Setelah peristiwa dimana Sakura dipermalukan. Didepan keluarga Uchiha, Sakura bertekad akan melupakan bukan. Tapi, menghilangkan perasaannya pada Sasuke.
Belakangan ini Sai merasa Sakura terlihat lesu dan pucat. Mungkin, karena peristiwa itu dia pasti teringat terus. Sai sangat marah pada Sasuke ia ingin menghajar Sasuke. Kalau saja Sakura tidak mencegatnya.
" Kenapa belakang ini kepalaku sering pusing dan badanku mudah lelah. Aku takut jangan - jangan ' itu ' kambuh lagi. " gumam Sakura.
SKIP
Pagi hari suasananya sangat cerah. Tapi, tidak secerah hati gadis bersurai merah muda ini. Bagaimana tidak? Lingkaran hitam dibawah matanya, wajah yang kusut dan rambut acak - acakan. Semalam penuh ia tidak bisa tidur akibat ia selalu mengingat perkataan Sasuke.
oOo
Sakura sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia berniat berangkat dengan Ino karena Sai sudah sibuk dengan pekerjaannya. Karena itu dia tidak akan masuk beberapa hari mungkin!
Tin tin tin...
Itu suara klakson mobil Ino. Sakura turun menuju halaman depan, disana sudah ada Ino di kursi kemudi.
"Ohayou jidat!"
"Ohayou pig,"
Sakura masuk kedalam mobil, lalu ia memijat keningnya. Ino melajukan mobilnya meninggal rumah Sai. Selama perjalan Sakura memegang kepalanya karena pusing, Ino yang dari tadi memperhatikan Sakura, akhirnya jengah ia meminggirkan mobilnya di jalan yang sepi.
"Sakura kamu kenapa? Dari tadi aku perhatikan kamu memegang kepalamu." tanya Ino khawatir
Sakura tidak bisa menjawab, kepalanya sangat pusing, "Ssst... kepalaku pusing Ino,"
Ino panik mendengar Sakura meringis, "Yasudah sekarang kita kerumah sakit!" Ino segera melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Ino segera memapah Sakura. Suster segera membantu Ino dan mengantarnya ke dokter.
Sakura berbaring di brankar, dokter yang sedang memperiksanya bernama Tsunade.
"Dokter bagaimana keadaan sahabat saya, Dok?" tanya Ino cemas seraya melihat Sakura terbaring lemas. Dia pingsan saat memasuki ruangan.
"Sebaiknya kita duduk dulu,"
"Begini, apakah temanmu punya riwayat leukimia?" tanya Dokter Tsunade serius, membuat Ino kaget.
"Saya tidak tahu Dok? Dia tidak pernah memberi tahu ku." jawab Ino.
"Kalau begitu saya permisi dulu." pamit Dokter itu.
"Terima kasih Dok."
Ino menatap Sakura dengan kecewa, kenapa Sakura tidak pernah memberitahunya? Bahwa dia sakit leukimia! Pantas saja belakangan ini Sakura terlihat pucat.
Sementara di sekolah khususnya kelasnya Sakura dan Ino. Kakashi sensei sudah memasuki kelas.
Tok tok tok...
"Permisi Sensei, Haruno dan Yamanaka izin tadi dengan Asuma sensei," sahut siswi bernama Yuki.
"Baiklah, terima kasih Yuki." balas Kakashi
Di pojok kelas seorang pemuda duduk gelisah. Dia memikirkan Sakura yang masuk, begitupun dengan sahabat cerewetnya. Sedangkan Hinata tersenyum sinis. Dia sangat senang mendengar kabar tersebut. Dia juga kesal sebab, tidak ada bahan bully kalau Sakura tidak ada.
🌸🌸🌸
Sakura mengerjapkan matanya. Bau obat-obatan langsung tercium di hidungnya, "Ternyata aku di rumah sakit!" Ia mengerdarkan pandangannya dan melihat Ino, tertidur di sofa yang ada di ruangan itu.
"Pasti Ino sudah tahu kalau aku sakit!" gumamnya seraya duduk
Sakura memegang kepalanya yang sedikit pusing. Ia tidak mau membuat Ino repot karena penyakitnya! Dan juga Sai. Ia sudah banyak merepotkan sahabatnya.
Ino menggeliat dan melihat Sakura yang sedang duduk, "Sakura kamu kanapa duduk? Sebaiknya kamu berbaring kembali" cemas Ino
Sakura hanya tersenyum dengan wajah yang masih pucat, "Aku tidak apa-apa Ino. Terima kasih sudah membantuku, maaf merepotkanmu." Dengan menundukkan kepala.
Bruk!
"Apa yang kau bicarakan! Mana mungkin aku membiarkan sahabatku menderita." Memeluk erat Sakura.
Ino melepaskan pelukannya dan memandang Sakura dengan intens. Ternyata sahabatnya tidak mau menyusahkannya, apa gunanya ia selama ini. Ia sudah menganggap Sakura saudaranya sendiri.
"Kamu harus menjelaskan semuanya!" gerutu Ino seraya tertawa di balas sang sahabat. Mereka berdua tertawa, setidaknya dapat mencairkan suasana sedih.
🌸🌸🌸
Sunagakure kota berpadang pasir dan juga panas. Di mana terdapat pasangan suami istri yang berkerja. Mereka bekerja di salah satu kedai ramen. Mereka pasangan Haruno.
"Bagaimana sekarang keadaan Sakura yah?" tanya Mebuki sedih, ia menyesal memperlakukan Sakura dengan kejam.
"Haah... sudahlah Mebuki. Aku juga sudah gagal sebagai seorang ayah. Seharusnya melindungi malah menyakitinya." Memeluk istrinya. Mereka merindukan putrinya yang selama ini mereka sakiti.
"Lebih baik kita mengumpulkan uang. Dan mencari putri kita di Konoha," usul Kizashi di balas anggukan oleh Mebuki.
Pemuda bersurai hitam berjalan di koridor dengan tangan berada di dalam saku. Di sampingnya ada Naruto para siswi menjerit histeris.
"Kyaaaaaaa Sasuke-kun tampanya!"
"Sasuke-sama sangat cool!"
"Naruto-kun juga tampan, kyaaaaaa!"
Terikan-terikan siswi membuat Sasuke menatap mereka dengan dingin. Membuat mereka diam, Naruto dengan cengiran khasnya membuat mereka merona.
Hinata berjalan dengan anggun menghampiri Sasuke, "Sasuke-kun ayo kita ke kantin," ucap Hinata dengan centil seraya bergelayut manja, di lengan Sasuke.
Naruto menghela napas, ia sudah mulai melupakan perasaannya pada Hinata, "Teme, aku duluan yah."
"Hn, Hinata lepaskan tanganmu." ucap Sasuke dengan dingin. Membuat Hinata merinding dengan tidak rela ia melepaskan tangannya.
Hai guys, selamat siang! Maaf baru up. Up nya jg cuma sedikit maaf yah saya usahakan chap depan, bakalan panjangan dikit lah. Hohoho😀😂
Masih banyak typo!!!
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
FanfictionPenyesalan memang selalu dirasakan diakhir cerita, andai saja kau menyetahui apa yang akan terjadi, tentu saja kau tidak akan melakukannya. Seperti pemuda yang berasal dari kalangan atas ini. Dia memiliki segalanya tampan, pintar, kaya dan juga terk...