuda berambut raven dan membuatnya merona.

Hinata duduk dibelakang pasangan sasusaku dia terus menatap sasuke dengan wajah memanas. ' Apa aku menyukainya lagi' batin hinata.

Bel istirahat sudah berbunyi dan semua orang berhamburan keluar kelas kecuali, Sasuke, sakura dan juga hinata. Naruto masuk dikelas mereka dan menuju bangku hinata dan memeluknya dengan perasaan rindu. Hinata yang menerima pelukan naruto begitu kaget tapi, mampu ditutupi dengan senyum kecilnya dan membalas pelukan hinata.

" Aku merindukanmu hinata-chan."

" Aku juga na-naruto-kun." ucap hinata gugup sambil menatap sasuke dan sakura yang menatap mereka. Hinata yang melihatnya langsung melepaskan pelukan naruto.

" Wah, jadi dia kekasihmu naruto." kata sakura dan menatap hinata yang sedang memandang sasuke.

" emm, perkenalkan nama saya Haruno sakura dan ini Uchiha sasuke-kun, kekasihku." kata sakura memperkenalkan diri.

" Senang berkenalan dengan sakura dan sasuke-kun." kata hinata menunduk karena ditatap sasuke dengan intens.

Naruto berceloteh sambil memakan makanannya dan sakura sibuk memandang sasuke dan hinata saling bertatapan. 'Ada apa dengan sasuke-kun, kenapa melihat hinata dengan tatapan seperti itu?" batin sakura dengan menunduk tersenyum miris.

Siswa-siswi sudah memasuki ruang kelas mengikuti pelajaran terakhir.

Tet...tet...tet...

Bel pulang berbunyi membuat murid dalam kelas 2A bersorak dalam hati karena, takut dengan guru killer mereka yaitu orochimaru.

Sakura sibuk mencari sasuke yang tidak terlihat dari tadi. Di jalan dia bertemu naruto dengan seragam klub olahraga sepakbola.

" Naruto apa kau melihat sasuke-kun?" tanya sakura.
" Aku tidak melihatnya sakura-chan." jawab naruto dan pamit menuju lapangan.

Sakura sampai didepan gerbang dan bertanya dengan juniornya yang bernama meogi. " Apa kau melihat sasuke?"

" Iya, senpai tadi saya melihatnya dengan perempuan berambut lavender." jawab meogi.

DEG!

Sakura yang mendengarnya langsung memegang dadanya yang berdenyut perih.
" Kenapa sasuke-kun?" tanya sakura dengan meluncurnya liquid bening dari matanya.

'Apa mungkin sasuke-kun selingkuh.' batin sakura pedih sambil menghapus air matanya dan meninggalkan sekolahnya.

Sakura berjalan kaki dengan mata sembab habis menangis. Dia menuju taman dan menangis tersedu.

"Hiks...hiks...hi..ks. Kenapa selalu aku yang menderita apa aku harus mati saja. Hiks...aku lelah dengan penderitaan ini, sasuke-kun yang menjadi pelindungku mulai menjauh." kata sakura dengan air mata yang menuruni pipinya yang mulai pucat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maaf kalau banyak typo.

P.s: Tinggalkan jejak!!!

My RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang