~1~

10 2 0
                                    

Natha membuka matanya perlahan. Matahari pagi menyorot kamarnya melalui jendela kaca yang tirainya sudah terbuka. Natha menatap jam dindingnya, pukul 6. Natha melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kuliah di hari pertamanya.

Natha melewati beberapa anak tangga untuk sampai di meja makan. Sudah ada nasi goreng dan Alex(Papah Natha) yang sedang sibuk dengan laptopnya.

Screk

Natha menarik bangku yang berada di depan Alex. Suara tarikkan bangku itu membuat Alex mengalihkan pandangannya menatap Natha yang sedang sibuk mengolesi roti menggunakan selai strawberry.

Alex menutup laptopnya. "Papah udah siapin kamu nasi goreng, kenapa makannya roti?"

"Maunya roti," bagi Natha menjawab dengan dua kata untuk menjawab pertanyaan Alex sangat cukup.

Alex berdecak. "Natha, relain Mamah kamu, ini udah 6 bulan Mamah kamu tiada, kenapa kamu masih bersikap seperti ini?"

Natha bergeming. Natha sibuk memakan rotinya. Waktu memakan rotinya lebih berharga ketimbang menjawab pertanyaan Alex lagi. Setelah selesai menghabiskan roti dan meminum susu putihnya, Natha berdiri.

"Natha berangkat," Natha pergi begitu saja tanpa mencium tangan Alex. Hati Alex seketika sakit melihat perlakuan anak satu-satunya seperti itu padanya.

"(Mianhae) Natha," gumam Alex dengan suara yang sangat lirih. (Maafkan aku).

****

Meteor menatap kedua orang tuanya dengan sangat malasnya. Meteor sangat tidak suka dipandang seperti itu.

"Teor, relain Metha," Indah mengelus puncak kepala Meteor. Meteor menggeleng.

Kini Meteor berubah derastis saat kepergian Metha, dia masih menyesali atas perbuatannya pada Metha, atas perkataan yang menyakitkan untuk Metha. Meteor menyesal tidak mempercayai apa yang Metha katakan waktu itu. Meskipun kini kepergian Metha hampir satu setengah tahun tapi rasa sayang Meteor untuk Metha tidak pernah luntur.

Meteor kini menjadi pendiam, suka mengurung diri di kamar, pelit bicaran, dan susah untuk bergaul. Hari ini, hari pertama dia akan pergi kuliah. Dihatinya ada rasa bahagia bisa satu jurusan dengan Riko, Ryan, Rizka Elice, dan Cio. Tapi ada rasa kesedihan dalam benaknya, karena Andre memilih kuliah di Inggris dan Putri memilih kuliah di Amerika.

"Aku berangkat," Meteor berpamitan pada Adi dan Indah. Kemudian dia berangkat kuliah. Ada rasa sedih kenapa Metha tidak bisa hidup lebih lama lagi. Kenapa Metha secepat itu meninggalkan dirinya. Cio sudah bisa menerima dirinya sebagai sahabat, tapi tidak dengan Dio dan Mira, keduanya masih benci pada Meteor.

Meteor sampai di tempat menuntu ilmunya. Di depan gerbang sudah ada keempat sahabatnya yang menunggunya. Meteor menghampiri mereka.

"Hai Teor, udah siap belajar Nak?" Canda Riko berusaha membuat Meteor tertawa kembali. Tapi alhasil Meteor tidak menjawabnya.

"Udah yuk masuk! Barangkali ada Dosen yang udah masuk!" Ajak Rizka. Akhirnya semuanya memilih masuk ke kelas mereka yang bertuliskan Arsitektur 2.

Meteor memilih duduk di belakang Cio. Saat Meteor sedang melihat foto Metha, matanya tidak sengaja melihat perempuan berwajah Korea yang baru masuk dan memilih duduk di pinggirnya. Meteor menatapnya sekilas kemudian dia melihat foto Metha yang sedang memegang Dream Cather.

"Selamat Pagi!!" Tiba-tiba suara perempuan paruh baya membuat suasan kelas hening. "Perkenalkan nama saya Ricika Ayu, saya wali kelas kalian, kalian bisa memanggil saya Mrs. Ika,"

"Ya Mrs," seru satu kelas. Meteor hanya diam.

"Mrs mau kalian perkenalkan nama kalian, kota lahir kalian, dan kalian lulusan dari sekolah mana!" Pinta Mrs Ika. Semuanyapun memperkenalkan nama, tempat lahir dan sekolah mereka dulu.

Kini giliran Meteor. Dia berdiri. "Perkenalkan nama saya Meteor Adipratama, kota lahir saya di Jakarta, lulusan dari SMK Garuda,"

Kini giliran perempuan berwajah Korea itu. Sebenarnya Meteor ada rasa ingin tahu tentang perempuan itu. Karena ada rasa ketertarikan Meteor yang ingin sekali mencari tahu tentang perempuan itu.

"Annyeonghaeseyo! Perkenalkan nama saya Anatasyah Nathalia Nichols, kota lahir saya di Seoul-Korea Selatan, saya lulusan dari sekolah SOPA atau School of Performing Arts di Korea Selatan juga," semua mahasiswa/i yang ada di dalam ruangan menatap takjub pada Natha.

Anatasyah Nathalia Nichols? Kenapa namanya mirip banget sama nama Metha? Anatasyah Nathalia Nichols dan Anatsyah Methalia Claudio. Batin Meteor.

Tiba-tiba Ryan berbisik pada Meteor. Karena bangkunya di samping Meteor. "Namanya mirip sama nama Metha ya?"

"Gatau," Meteor menjawab hanya satu kata untuk banyak pertanyaan. Ryan hanya bisa memaklumi Meteor yang sekarang keadaannya berubah.

Kini Mrs Ika keluar dari kelas jurusan Arsitektur 2. Kelas kini sangat bising dan sangat mengganggu Meteor dan Natha. Banyak yang mulai berkenal-kenalan. Dan mulai meminta nomor whatsapp. Natha keluar kelas dengan membawa ponsel dan earphonenya. Meteorpun keluar kelas untuk mencari udara segar.

Natha menjatuhkan bokongnya di bangku taman. Earphone yang sudah dipasang dan sudah terhubung oleh ponselnya dipasangkan dikedua telinganya. Natha memilih lagu yang dinyanyikan oleh Lee Hi yang berjudul Breath/한숨/napas.

Sesekali bibirnya ikut bernyanyi mengikuti arahan lagu. Matanya mulai terpejam, dan sesekali Natha menghembuskan napasnya lelah.

"(Eomma, Bogohsipeo)" bibir Natha bergerak sendiri dan mengucapkan kata untuk Chelsee. (Ibu, Aku Rindu).

"Ngapain lo disini?" Suara seorang laki-laki membuat Natha melepaskan earphonenya. Natha menghadap ke belakang.

"Maunya disini," jawab Natha sinis. Natha malas jika harus berbincang dengan orang yang dia tidak kenal sama sekali. Laki-laki itu ikut duduk di pinggir Natha. Membuat Natha semakin risih.

Laki-laki itu mengulurkan tangannya. "Nama gue Meteor, nama lo siapa?"

Natha mendelik heran. Akhirnya dia membalas uluran tangan laki-laki itu yang ternyata Meteor. "Natha,"

Natha? Nama panggilnnyapun sama kayak nama panggilan Metha. Batin Meteor.

Entah kenapa baru kali ini Meteor membuka mulutnya untuk berbicara panjang lebar. Dan entah kenapa dia merasa Natha adalah Metha, makadari itu dia mencoba mendekati Natha.

"Lo beneran dari Korea?" Tanya Meteor tanpa melihat Natha. Matanya fokus pada dedaunan kering yang tegeletak di tanah.

"Tau darimana?" Tanya Natha balik tanpa menjawab pertanyaan Meteor. Meteor tersenyum.

"Gue sama lo satu jurusan, dan satu kelas," jawab Meteor. Mata Natha langsung terbelalak.

"Kamu satu jurusan sama aku, tapi kenapa kamu masih nanya nama aku?" Tanya Natha tambah bingung pada Meteor.

"Kan gue gatau nama panggilan lo, taunya nama lengkap," jelas Meteor membuat Natha mengangguk. "Lo kenapa keluar kelas?"

"Jangan tanya aku, tanya diri kamu kenapa kamu ada disini? Kenapa ga di kelas?" Tanya balik Natha.

"Gue males, males bercanda, males ngobrol, bahkan males keributan," jawab Meteor.

"Oh," jawab Natha malas. Natha sungguh malas berbincang saat ini, apalagi pada orang yang belum terlalu dia kenal. Natha berdiri.

"Mau kemana?" Tanya Meteor yang terkejut karena Natha berdiri.

"Gatau," jawan Natha kemudian dia pergi dan meninggalkan Meteor yang penuh dengan keheranan.









~~~~
Alhamdulillah😊 part 1 selesai😊

Meteor2Where stories live. Discover now