Meteor kini sedang berkeliling komplek rumahnya. Sedang mencari angin dan sesekali matanya mengeluarkan air matanya karena teringat kenangan Metha yang setiap malamnya selalu menggangu. Metha dengarlah suara Meteor dari sini bahwa dia sangat merindukanmu bahwa dia ingin bertemu denganmu.
Tiba-tiba mata Meteor menangkap sosok perempuan menggunakan kaos hitam dan jeans hitam keluar dari rumah no.21 jalan Anggrek. Dia Natha, Meteorpun mengulas senyum dibibirnya kemudian menghampiri Natha yang hendak keluar.
"Hay!" Meteor menyapa Natha. Mesin motornya dimatikan agar tidak mengeluarkan suara bising disekitarnya. Natha yang tau akan kehadiran Meteor pun membuang mukanya. Meteor memarkir motornya di depan gerbang rumah Natha dan mengejar Natha yang sudah berjalan agak jauh dari tempat berdirinya. "Mau kemana Tha?"
"Supermarket," jawab Natha acuh. Sungguh jika berada di samping Meteor, Natha merasa tidak kuat karena Meteor akan banyak berbicara.
Meteor menatap Natha. "Gue ikut boleh?"
Natha mengangguk demi memberhentikan ocehan Meteor. Meteor tersenyum melihat Natha yang kini bisa berjalan bersebelahan. Sebelumnya Meteor selalu berjalan di belakang Natha, tapi kini dia berjalan disebelah Natha.
"Besok ngampus ga?" Tanya Meteor. Natha mengangguk tanpa menatap Meteor. Dia sangat memahami sikap dingin Natha kepadanya. "Abis ke supermarket mau ikut gue makan es krim ga?"
"Tidak," Natha menolak ajakan Meteor. Bukannya marah, Meteor malah tersenyum melihat Natha. Entah kenapa dia selalu nyaman berada di dekat Natha, dia merasakan seperti Metha hadir kembali dengan sikap yang berbeda.
"Kenapa?" Tanya Meteor. Dirinya berusaha berbincang banyak dengan Natha, namun Natha hanya menjawab satu maupun dua kata saja. Meteor memakluminya, karena dia pikir dia juga seperti itu pada orang lain, jika ditanya hanya menjawab satu dua kata saja, tapi entah kenapa jika sedang berbincang dengan Natha dia menghabiskan banyak kata dalam setiap pertanyaannya.
Natha menatap malas Meteor. "Tidak suka,"
"Lo gasuka es krim? Oh, kalau gue lo suka ga?" Goda Meteor. Natha memberhentikan langkahnya kemudian menatap Meteor, pada saat Natha menatapnya Meteor malah menaik turunkan alisnya.
Jujur Natha sudah menahan amarahnya kali ini. "Tidak! Kau bisa diam tidak?!"
Meteor tersenyum lebar. Akhirnya Natha bisa menjawab pertanyaannya dengan kata yang lumayan banyak. "Gabisa, soalnya ada Cinderella di depan guenya,"
Natha bergeming. Hanya telinganya sajalah yang menangkap setiap ocehan Meteor. Matanya fokus ke depan, ternyata supermarketnya masih sangat jauh karena ada di depan jalan komplek Matahari.
"Cuek banget sih Tha?" Tanya Meteor yang sudah tidak tahan harus berdiam-diaman dengan Natha sepanjang jalan. "Ngobrol napa, beruntung loh bisa ngobrol sama pangeran kayak gue,"
"Apa sih?" Tanya Natha kesal mendengar Meteor yang sok kepedan sendiri. Ingin rasanya Natha berteriak meminta tolong agar dijauhkan dari Meteor tetapi apa itu mungkin.
"Supermarketnya masih jauh loh Tha, kenapa tadi ganaik motor gue aja?" Tanya Meteor. Sumpah Natha sudah tidak tahan dengan ocehan yang tidak bermanfaat dari Meteor.
Telat! Batin Natha. Ingin rasanya Natha memasang sesuatu di telinganya agar tidak bisa mendengar ocehan Meteor. Ya Allah, bisa tidak aku dijauhkan dari orang seperti Meteor ini? Batin Natha.
"Tidak usah," jawab Natha, sepanjang jalan Natha hanya mengumpat Meteor dalam hatinya. Mengata-ngatainya kata kasar karena sudah menahan kesal daritadi pada Meteor.
"Jangan cuek dong, kalau udah jatuh hati sama gue susah loh buat bangkit lagi hahaha," tawa Meteor. Entah kenapa tiba-tiba hati Natha seperti merasakan hal yang aneh. "Lo baper ya?"
Natha menelan salivanya, dia terbawa perasaan dengan ucapan Meteor tadi? Tidak mungkin kan. "Tidak, diam Meteor diam!!"
Meteor tertawa. "Uluh-uluh baper beneran nih ya? Kayak-kayaknya mulai suka ya sama gue?"
Tangan Natha sudah menahan pukulan untuk mulut Meteor yang tidak henti-hentinya berbicara. Untung Natha masih punya hati jadi dia tidak akan melakukan hal itu pada Meteor.
"Diam!" Wajah Natha seketika memerah.
"Diam! Biar gue aja ya yang suka duluan sama lo," gombal Meteor. Wajah Natha tiba-tiba memerah karena malu. Namun, Natha berusaha menutupinya dari Meteor dengan cara menunduk.
"(Pabbo!)" Umpat Natha kemudian Natha berlari. Bukannya mengejar Meteor malah tertawa. Meteor tau Natha mulai tersipu padanya dan terbawa perasaan pada setiap gombalannya. (Bodoh!).
~~~~
"Hai Meteor!" Sapa Rere pada Meteor. Di kelasnya kini hanya ada Meteor, Natha dan Rere. Meteor menatap Rere tidak suka karena dia merangkulnya.
Meteor menatap tangan Rere yang sedang berada di pundaknya. "Lepas!"
Natha yang sedang membaca buku mendengar Meteor membentak seseorang pun langsung menatap Meteor heran. Dia kenapa? Sifatnya sangat berbeda, kenapa jika padaku sifatnya dan sikapnya tidak seperti itu? Batin Natha.
"Lo kenapa sih cuek banget?" Tanya Rere yang tidak suka dibentak oleh Meteor.
"Gapapa," jawab Meteor. Natha mengernyit heran. Sepertinya ini bukan Meteor yang dia kenal, kenapa sikap laki-laki ini berbeda pikir Natha.
"Kenapa lo diem terus? Kenapa sih cowo seganteng lo dingin banget jadi orang?" Tanya Rere.
Meteor keheranan sendiri. Lah? Dia kok kayak gini? Pas baru kenalan sama Rere, Rere sikapnya normal dan kayak orang bego lah kenapa sekarang kayak gini? Batin Meteor.
"Sikap lo kenapa kayak gini? Pas lo deketin FmGB sikap lo gakayak gini deh perasaan," tegur Meteor. "Lo pura-pura?"
Rere kikuk di sekak Meteor. "Eng-engga, maaf, gue cuma mau deket sama lo, soalnya sama member FmGB yang lainnya gue udah deket, cuma sama lo aja yang belum deket,"
"Oh," ternyata sangkaan Meteor yang tidak-tidak pada Rere salah. Ternyata Rere hanya ingin dekat dengannya. Memang, selama ini Meteor tidak pernah bicara apapun dengan Rere. "Maaf gue udah marah-marah sama lo,"
Rere mengangguk. "Iya gapapa, yaudah kalau gitu lebih baik gue ke luar dulu aja deh, barangkali lo masih marah, tapi Teor inget ya gue gaada maksud apapun, gue cuma mau deket aja sama lo,"
Rere pun keluar. Kini di kelas hanya ada Meteor dan Natha. Natha yang sedaritadi menyimpan ucapannya pu kini dilontarkan pada Meteor.
"Kenapa sikap kau kasar pada orang lain?" Tanya Natha tanpa melihat Meteor.
Meteor mengerjap-ngerjapkan matanya. "Gue cuma bersikap biasa aja cuma sama lo Tha, karena lo udah buat hari-hari hitam gue jadi berwarna, lo emang pantes buat jadi pengganti Metha, lo sama Metha sama, dan meskipun lo bersikap dingin sama gue dan gasuka sama gue, gue mohon sama lo jangan ngelarang gue buat suka dan cinta sama lo Tha,"
Hati Natha tiba-tiba tertegun sendiri. Matanya melotot karena tidak percaya dengan pernyataan Meteor tadi. Natha hanya pura-pura tidak memikrikan ucapan Meteor dengan cara membaca buku. "Tapi Tha denger, gue yakin gue bisa dapetin hati lo suatu saat nanti!"
~~~~
Meteor & Natha
08-Mei-2018.
YOU ARE READING
Meteor2
Teen FictionCast : - Meteor Adipratama - Anatasyah Nathalia Nichols - Glacio Claudio - Rizka Ningtyas - Rere Fauzia - Riko Julian - Elice Gebriel - Ryan Putra Sukma Description : "Jangan Samakan Aku Dengan Dia, Karena Kita Berbeda." - Natha. Kehilangan seseoran...