~2~

8 1 0
                                    

"Lo abis ketemuan sama cewe Korea itu ya?" Tanya Riko curiga pada sang sepupu. Malam ini Meteor, Riko, Ryan dan Cio sedang berada di markas mereka. Oh ya, saat Meteor, Riko, Andre, Ryan, Rizka, Putri , Elice dan Cio naik kelas 12, mereka memutuskan membuat squad yang bernama FmGB(Famous Girl Boy). Tapi, meskipun kini Andre dan Putri sudah berbeda negara dengan mereka, tetap saja Andre dan Putri member FmGB.

"Dia kayak Metha, tapi dia cuek," jawab Meteor seperti mulai memuji Natha.

"Namanya siapa?" Tanya Cio.

Meteor menatap Cio. "Namanya mirip Metha, maka dari itu gue deketin dia, namanya Anatasyah Nathalia Nichols, panggilannya kayak Metha, Natha,"

Baru kali ini Meteor berbicara dengan kata yang lumayan. Tidak seperti biasanya, dia selalu bicara dua atau satu kata pada sahabatnya itu.

"Tumben sekarang lo banyak ngomong?" Tanya Ryan. "Biasanya kicep mulu,"

"Gue mau berubah, gue mau dapetin Natha, gue anggap Natha itu pengganti Metha, mereka punya kemiripan," jawab Meteor dengan mata yang lurus ke langit.

"Gue dukung kemauan lo sob!" Cio menepuk pundak Meteor kemudian tersenyum. "Kejar Natha, dan buktiin ke Natha kalau lo suka dia!"

"Entah kenapa saat pertama kali gue ketemu dia, hati gue berubah," tutur Meteor. "Tapi Cio, gue belum bisa ngelupain Metha, dan gue belum bisa suka sama Natha,"

"Dicoba dulu!" Seru Cio. "Belum apa-apa bilangnya belum bisa, ntar Nathanya keburu ditikung orang, jangan nyesel kayak lo nyeselin kembaran gue," Meteor mengangguk.

Drett drett drett.

Saat suasana sedang hening, tiba-tiba ponsel Cio bergetar. "Bentar ya gue mau angkat telpon dulu,"

Cio mengambil ponselnya di dalam saku kemudian berjalan dan berjarak sangat jauh dengan markas FmGB.

"Assalamu'alaikum Bun?"

".........."

"Cio lagi main bentar kok,"

".........."

"Bentar ini kok Bun,"

".........."

"Iya! Iya!"

Setelah selesai mengangkat telpon Cio kembali ke markas. "Bro! Kayaknya gue harus balik! Bunda nyuruh gue balik soalnya,"

"Ya!" Meteor, Riko dan Ryan mengangguk.

Cio pun pulang dan memarkirkan motor CBRnya di garasi yang sudah berisikan 2 mobil berwarna silver dan hitam. Silver yang bermerk Avanza milik Reza dan hitam yang bermerk Terios milik Dio. Cio masuk ke dalam rumahnya dengan membawa helm merahnya.

"Assalamu'alaikum," Cio langsung menuju ruang tv yang sudah berisikan Dio, Mira dan Reza.

"Wa'alaikum salam," mereka bertiga menjawab salam Cio. Cio pun duduk dipinggir Reza.

"Abis main sama siapa aja kamu?" Tanya Mira yanh curiga pada Cio. Ciopun kikuk membalas pertanyaan Mira. Jika dia berbohong dia akan mendapatkan dosa.

"Sa-sama Riko, Ryan dan Meteor," jawab Cio penuh was-was karena takut Bundanya marah. Mira tidak marah pada Riko maupun Ryan, tapi dia marah pada Meteor si penyebab kematian Metha.

"Kamu masih main sama Meteor?! Harus berapa kali Bunda bilang jangan main sama Meteor?! Bunda udah ngelarang kamu buat main sama dia! Bunda benci dia!!" Teriak Mira memarahi Cio.

Cio sebenarnya sudah tidak tahan akan perlakuan Mira pada Meteor. "Bunda, yang lalu biarlah berlalu, kenapa Bunda sampai saat ini masih benci sama Meteor? Cio tau, Meteor emang salah, tapi gaseharusnya kesalahannya dibenci sampai segininya, tolong Bun! Coba buat maafin Meteor!"

"Kamu bilang apa?! Bunda maafin Meteor?! Cio! Apa Metha bisa balik kalau Bunda maafin anak gatau diri itu?!" Tanya Mira penuh kehisterisan.

"Bun, Meteor orang yang Metha cinta! Kalau Bunda benci terus sama Meteor, Cio yakin Metha bakal sedih banget liat orang yang dia cintai dibenci sama orang yang dia cintai juga! Buat Metha bahagia di atas sana dengan cara Bunda maafin Meteor!" Pinta Cio.

Reza mulai menengahi. "Bun, apa yang dibilang sama Cio itu ada benernya juga, jangan ngebenci orang kelaman Bun, Bunda coba maafin Meteor meskipun itu susah buat dilakuin,"

"Bunda gabisa!" Teriak Mira.

"Kasihan Meteor Bun, hidup penuh penyesalan, penuh kesalahan! Cio mohon ringanin masalah Meteor, jangan buat dia depresi gegara masalah ini!" Cio mengacak rambutnya. Mira menangis. "Metha pergi karena udah takdirnya Bun, Cio mohon ringanin masalah Meteor,"

"Ringanin?! Biarin aja dia ngerasain kayak gini supaya dia gaberani nyakitin perempuan lain lagi! Cukup Metha aja yang dia sia-siain!" Cibir Mira. Dio sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Mata Cio sudah berkaca-kaca. "Bun! Bunda dan yang lain gatau apa yang pernah aku rasain! Dan cuma Metha yang tau! Elice, pacar aku dia itu pernah nyakitin aku dan selingkuh! Awalnya aku gabisa maafin dia dan selalu bersikap kayak Bunda ke Meteor, tapi Metha ngeyakinin aku terus dan aku berpikir semasih ada kata YA kenapa aku selalu pakai kata GA?! Akhirnya aku maafin Elice Bun, Bunda tolong ikutin cara aku,"

"Bunda tetap gabisa!" Bentak Mira kemudian dia masuk ke dalam kamarnya. Dio dan Reza hanya bisa tersenyum pada Cio. Akhirnya Diopun masuk ke dalam kamarnya untuk menenangkan Mira. Dan Reza tetap diam di tempat dan mencoba menenangkan Cio.

"Gue yakin lo bisa Ci!" Support Reza untuk adiknya.

"Gue pengen Bunda cepet maafin Meteor, gue kasihan Bang tiap hari di Markas liat Meteor kek orang bersalah mulu, dia pelit ngomong, dan susah buat ditanya," Cio menunduk.

"Gue tau perasaan lo liat sahabat lo kek gitu gimana, tapi Bunda masih gabisa dipaksa Cio, jadi lo harus maklumin," Reza mengelus rambut Cio.

Cio menatap Reza dengan air mata yang sudah menetes. "Bang, gue mau keadaan Meteor dan Bunda baik-baik aja kayak dulu, sumpah Bang, Meteor selalu ngerasa bersalah, dia gapernah mau ngomong banyak sama kita-kita, dia diem terus Bang kerjaannya, setelah kepergian Metha dia jadi berubah drastis, awalnya juga gue marah Bang sama dia, tapi gue berusaha buat maafin dia dan jadi sahabat dia, gue yakin kalau Bunda maafin dia, dia bakal sedikit berubah Bang,"

"Sabar, gue yakin lo bisa buat Bunda maafin Meteor, bantu Meteor terus Cio, gue gabisa terlalu bantuin lo, soalnya gue jarang ada di rumah, tadi pas lo baru pergi main gue udah usaha bilang sama Bunda, tapi Bunda kayak tadi nolak mentah-mentah," jelas Reza.

"Kenapa Bunda keras kepala kayak gini? Padahal kepergian Metha udah mau setahun lebih tapi Bunda masihhh aja Benci Meteor, gue gatega sumpah Bang, Meteor pelit banget ngomong, kalau gue tanya paling dia jawabnya satu dua kata dan ga lebih itupun Bang, siapa coba yang ga perihatin liat sahabatnya kayak gitu?" Tanya Cio.

"Gue yakin lo bisa Cio!" Reza menepuk pundak Cio kemudian Reza masuk ke dalam kamarnya dan Ciopun menenangkan dirinya di kamar Metha.





~~~~
Yey,part 2 selesai juga😂
Meteor ngomongnya pake Lo-Gue.
Natha ngomongnya pake Aku-Kamu😂😂

Meteor2Where stories live. Discover now