~7~

4 1 0
                                    

Lanjutan part 6

"Jangan cuek-cuek sama gue, ntar kalau gacuek sama gue, gue pacarin lo deh," goda Meteor.

Metha mentap Meteor kesal. "Diam!"

Meteor tertawa. "Eh iya jan keseringan baca buku, baca dong hati gue terus pelajarin rumus cinta gue supaya lo ngerti seberapa gue cinta sama lo,"

"Apa sih? Kau cinta padaku? Namun sayangnya aku terlalu risih dengan kehadiranmu!" Bentak Natha yang mulai risih dengan ocehan Meteor.

"Risih? Jangan kayak gitu,ntar lama-lama suka lo sama gue," goda Meteor lagi. Pipi Natha memerah, bukan karena malu namun karena menahan marah.

"Mengharap sekali?" Tanya Natha. Kemudian Natha berjalan keluar dan tidak jadi membaca bukunya. Moodnya telah hancur karena gombalan receh Meteor. Meteor pun mengejar  Natha, namun Natha menghilang ntah kemana.

Ternyata Natha mengumpat di toilet perempuan. Natha menghela napasnya lega karena bisa lepas dari Meteor. Natha pun kembali ke perpus dan membaca novel yang berjudul 'Bunga di atas Batu'.

Meteor masuk kelas dan menengok ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Natha. Namun Natha tidak ada di kelas, Meteorpun tertawa kemudian duduk di bangkunya. Natha sangat membuatnya gemas karena tingkahnya, tingkahnya mirip dengan Metha namun yang dibedakan adalah, sikap cuek Natha tidak ada di diri Metha. Sikap pelit bicara Natha tidak ada di diri Metha. Sikap ngumpat-ngumpatan Natha tidak ada di diri Metha. Namun ada persamaan Natha dan Metha yang membuat Meteor jatuh hati pada Natha.

"Kenapa lo ketawa-tawa Teor?" Tanya Ryan. Meteor menatap Ryan kemudian berhenti tertawa.

Meteor berdehem. "Gapapa,"

"Mikirin Natha yaaaaa," tebak Elice membuatnya semuanya tertawa melihat kesalah tingkahan Meteor.

"Ga," sepertinya sikap humoris Meteor hanya untuk Natha tapi tidak untuk sahabat dan kelurganya.

Tiba-tiba, Rere datang dan sengaja duduk di pinggir Meteor. "Hay!"

"Hmmm Meteor, Putri gajadi balik minggu depan, tapi sekarang dia ada di Pesawat," Elice sengaja tidak menghiarukan sapaan Rere.

"Bener?" Tanya Meteor. Bibirnya yang awalnya datar tiba-tiba menyungging ke atas. Tersenyum. "Terus dia kapan sampai di Bandara Indo?"

Riko menatap Meteor. "Akhirnya Meteor banyak ngomong, Putri dateng Meteor banyak ngomong hahahah!"

"Gue serius!" Bentak Meteor kemudian menoyor kepala Riko.

Rere menatap semuanya intens. "Putri? Siapa dia?"

Rizka menghela napasnya panjang. "Putri member FmGB yang Kuliah di luar negri, dia mau balik ke Indo soalnya lagi libur, member FmGB yang ada di luar Indo itu ada dua, Putri sama Andre," Rere mengangguk.

"Kita jemput Putri yuk!" Ajak Cio. Member FmGB sangat bahagia karena kedatangan Putri tapi tidak dengan Rere.

"Bener! Mumpung lagi free ini kelas, izin aja mau jemput temen gitu," seru Ryan.

"Ayo! Barangkali Putri udah mau sampai," sambung Meteor.

"Gue ikut boleh?" Tanya Rere. Rizka dan Elice menatap Rere tidak suka dan tidak bersahabat.

"Ga!" Serentak Rizka dan Elice.

~~~~

"Putri!" Teriak Meteor memanggil Putri yang sedang berjalan membawa koper berwarna pink.

Pemilik nama yang merasa dipanggil pun langsung menengok ke arah sumber suara. Putri langsung mengulas senyum dibibirnya, kemudian berlari menuju teman-temannya yang sedang merentangkan tangannya semua.

"Putriii!!!" Teriak Rizka dan Elice kemudian memeluk Putri.

Meteor tersenyum. "Lama kan di Indonesia?"

Putri berpikir. "Lama dong, gue kangen nih sama kalian,"

Ryan menghampiri Putri. "Sayangnya gue ngga kangen lo hahahaha, bohong-bohong gue kangen banget sama bocah aneh satu ini hahaha,"

"Gila!" Putri menoyor kening Ryan dan membuat gema tawa di mana-mana.

~~~~

"Sialan! Rizka sama Elice bisa ngehalangin rencana gue buat deket sama Meteor!" Gumam Rere kesal.

Wajah Rere memerah menahan amarah pada Rizka dan Elice. Dia tau Rizka dan Elice sangat tidak menyukai kehadirannya. Rere harus ganti strategi untuk bisa dekat dengan Meteor.

"Gimanapun caranya gue harus bisa deket sama Meteor! Gaada yang bisa buat gue jauhin Meteor!" Kekeh Rere.

Tok tok tok.

Tiba-tiba suara ketukan pintu kamar Rere terdengar jelas di telinga Rere. Akhirnya Rere menormalkan ekspresinya dan mulai membuka pintunya. Ternyata yang mengetuk pintu kamar Rere adalah Indra, yang tidak lain adalah Abangnya Rere.

"Paan?" Tanya Rere pada Indra yang sedang menatapnya.

Indra menunjuk ke bawah. "Dipanggil sama Nika,"

"Ngapain Nika ke sini malam-malam?" Tanya Rere lagi. Indra menatap Rere malas.

"Mana gue tau, turun aja elah apa susahnya sih?!" Indra kemudian langsung pergi.

Rere turun dan menemui Nika yang sedang duduk bersama kedua orantuanya di ruang tamu. Nika yang sadar akan kehadiran Rere pun langsung berdiri.

"Sini!" Nika mengibas-ngibaskan tangannya menyuruh Rere menghampirinya. "Om, Tante, Nika izin bawa Rere keluar sebentar ya, soalnya ada yang mau Nika omongin sama Rere, penting,"

"Iya," orangtua Rerepun langsung mengiyakan permintaan Nika. Nika menarik tangan Rere dan membawanya keluar. Sedangkan Rere hanya pasrah mengikuti keinginan Nika.

"Ada apa sih Nik?" Tanya Rere heran. "Ada apa? Kenapa harus ngomong diluar?"

"Re, gue saranin lo udah deh berhenti suka sama Meteor, dia sekarang suka sama cewe lain," pinta Nika. Rere menernyit.

"Suka sama cewe lain? Siapa?" Tanya Rere yanh sedikit tidak percaya dengan Nika.

"Gue denger-denger dari mahasiswa/i lain, katanya Meteor suka sama cewe satu jurusannya, namanya Natha yang dari Korea," tutur Nika.

Rere mulai berpikir. "Oh si mulut kekunci itu? Meteor suka sama dia? Kenapa Meteor gasuka sama gue aja sih?!"

"Denger Re! Jangan coba-coba lo ngehancurin kisah cinta Meteor! Jangan buat Meteor nyesel buat kedua kalinya!" Pinta Nika.

"Gabisa Nik! Gue harus ngehancurin hubungan Meteor sama Natha! Gue gabisa diem aja liat orang yang gue suka malah suka sama orang lain!" Tolak Rere. "Gimana pun caranya Meteor harus jadi milik gue! Liat aja besok!"

"Keras kepala lo!" Bentak Nika. Kemudian Nika pergi tanpa berpamitan pada kedua orang tua Rere. Sedangkan Rere masih berdiam diri di luar dan memikirkan sesuatu.










^^^^
Meteor&Natha - 8 Mei 2018.

Meteor2Where stories live. Discover now