Sai yang sedang berjalan santai ketaman tempat dimana dia dan sakura bertemu sejak lama. Dia melihat seorang gadis dengan kepala menunduk bersurai pink. Sai kaget mendengar suara tangisan sakura, dia bergegas mendekatinya.
" Sakura apa yang terjadi." kata sai dengan muka khawatirnya. Dia memegang pundak sakura dan
Bruk!
Sakura pingsan menahan beban yang selama ini dia jalani. Sai yang melihat sakura yang terkapar ditanah langsung mengangkat tubuh sakura dan membawanya dikediamannya.
Eeng....
Sakura terbangun dikamar dan melihat disekelilingnya yang didominasi warna putih gading. Pintu kamar yang ditempati sakura terbuka dan masuklah sai membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih.
Sai meletakkan nampan yang di bawah dimeja dekat ranjang. " Makanlah? Kau terlalu kecapaian sakura."
Sakura menggeleng dan menunduk. " Aku tidak mau makan."
Sai mendesah " Kalau kau tidak makan aku tidak akan membiarkan kamu pulang." ucapnya tajam.
Sakura segera mengambil mangkuk yang berisi bubur itu dan segera memakannya. Sai yang melihatnya tersenyum geli.
Sakura menuruni tangga dan melihat sai sedang duduk sambil melukis dirinya yang sedang tersenyum tanpa beban. Sakura yang melihatnya hanya tersenyum sendu.
" Seandainya memang begitu kehidupanku." gumam sakura lirih.
" Kau masih suka melukis sai? Kenapa tidak menjadi pelukis saja." tanya sakura dan duduk didekatnya.
" Aah, kau sudah siuman? Syukurlah kalau begitu. Aku lebih suka menjadikan sebagai hobi." kata sai.
Keheningan melanda mereka, sakura sibuk dengan lamungannya sementara sai sibuk dengan lukisannya.
" Sai aku harus pulang, pasti orang di rumah mencariku." kata sakura menatap sai untuk diantar pulang.
" Baiklah, ayo pulang."
Sai mengendarai mobilnya dengan pelan karena ingin menikmati momen dengan sakura. Sakura duduk dengan tenang dan menatap keluar jendela. Dan secara tidak sengaja dia melihat sasuke dan hinata sedang berjalan berdua. Sai yang melihat sakura menatap kedua orang sedang berjalan berdua itu menyeritkan dahinya.
'Kenapa sakura menatap mereka dengan tatapan sakit? Apa hubungannya.' batin sai bertanya-tanya.
Mereka sampai di kediaman haruno dan sakura segera turun dan membungkuk mengucapkan terima kasih. Sai yang melihat gelagat aneh sakura sejak melihat orang tadi dijalan langsung berperilaku aneh.
" Aku harus cari tahu, apa hubungannya dengan sakura." kata sai dan menancap gas meninggalkan rumah sakura.
Sesampainya sakura dikamarnya langsung menaiki kasurnya dan mulai menumpahkan air matanya.
" Apa hungungam mereka ber-dua hiks...sak-kit...hiks se-sekali hiks...hu hu hu..." sakura menangis tersedu-sedu didalam kamarnya.
Nenek chiyo yang ingin memanggil nona mudanya langsung mengurungkan niatnya tapi, mendengarkan suara teriakan tuannya langsung mengetuk pintu.
Tok tok tok.
" Nona dipanggi tuan dan nyonya dibawah katanya ada sesuatu yang ingin dibicarakan." kata nenek chiyo.
Sakura yang mendengar suara ketukan pintu kamarnya langsung menghapus air matanya dan memperbaiki penampilannya yang berantakan. Sakura yang mendengar perkataan nenek chiyo langsung menjawab.
" Nenek duluan saja, saku akan menyusul nenek."Sakura menuruni tangga dengan tergesa-gesa dan melihat tou-san dan kaa-san yang sedang berkumpul diruang tengah, hanya menatap bingun.
Kizashi yang melihat sakura menuruni tangga " Cepatlah,sedikit anak tidak berguna."
Sakura segera duduk didepan.kedua orang tuanya tidak lupa menatap gadis bersurai merah yang mirip dengan mendiam karin kakaknya.
" Baiklah langsung saja mulai sekarang sarah akan tinggal disini dan menjadi kakakmu dan bersekolah disekolahmu." kata kizashi sambil menatap sakura dingin.
" Apa maksud tou-san? Dia akan menjadi nee-san ku. Aku tidak mau." tanya sakura dan menunjuk sarah dengan tatapan tajam.
Mebuki yang mendengar bantahan sakura langsung berjalan mendekati sakura
PLAKK!
" Tidak ada yang boleh membantahku dan juga suamiku." kata mebuki sesudah menampar sakura seolah sakura bukanlah anak mereka.
Sakura yang menerima tamparan dari ibunya hanya menatapnya dengan sendu sambil memegangi wajahnya yang terasa perih. Kizashi dan mebuki beserta sarah meninggalkan sakura yang sudah menangis perih apabila ada mendengarnya.
" Aku su-sudah ti hiks...tidak ta-han hiks...arrggghhh." tangis sakura dan menjanbak rambutnya.
Sakura memesuki kamarnya dengan muka sembab dan segera mengambil sebuah koper dan mengemasi pakaiannya. Sakura menatap sendu rumah yang ada didepannya. Dia melangkahkan dirinya meninggalkan rumah itu sambil bergumam " Selamat tinggal tou-san, kaa-san dan nenek chiyo." dengan langkah gontai.
Sakura berjalan dengan menyeret koper dan menyebrangi jalanan dengan pandangan kosong dan tidak melihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan penuh.
CIIITT
BRAK!Mobi itu menabrak sakura yang sudah tergeletak dengan bersimbah darah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Maaf kalau banyak typo
Ps: Tinggalkan jejak!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Regret
FanfictionPenyesalan memang selalu dirasakan diakhir cerita, andai saja kau menyetahui apa yang akan terjadi, tentu saja kau tidak akan melakukannya. Seperti pemuda yang berasal dari kalangan atas ini. Dia memiliki segalanya tampan, pintar, kaya dan juga terk...