1👨‍👩‍👧

15.8K 945 73
                                    

Aku tak pernah bersikap seakan aku sudah akan beranjak remaja di hadapannya. Dengan begitu banyak kesibukan aku rasa tak pantas mengabaikannya, bagi beliau aku masih anak perempuannya yg berumur 10 tahun, yg dimanja seakan aku berada dimasa itu. Dengan segenap cerita pahit dan bahagia aku sajikan, dan lagi-lagi senyum lebar, pelukan, dan perlakuan yg sama aku dapat. Ayahku-Kim Seokjin tetap menganggapku anak perempuan kecil nya.

Aku tak pernah merasakan mempunyai keluarga yang sempurna. Ibuku-Kim Jisoo lebih mementingkan pekerjaannya ketibang anaknya. Aku bahkan tak mengetahui pekerjaannya. Aku hanya takut dia bekerja sebagai bitch di luaran sana seperti yang teman-temanku bilang. Apakah uang ayahku tidak cukup baginya? Ayahku bahkan bekerja di perusahaan besar disini. Dia benar-benar serakah..

Seperti pagi ini, aku tengah duduk dengan sarapan yang telah tersedia di hadapanku. Aku melihatnya-wanita itu turun dari kamarnya menghampiri aku dan ayahku. Itu yang dia lakukan setiap pagi.

"Pagi sayang.. semoga harimu menyenangkan.." ucapnya padaku seraya mengecup dahiku ringan. Hanya itu kalimat setiap hari yang aku dengar dari mulutnya. Aku bahkan sudah muak melihat hanya adegan itu yang dia lakukan setiap pagi.

Setelah itu, tanpa sarapan, dia menghampiri ayahku dan mengecup punggung tangannya. Disini dia sangat kelihatan seperti wanita yang sangat menyayangi dan menghormati suaminya. Berpamitan sebelum berangkat kerja. Namun jangan tertipu olehnya, mereka hanya melakukan sandiwara di depan gadis remaja ini-aku.

Aku melihat ayahku hanya menatap sendu wanita itu. Dia sangat mencintai istrinya, aku tau itu. Namun ibuku tidak pernah terlihat benar-benar mencintai ayahku. Aku sangat menyesal terlahir dari rahimnya. Kenapa mereka bisa memiliki anak tanpa dasar cinta? Dan bodohnya, akulah yang berperan sebagai anaknya disini.

"Mee Yon, ayo cepat habiskan sarapanmu. Kau tidak mau terlambat ke sekolah kan??!!" Ucap ayahku padaku. Aku hanya mengangguk dan menghabiskan sarapanku. Ayahku sangat pengertian denganku. Ayahku disini bagaikan berperan sebagai ayah sekaligus ibu untukku.

Tak lama kemudian, akupun berangkat ke sekolah bersama ayahku. Dia yang setiap hari mengantarku kesini-SMP swasta.
Sementara ibuku, dia bahkan tidak pernah menginjakkan kaki di sekolahku. Aku bahkan hanya bertemu dengannya dipagi hari.

"Belajar dengan rajin ya.. Buat ibumu bangga" ucapnya padaku seraya mengecup dahiku pelan. Aku hanya tersenyum pahit menanggapinya. Aku selalu berpikir, untuk apa aku membuat wanita itu bangga sementara dia bahkan tak pernah mempedulikanku? Menyakitkan..

"Hati-hati ayah.." ucapku melambaikan tangan saat ayahku sudah kembali masuk ke dalam mobil untuk berangkat bekerja. Dia merupakan orang yang paling aku sayangi di dunia ini.

Aku semakin dalam memasuki kawasan sekolah swasta ini. Disini aku bagaikan tidak memiliki teman.

"Hei.. kau anak jalang, masih berani kau bersekolah disini. Kau tak pantas bersekolah di tempat ini"

Aku sudah biasa mendengar hal seperti itu, kenapa mereka bisa berpikir ibuku seorang jalang? Walaupun aku membencinya, aku tetap tidak terima apabila wanita yang melahirkanku dikatai jalang seperti itu.

Aku hanya terdiam menanggapi perkataan orang yang butuh ketenaran itu. Ayahku sering berkata untuk mengabaikan hal yang menurutku tidak penting. Tapi tetap saja, aku merasa iri dengan teman-temanku yang bagiku mereka memiliki keluarga yang sempurna. Aku iri pada mereka..

Aku berjalan menuju kelasku, namun langkahku terhenti saat seorang guru memanggilku.

"Mee Yon.." panggilnya. Dia guruku-Irene. Ini yang dia lakukan setiap pagi, memanggilku kemudian bertanya soal perkembangan rumah tangga keluargaku. Terlalu ikut campur, kurasa dia sangat berharap ayahku dan ibuku bercerai. Dia menyukai ayahku, itu sangat jelas terlihat ketika dia berbicara dengan ayahku saat dulu orang tua murid diundang ke sekolah ini.

"Ayahku sangat mencintai ibuku. Dan mereka masih baik-baik saja" ucapku tanpa perlu mendengar terlebih dulu kalimat yang akan ia tanyakan. Aku bahkan sudah hapal apa yang akan dia tanyakan di pagi hari ini. Aku begitu tidak menyukai guru yang satu ini.

Wanita itu hanya menghela napas kasar. Mungkin dia berharap menerima kabar buruk tentang keluargaku. Terlalu lancang sekali dia menanyakan masalah rumah tangga orang tuaku kepada anaknya sendiri-aku.

Melihat dia yang tidak merespon apapun, aku segera masuk ke dalam kelas tanpa memperdulikan guru bodoh ini tengah hanyut dengan pikirannya sendiri.

▪▪▪

Saat ini malam, aku tengah duduk di kursi meja belajar di kamarku setelah sebelumnya makan malam bersama ayahku. Dan tentu saja tidak bersama wanita itu-ibuku.

Seketika aku mendengar suara decitan pintu kamarku. Aku yakin itu ayahku, tidak mungkin wanita itu yang masuk ke kamarku. Aku bahkan tak mengetahui kapan dia pulang.

"Mee Yon, kau belum tidur?"

"Belum ayah, aku masih belum mengantuk" ucapku pada ayahku saat dia memasuki kamarku.

"Bagaimana harimu disekolah tadi?"

"Seperti biasa. Tidak ada yang istimewa, mereka masih memanggilku anak seorang jalang. Dan juga, guru gila itu masih bertanya tentang ayah dan ibu" ucapku pada ayahku. Inilah yang aku lakukan setiap malam menjelang aku tidur, mengisahkan pengalaman pahitku saat di sekolah.

Ayahku hanya diam mendengar penuturanku, tersirat banyak kesedihan di balik senyum yang terus dia tampilkan di wajah tampannya. Ya.. ayahku memang tampan, dan semua orang tau itu. Mungkin hanya ibuku yang buta dengan ketampanannya. Menyedihkan..

"Lalu bagaimana tanggapanmu kepada mereka?"

"Seperti yang ayah bilang. Aku hanya mengacuhkannya" ayahku hanya tersenyum mendengar hal itu.

"Jangan pernah membenci ibumu.." ucapnya lirih. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Ayahku begitu tabah menghadapi sikap ibuku yang terus bersandiwara.

Aku hanya terdiam seraya membatin 'maafkan aku ayah, namun aku sudah terlanjur membenci Kim Jisoo'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Annyeong.. author kembali dengan ff baru. Karya acak-acakan ini. Sebenarnya author mau bikin Liskook lagi, karena belum kepikiran ide author akhirnya bikin Jinsoo. Ikutin cerita ini terus ya.. jangan lupa votmen nya..

Kalau mau ngasih ktitik atau saran silahkan. Author bakal nerima..

My Mom || Jinsoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang