Pagi ini aku terbangun lebih awal dari biasanya. Aku mengambil handuk lalu bergegas ke kamar mandi.
Setelah siap dengan semua kegiatan di kamar, aku segera turun dan duduk untuk memakan sarapanku. Kulihat wanita itu dengan telaten menyiapkan makanan untukku. Kuperhatikan senyum tulus yang terpampang indah di wajah cantik ibuku kala ia menyajikanku roti bakar di atas piring.
"Makasih ibu.." ucapku lalu segera memakan sarapanku. Tidak biasanya wanita ini menyiapkan sarapan untukku. Bahkan mungkin baru sekali ini dia melakukannya untukku. Tunggu, sepertinya ada yang kurang..
"Dimana ayah?" Tanyaku pada wanita itu saat menyadari sesuatu yang kurang itu dengan keadaan mulutku yang masih penuh. Aku sedikit khawatir dengan ayahku. Apakah dia marah padaku tentang masalah malam tadi?
"Ayahmu sakit, dia tidak bisa mengantarmu ke sekolah hari ini. Ibu akan menyuruh sopir di kantor ibu untuk mengantarkanmu" ucapnya santai seraya beralih duduk di hadapanku.
Sopir kantor? Kenapa tidak dia saja yang mengantarkanku sekolah? Bukankah dia bisa menyetir? Lalu, ayahku akan tinggal dengan siapa di rumah ini? Sungguh istri yang sangat jauh dari kata idaman.
"Bagaimana dengan ayah?" aku bertanya pada ibuku dengan sedikit ragu. Bagaimana mungkin dia masih tenang bekerja di saat suaminya sudah jelas sedang sakit.
Ibuku terdiam saat aku menanyakan hal itu, mungkin dia sedang merenung untuk menyadari bahwa saat ini ia bagai tengah menelantarkan suaminya.
"Ibu akan memanggilkan seorang pembantu rumah tangga untuk merawat ayahmu. Kau tidak perlu khawatir Mee Yon, ayahmu akan baik-baik saja" ucapnya santai lalu beranjak dari hadapanku. Jika saja dia bukan ibuku, aku mungkin sudah memakinya saat ini karena telah menelantarkan ayahku.
Tak lama kulihat dia telah berpakaian rapi-seperti biasa saat akan pergi ke kantor. Dia menghampiriku lalu mengecup dahiku seperti biasanya.
"Sopir kantor ibu akan datang sebentar lagi, tunggulah sebentar. Nanti kau bisa pulang dengannya lagi, Ibu akan berangkat kerja dulu. Semoga harimu menyenangkan" ucapnya lalu kembali mengecup dahiku. Aku hanya mengangguk paham mendengar penuturannya dan duduk untuk menunggu sopir kantornya untuk mengantarkanku sekolah.
Tak lama terlihat sebuah mobil terparkir di depan rumahku, aku sudah yakin bahwa itu adalah sopir kantor yang dimaksud ibuku. Tanpa berpikir panjang aku langsung menaiki mobil itu yang hendak mengantarkanku ke sekolah.
▪▪▪
Aku baru saja menginjakkan kakiku di sekolah swasta ini. Mataku menangkap sebuah spanduk besar yang terpampang jelas di dekat papan informasi. Aku pergi melihat itu karena sedikit penasaran dengan keadaan yang membuat banyak siswa mengerubungi papan informasi itu.
"Acara peringatan hari ibu?" Aku sedikit terkejut membacanya. Bagaimana aku bisa lupa bahwa besok adalah hari ibu. Sungguh Mee Yon yang bodoh.
"Mee Yon, apakah ibumu akan datang? Kudengar ibumu sering pulang larut malam. Kurasa tak mungkin, dia tidak akan datang. Menyedihkan sekali dirimu.." ucap salah seorang teman sekelasku. Dia berbicara terlalu sarkastik. Mengingat dirinya yang selalu saja mengomentari tentang masalahku, aku bagaikan sudah hilang kesabaran dibuatnya. Namun aku masih dapat mengontrolnya. Aku pun beranjak pergi tanpa mempedulikan panggilan bodoh yang terus ia lontarkan padaku lewat mulut berbisanya itu.
Saat ini aku tengah duduk di bangku taman belakang sekolah sambil memakan roti yang telah kubeli sebelumnya di kantin. Aku masih memikirkan apakah ibuku akan datang melihat acara itu. Aku paling muak dengan acara seperti itu, seperti tahun kemarin, aku bahkan hanya mengucapkan kata terima kasih kepada ayahku yang seharusnya ucapan itu aku berikan untuk ibuku. Haruskah aku menahan malu lagi? Tahun kemarin aku masih dapat menerima sorakan dari teman-temanku karena pikiranku masih dapat dibilang anak-anak begitu pun juga mereka. Tapi untuk kali ini, ahh.. Aku bahkan tidak bisa mengungkapkannya.
Aku masih terus menatap lurus ke depan sampai manik bambiku menangkap seseorang tengah berjalan ke arahku. Ah.. sial, guru bodoh itu lagi.
"Kau sedang apa di sini Mee Yon, apakah kau memikirkan tentang acara besok? Apakah kau takut jika ibumu tidak bisa datang lagi?" ucapnya padaku seraya mengelus rambutku yang tergerai rapi. Si guru pencari muka. Aku sudah yakin bahwa dia akan menawarkan dirinya menjadi ibuku besok dan menerima ucapkan selamat hari ibu dariku. Membayangkannya saja sudah membuat perutku mual. Ditambah lagi nanti dia pasti akan memintaku untuk mengajak ayahku juga.
"Jika kau mau, aku siap untuk menggantikan ibumu besok. Dan jangan lupakan untuk mengajak ayahmu juga" sudah kuduga bahwa dia akan mengatakan hal itu, otakku terlalu cerdas hanya untuk menangkap drama bodoh yang akan dibuat oleh guru ini. Aku memutar mataku malas dan menjauhkan tangannya yang terus mengelus rambutku.
"Maaf buk, aku tau kau hanya berpura-pura baik padaku. Aku tau kau menyukai ayahku, tapi aku tidak bisa menolongmu untuk bersandiwara di depan ayahku. Dan satu lagi, jangan pernah dekati ayahku karena ayahku hanya mencintai ibuku seorang saja. Permisi.." ucapku beranjak menjauh darinya dan membiarkan dia untuk mencerna kalimatku tadi. Aku sudah muak jika harus selalu bersikap baik kepada guru ini. Benar-benar menyebalkan..
▪▪▪
"Aku pulang.." ucapku saat kakiku menginjakkan telapaknya di teras rumahku. Aku dapat melihat ganggang pintu bergerak menandakan seseorang tengah membukakan pintu di dalam sana.
"Bagaimana harimu?" ucapnya setelah pintu itu terbuka dengan sempurna. Dia ayahku. Tampaknya keadaannya sudah mulai membaik.
"Tidak sebaik biasanya. Aku sangat muak dengan hari ini" ucapku seraya beranjak masuk disusuli oleh ayahku yang saat ini tengah menutup pintu kembali.
"Kenapa seperti itu?"
"Besok hari ibu, Ayah. Dan yang aku ingin adalah kejadian tahun lalu tidak terulang lagi, karena besok aku ingin ibu datang ke sekolahku,," ucapku dengan nada yang sedikit dingin. Dapat kulihat raut wajah ayahku berubah menjadi iba dan diiringi helaan napas beratnya. Aku tau ayahku mungkin harus menampar ibuku lagi untuk membujuknya agar mau datang ke sekolahku. Dan tentunya hal itu akan membuat hatinya nyeri..
Dan pertanyaannya sekarang adalah, apakah ibuku akan datang?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Tbc
Votmen nya guys..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mom || Jinsoo ✓
Historia Corta[END] Hanya karena umurku yang masih belum terlalu dewasa kalian pikir dapat menipuku dengan sandiwara bodoh itu? Menyedihkan.. Cuma cerita singkat kok, yang tanpa disengaja membuat pembacanya menangis. Tertarik membacanya? Jangan lupa follow sebelu...